Adakah Hubungan Antara Frekuensi Asupan Kalsium, Magnesium, dan Zat Besi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja?

siklus menstruasi

Ketika menginjak usia remaja, anda mengalami perubahan fisik yang terkait dengan proses biologis, yaitu pubertas. Gadis remaja yang memasuki masa puber mengalami menstruasi. Lalu apakah anda mengetahui apa itu menstruasi?

Menurut Tombokan 2017, menstruasi ialah bagian pertama dari kematangan seksual pada masa remaja seorang wanita. Rata-rata wanita mengalami menstruasi sebulan sekali dan dibutuhkan waktu sekitar seminggu untuk meluruhkan dinding rahim. 

Siklus menstruasi biasanya terjadi tiap 24-35 hari, dengan lama 3-7 hari. Kebutuhan energi dan zat gizi remaja di Indonesia banyak yang tidak tercukupi, permasalahan ini disebabkan karena pola makan mereka kurang baik, baik dari pemilihan segi variasi makanan maupun jumlah porsi yang masih sedikit.

Bacaan Lainnya

Hal tersebut dapat berpengaruh pasa siklus menstruasi pada remaja putri, sehingga gangguan siklus menstruasi di Indonesia angkanya masih tergolong tinggi.

Data Riset Kesehatan Dasar (2018), menemukan bahwa terdapat 14,5% wanita usia 10 hingga tahun 59 tahun mengalami ketidakaturan menstruasi. Sedangkan pada Wanita usia 15 tahun hingga 19 tahun yang mengalami ketidakaturan menstruasi sebanyak 36,3%.

Di antara wanita di akhir usia belasan, 75% terkena gangguan menstruasi, misalnya menstruasi tertunda, menstruasi tak teratur, nyeri, serta pendarahan hebat. Beberapa faktor dapat menyebabkan siklus tidak teratur pada remaja.

Faktor yang bisa mengakibatkan gangguan reproduksi misalnya siklus menstruasi seperti gangguan hormonal, stres, penyakit sistemik, tiroid, kelebihan prolaktin, IMT tinggi ataupun rendah, status gizi, aktivitas fisik, serta usia menarche. Beberapa remaja memiliki siklus menstruasi yang tak teratur karena ketidakseimbangan hormon.

Hormon yang mengatur siklus menstruasi wanita adalah estrogen, progesteron, dan gonadotropin. Mikronutrien penghasil hormon ialah mineral, yakni magnesium, kalsium, serta zat besi.

Keteraturan menstruasi dan pematangan folikel ditingkatkan melalui pemenuhan kalsium. Sehingga kebutuhan kalsium sangat penting bagi remaja putri agar siklus menstrusasimya teratur.

Selain itu, kebutuhan magnesium juga penting bagi remaja putri karena kadar magnesium sangat dibutuhkan pada produksi estrogen selama ovulasi dan magnesium tersedia untuk karbohidrat selama fase luteal, fase pasca ovulasi.

Di samping itu, kejadian anemia ferotrofik dapat disebabkan karena simpanan zat besi berkurang serta asupan zat besi yang dikonsumsi rendah, sehingga ada gangguan keseimbangan zat besi di tubuh yang mengakibatkan kadar hemoglobin lebih rendah dari normal.

Remaja dengan kadar hemoglobin yang kurang dapat mengakibatkan pertumbuhan lambat serta memberi pengaruh siklus menstruasi.

Gangguan menstruasi mempengaruhi kualitas hidup serta aktivitas harian, serta mungkin memiliki implikasi kesehatan reproduksi, misalnya polimenorea terkait penurunan kesuburan serta keguguran, oligomenore terkait anovulasi, infertilitas, serta anemia.

Ada beberapa cara untuk meminimalisir terjadinya gangguan menstruasi, antara lain :

  1. Mencukupi asupan zat gizi makro maupun mikro sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
  2. Mengkonsumsi sumplemen kalsium 1.000 mg per hari untuk meningkatkan pematangan folikel.
  3. Menambah pengetahuan mengenai makanan yang mengandung zat besi dan makanan yang dapat menghalangi penyerapan zat besi.
  4. Mengkonsumsi makanan dengan asupan zat gizi yang memberi pengaruh status gizi yang baik hingga hipotalamus bekerja lebih baik menghasilkan hormon reproduksi yang diperlukan untuk membuat siklus menstruasi jadi teratur.

Penulis: Falita Wulandari
Mahassiwa Jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI