Krajan Keker merupakan acara yang mempunyai tujuan untuk menggali potensi dan melestarikan budaya lokal, khususnya Sangiran.
Acara ini tidak hanya menyajikan pertunjukkan kesenian saja, akan tetapi juga ditambah dengan workshop yang ternyata didukung oleh Kemendikbudristek dan kerjasama dari ISI Surakarta.
Salah satu yang ditampilkan adalah kesenian gambus, gambus merupakan hiburan rakyat yang penuh dengan “kesederhanaan”. Makna ini bermaksud untuk menggambarkan kehidupan masyarakat zaman dulu yang di mana hidup secara penuh kesederhanaan dan mereka dulu.
Baca Juga: Festival Santri Keren dalam Rangka Memperingati Hari Santri Nasional 2022 di Blitar
Kata gambus sendiri merupakan singkatan dari gayenge yen diembus dan kesenian ini tidak sama dengan hadrah baik secara alat maupun alunannya.
“Mungkin orang yang tidak tahu mengira bahwa musik gambus itu mirip sama yang dari Timur Tengah, padahal beda,” ujar Kariadi, Penggiat Seni Sragen.
Alat musik ini dimainkan sedikitnya oleh enam orang. Gambus ini termasuk seni musik yang monoton, semuanya tergantung kepada pemain. Alat musik yang dimainkan berasal dari ISI Surakarta.
“Kita dan ISI Surakarta itu saling membantu satu sama lain, kita punya SDM, ISI punya akademisi,” ucap Kariadi.
Kesenian Gambus ini diadakan setahun sekali di Desa Wonorejo setiap akhir tahun. Kariadi selaku Penggiat Seni Krajan Keker ini mengatakan bahwa acara ini dilaksanakan dengan dana stimulan dari Kemendikbud, walaupun stimulan, pihak panitia akan tetap percaya diri bahwa kegiatan Krajan Keker akan tetap berjalan.
Wahyu Widiyanta, selaku Pamong Budaya Balai Pelestarian Situs Sangiran (BPSMP) mengatakan bahwa kegiatan revitalisasi dari nilai jagar budaya sebagai bentuk atraksi untuk mendukung pelestariannya.
“Kalau masyarakat sudah merasa bahwa ini milik saya, dia akan merawat dan menjaganya,” ujarnya. Panitia berharap dengan adanya pertunjukkan ini, masyarakat desa khususnya Wonorejo mampu mandiri secara budaya, agama, kemasyarakatan, pendidikan, dan ekonomi.
Baca Juga: Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Seni Jaranan di Desa Minggirsari
“Tanpa adanya event seperti ini, tentu masyarakat tidak akan mendapatkan nilai manfaatnya,” ucap Kariadi.
Penulis: Naufal Alif Musdiwanto
Mahasiswa Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi