Bagaimana Islam Mengatur tentang Hadlarah

hadlarah

Hadlarah adalah sekumpulan mafahim atau ide yang dianut dan mempunyai fakta tentang kehidupan. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dari hadlarah adalah seperti patung.

Hadlarah Barat dibangun berdasarkan pemisahan agama dari kehidupan dan pengingkaran terhadap peran agama dalam kehidupan. Di atas landasan inilah mereka tegakkan sendi-sendi kehidupan beserta peraturan-peraturannya.

Kehidupan menurut mereka hanya untuk meraih maslahat atau manfaat. Manfaat menjadi ukuran bagi setiap perbuatan mereka. Dari sinilah manfaat menjadi paham yang menonjol dalam sistem dan hadlarah ini.

Bacaan Lainnya

Menurut mereka, kehidupan ini semata-mata hanya digambarkan dalam kerangka manfaat. Sedangkan kebahagiaan mereka artikan sebagai usaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin kenikmatan jasmani, serta tersedianya seluruh sarana kenikmatan tersebut.

Baca juga: Hubungan Hukum Islam dan Hukum Internasional

Kebudayaan Barat menganggap bahwa lukisan perempuan telanjang yang menampilkan seluruh bentuk keindahan tubuh sebagai bentuk madaniyah paham kehidupannya terhadap wanita. Karena itu, orang Barat memandangnya sebagai bentuk madaniyah yang bersifat seni yang diagung-agungkan.

Namun bentuk madaniyah semacam ini bertentangan dengan hadlarah Islam dan berlawanan dengan pandangannya terhadap wanita yaitu sebagai suatu kehormatan yang wajib dijaga. Islam melarang lukisan ini karena akan merangsang syahwat dan dapat menyebabkan kerusakan akhlak.

Dengan demikian, hadlarah Barat adalah hadlarah yang dibangun berdasarkan maslahat saja. Tidak ada nilai lain selain manfaat. Mereka tidak mengakui apapun selain manfaat. Mereka jadikan manfaat sebagai ukuran bagi setiap perbuatan.

Aspek kerohanian menurut mereka, menjadi urusan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masyarakat. Wajar, dalam hadlarah Barat tidak terdapat nilai moral, rohani, dan kemanusiaan. Yang ada hanya nilai-nilai materi dan manfaat saja.

Baca juga: Pendidikan Demokrasi Dilihat dari Kacamata Islam

Adapun hadlarah Islam berdiri di atas landasan yang bertentangan dengan landasan hadlarah Barat. Pandangannya tentang kehidupan dunia juga berbeda dengan yang dimiliki oleh hadlarah Barat.

Demikian pula arti kebahagiaan hidup menurut Islam sangat berlawanan dengan arti kebahagiaan hidup menurut hadlarah Barat.

Hadlarah Islam berdiri atas dasar iman kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, dan bahwasanya Dia telah menjadikan untuk alam semesta, manusia, dan hidup ini suatu aturan yang masing-masing harus mematuhinya.

Diutusnya untuk kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan membawa Agama Islam. Oleh karenanya, hadlarah Islam berdiri atas dasar aqidah Islam yaitu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab suci-Nya, Hari Kiamat, serta Qadha dan Qadar baik buruknya dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Aqidah-lah yang menjadi dasar bagi hadlarah ini.

Dengan demikian, hadlarah ini berlandaskan pada asas yang memperhatikan ruh yaitu hubungan manusia dengan Pencipta.

Konsep kehidupan menurut hadlarah Islam, dapat dilihat dalam konsep dasar Islam yang lahir dari aqidah Islam serta yang menjadi dasar bagi kehidupan dan perbuatan manusia di dunia. Kesadaran manusia akan hubungannya dengan Allah itu dilihat dari halal haram-nya perbuatan.

Baca juga: Hukum Bayi Tabung Menurut Islam, Haram atau Tidak?

Dengan demikian jalur perbuatan seorang muslim adalah perintah Allah dan larangan-Nya. Sedangkan tujuan yang mengarahkan amal perbuatan agar berjalan di atas jalur perintah Allah dan larangan-Nya adalah keridhoan Allah semata, bukan manfaat.

Selain itu, kebahagiaan hidup menurut Islam adalah mendapatkan ridho Allah Subhanahu wa ta’ala. Bukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmani manusia.

Sebab, pemuasan kebutuhan manusia baik yang bersifat jasmani maupun naluri merupakan sarana mutlak untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, tetapi tidak menjamin adanya kebahagiaan.

Inilah pandangan hidup menurut Islam, dan inilah dasar bagi pandangan tersebut, yang menjadi asas bagi hadlarah Islam.

Penulis:
1. Muhamad Busro
Mahasiswa Ilmu Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Islam Indonesia
2. Nur Zaytun Hasanah
Alumni Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI