Uji Kualitas Obat Tradisional Antidiabetes dari Buah Buncis dan Buah Pare

pare dan buncis

Diabetes mellitus (DM) berasal dari bahasa Yunani. Diabetes berarti pancuran dan mellitus berarti madu atau gula. Berdasarkan asal katanya tersebut, diabetes mellitus digunakan untuk menyebut suatu penyakit yang ditandai dengan banyaknya air kencing pada penderita dan berasa manis. Oleh karena itu, secara awam penyakit ini juga sering disebut sebagai“penyakit kencing manis”.

Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang cukup serius dimana insulin tidak dapat diproduksi secara maksimal oleh pancreas. Insulin merupakan hormone yang mengatur glukosa. Insulin yang tidak bekerja dengan adekuat akan membuat kadar glukosa dalam darah tinggi. Kadar glukosa darah normal adalah 70-110 mg/dL pada saat berpuasa (Fatimah, 2015).

Diabates banyak dialami oleh masyarakat dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang global, sehingga pada saat ini mennjadi prioritas dalam memecahkan masalah kesehatan oleh para pemimpin dunia (Global, 2016).

Bacaan Lainnya

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah dalam tubuh. penjagaan diabetes meliputi pola makan yang sehat, olahraga yang teratur, dan penggunaan obat-obatan. Selain itu,ada beberapa buah dan sayuran telah diteliti karena potensinya yang cukup menjamin dalam membantu mengontrol kadar gula darah, di antaranya adalah buah pare dan buncis.

Baca juga : Buah Pala (Myristica Fragrans) sebagai Senjata Alami Mencegah Diare

Banyak tumbuhan di Indonesia yang sangat terbukti digunakan sebagai salah satu sumber dari bahan baku antidiabetes melitus, karena tumbuhan ini mempunyai senyawa-senyawa yang berkhasiat menurunkan gula darah. Diantara 250.000 spesies tanaman obat di seluruh dunia diperkirakan banyak yang mengandung senyawa antidiabetes melitus yang belum diketemukan seperti buncis dan pare. Dimana ini akan dibahas dalam artikel ini.

Pare (Momordica charantia) telah digunakan sebagai obat maupun nutrasetikal yang digunakan dalam mengatasi berbagai gangguan inflamasi termasuk diabetes. Buah pare tinggi kalori, kaya vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan seperti senyawa fenolat. Momordisin, karantin, polipetida P dan vicin merupakan senyawa bioaktif yang berperan sebagai antidiabetes.

Data efikasi telah diperoleh melalui studi biokimia dan uji hewan. Standardisasi formulasi, ukuran sampel yang cukup, pengacakan, alokasi intervensi dan penyamaran personil serta partisipan merupakan tantangan dalam uji klinis sehingga diperoleh hasil dengan kualitas studi yang baik. (Andayani,Y 2020).

Buncis (Phaseolus vulgaris) kaya akan protein, pati, serat, mineral, vitamin B dan senyawa antioksidan. Selain itu hasil penapisan fitokimia serbuk ekstrak etanol buah buncis menunjukkan kandungan flavonoid, alkaloid, fenol, saponin, steroid dan triterpenoid . Senyawa fenolat, alfa amilase dan serat menyebabkan buncis merupakan asupan yang baik bagi pasien diabetes.

Uji pre-klinis maupun klinis menunjukkan efek antidiabetes dari buncis sebagaimana hasil telaah literatur Singhal, dkk. 2014 dan Nyau, 2014. Sebagai contoh, ekstrak etanol 300 mg/kgBB buah buncis dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus diabetes dengan respons lebih besar dibandingkan metformin, (Andayani,Y 2020).

Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penyandang diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/ kg BB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dll.

Tips Makanan untuk Penderita Diabetes

Nasi

Nilai kalori dalam nasi mendekati nilai kalori sereal, contohnya gandum. Sayangnya mengkonsumsi nasi dapat meningkatkan jumlah gula darah dengan cepat. Oleh karena itu, sebaiknya penderita diabetes hanya mengkonsumsi sedikit nasi. Lebih baik lagi jika nasi dikombinasikan dengan roti gandum dan sayuran. Serat yang ada dalam makanan tersebut dapat mencegah naiknya kadar gula darah dengan cepat. Beras tumbuk atau beras merah merupakan pilihan makanan yang lebih baik dibandingkan beras giling.

Gula dan Makanan Manis

Gula dan makanan manis tidak berhubungan langsung dengan munculnya penyakit diabetes mellitus. Ketidakmampuan tubuh mem buat insulin akan mengakibatkan diabetes jika tubuh tidak mampu menggunakan gula dan karbohidrat. Saat mengkonsumsi gula, seseorang yang cenderung menderita diabetes mellitus akan mengalami peningkatan gula darah dalam jumlah besar dan akan menimbulkan diabetes atau paling tidak memperburuk kondisi tubuhnya. Konsumsi gula dan makanan manis lainnya dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan penambahan berat badan. Penambahan berat badan dikombinasikan dengan gaya hidup yang santai, sejarah diabetes mellitus dalam keluarga, dan stres merupakan factor pendorong munculnya diabetes.

Buah dan Sari Buah

Penderita diabetes diperbolehkan mengkonsumsi buah, tetapi dalam jumlah yang terbatas. Pepaya, jambu biji, strobery, apel, dan jeruk dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes karena mengandung serat dan mineral. Buah-buahan tersebut juga meningkatakan kadar gula darah secara bertahap. Pisang, mangga, sawo, anggur, dan buah-buahan manis lainnya harus dibatasi. Jus buah sebaiknya tidak dikonsumsioleh penderita diabetes karena langsung meningkatkan kadar gula darah dan tidak mengandung serat.

Baca juga : Pentingnya Menjaga Kesehatan dan Menerapkan Pola Hidup Sehat

Pada penelitian (Achmad,dkk 2016) ini pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare dan buncis dengan perbandingan konsentrasi 75%:25% dan 25%:75% menghasilkan interaksi zero karena menghasikan efek hipoglikemik yang tidak berbeda signifikan dengan pemberian ekstrak etanol buah pare ataupun buncis secara tunggal. Pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare dan buncis dengan perbandingan konsentrasi 50%:50% menghasilkan interaksi positif (sinergis) karena menghasikan efek hipoglikemik yang berbeda signifikan dengan pemberian ekstrak etanol buah pare ataupun buncis secara tunggal.

Jadi dapat disimpulkan Campuran ekstrak buah pare (Momordica charantia) dan buncis (Phaseolus vulgaris) dapat menurunkan kadar gula darah dengan efek sinergisme optimal dengan perbandingan konsentrasi 50%:50%.

Buah pare dan buncis memiliki potensi yang menjanjikan sebagai agen antidiabetes karena kemampuan mereka untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Dengan memasukkan buah pare dan buncis dalam pola makan sehat, penderita diabetes dapat mengambil langkah tambahan dalam mengelola kondisi mereka dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami dengan lebih baik mekanisme kerja dan dosis yang tepat untuk penggunaan terapeutik mereka.

 

Penulis: Ozy Zaputri

Mahasiswa Jurusan Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

 

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI