Bahaya Penyakit Diabetes Mellitus

Bahaya Penyakit Diabetes Mellitus

Apa itu Diabetes Mellitus? Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi karna tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula didalam darah tidak dapat di metabolisme dengan baik oleh tubuh.

Penyakit ini dapat kita cegah sedini mungkin, namun dalam beberapa kasus Diabetes Mellitus (DM) ini juga biasanya di turunkan oleh orang tua kepada anaknya. Jika kedua orang tua nya mempunyai DM, risiko anak mengalami DM bisa mencapai 50%.

Gejala dari Penyakit Diabetes Mellitus

Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus di waspadai sebagai pertanda diabetes. Berikut gejala-gejala yang dialami oleh penderita Diabetes :

Bacaan Lainnya
  1. Poliuria ( sering buang air kecil )
  2. Polidipsia ( sering haus )
  3. Polifagia ( banyak makan/mudah lapar )

Tipe Penyakit Diabetes Mellitus

Pada penyakit ini memiliki beberapa tipe di antaranya :

1. Diabetes Tipe 1

Pada tipe 1 ini penyakit penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin. Umumnya pada tipe 1 ini ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa muda, meski bisa terjadi pada usia berapa pun. Pada tipe 1 ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan patogen (penyakit) malah menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas (autoimun).

2. Diabetes Tipe 2

Jenis diabetes ini lebih umum terjadi dibandingkan dengan tipe 1. Diperkirakan sekitar 95% kasus DM adalah tipe 2.

Namun, diabetes tipe 2 ini biasanya terjadi pada orang dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang gerak dan berat badan berlebih.

Gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif merespon hormon insulin. Kondisi ini disebut juga dengan resistensi insulin.  Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat memproses glukosa dalam darah menjadi energi dan akhirnya menumpuk di dalam darah.

Untuk mengatasi gejala tipe 2, pasien harus menjalani pola hidup sehat, seperti mengatur pola makan dan banyak melakukan aktivitas fisik. Dokter juga mungkin akan memberikan obat untuk menurukan kadar gula yang tinggi dalam darah.

3. Diabetes Tipe 3

Pada tipe 3 ini adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai insulin ke dalam otak. Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan kerja dan regenerasi sel otak sehingga dapat memicu terjadinya penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer pada penderita DM kemungkinan disebabkan oleh resistensi hormon insulin dan tingginya kadar gula dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan sel otak dalam tubuh.

4. Diabetes Tipe 4

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang tejadi pada ibu hamil. Pada tipe ini bisa terjadi selama kehamilan, walau tidak memiliki riwayat diabetes. Menurut American Pregnancy Association, klasifikasi diabetes ini muncul karena plasenta ibu hamil akan terus menghasilkan sebuah hormon khusus. Dan, hormon inilah yang menghambat insulin bekerja dengan efektif. Akibatnya, kadar gula dalam darah menjadi tidak stabil selama kehamilan.

Diagnosis Diabetes

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali pada diabetes tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Namun, diabetes umumnya tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya. Beberapa metode yang dapat dilakukan oleh pasien, antara lain :

1. Tes Gula Darah Sewaktu

Tujuannya untuk mengukur kadar gula dalam darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak diharuskan untuk berpuasa terlebih dahulu.

Nilai normal pada pemeriksaan gula darah sewaktu ini adalah < 180 mg/dL. Jika hasil pemeriksaan ini menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis diabetes.

2. Tes Gula Darah Puasa

Tujuannya untuk mengukur kada gula dalam darah pada saat berpuasa. Pasien akan diminta untuk berpuasa terlebih dahulu selama 8 – 10 jam sebelum melakukan tes ini.

Nilai normal pada pemeriksaan gula darah puasa ini adalah < 110 mg/dL. Jika hasil pemeriksaan ini menunjukan kadar gula diantara 110 – 125 mg/dL menunjukan pasien menderita prediabetes. Namun, jika hasil tes gula darah puasa > 125 mg/dL menunjukkan bahwa pasien menderita diabetes.

3. Glukosa Toleransi Tes

Pada tes ini pasien akan diminta untuk berpuasa selama semalam, kemudian menjalani tes gula darah puasa. Selanjutnya, pasien akan diminta untuk meminum larutan gula khusus. Setalah 2 jam pasien akan diambil kembali sampelnya untuk di periksa.

Nilai normal pada pemeriksaan glukosa toleransi tes < 140 mg/dL. Jika hasil kadar gula 140 – 199 mg/dL menunjukkan prediabetes. Namun, jika hasil glukosa toleransi tes ini 200 mg/dL atau lebih dikatakan menderita diabetes.

4. Tes HbA1C (Glycated Haemoglobin Test )

Tujuannya untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 3 bulan terakhir. Tes ini juga mengukur kadar gula darah yang terikat pada haemoglobin, yaitu protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Pada tes ini, pasien tidak dianjurkan untuk berpuasa.

 Nilai normal pada pemeriksaan HbA1C :

  • < 5.7 %                        : Normal
  • 5.7 – 6.4 %      : Prediabetes
  • > 6.5 %                        : Diabetes

Komplikasi Diabetes

Diabetes menimbulkan berbagai komplikasi, baik yang terjadi mendadak (akut) maupun dalam jangka panjang (kronis). Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes ini, antara lain :

  • Stroke
  • Penyakit jantung
  • Gagal ginjal kronis
  • Neuropati diabetik
  • Gangguan penglihatan
  • Katarak
  • Demensia
  • Gangguan pendengaran
  • Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
  • Kerusakan kulit atau gangrene akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan daging

Pencegahan Diabetes

Pada diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui pasti. Sementara, pada diabetes tipe 2, tipe 3 dan tipe 4 (gestional) dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Beberapa pencegahan diantaranya :

  • Rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik
  • Menjaga berat badan ideal
  • Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
  • Membatasi minuman yang mengandung tinggi gula
  • Rutin melakukan pengecekan gula darah, minimal sekali dalam setahun

Penulis : Shalsabilla Valerina Rianto

Mahasiswa Prodi Teknologi Laboratorium Medis Universitas Binawan

Dosen Pengampu : Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd

Referensi :

Puji, Aprinda. (2021, 29 April). “Mengenal Jenis-Jenis Penyakit Diabetes”, https://hellosehat.com/diabetes/tipe-diabetes/?amp=1, diakses pada 24 Desember 2022 pukul 21.10.

Pittara, dr. (2022, 9 September). “Diabetes”, https://www.alodokter.com/diabetes , diakses pada 24 Desember 2022 22.30.

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI