Efektifitas Sistem Pendidikan Modern Indonesia

Opini
Ilustrasi: istockphoto

Dewasa ini, pendidikan merupakan sebuah hal yang mudah disepelekan oleh sebagian pihak. Beragam alasan yang melatarbelakangi hal tersebut. Satu dan lain hal adalah kurangnya efektifitas yang diberikan dari sebuah sistem kurikulum pendidikan yang berlaku.

Pemerintah acapkali mengganti sebuah kurikulum yang berlaku. Contoh kecil yakni perubahan sistem Kurikulum KTSP menuju Kurikulum K-13. Perubahan tersebut dirasa kurang efektif oleh sebagian pihak karena kualitas pendidikan Indonesia masih stagnan di titik itu saja.

Hal tersebut membuat sebagian orang merasa bahwa pendidikan masih belum mampu mengubah situasi kehidupan kedepannya.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Metode Pendidikan yang Kurang Baik, Berdampak pada Peserta Didik

Hal penting yang sangat mencolok adalah terjadinya kesenjangan kualitas pendidikan tiap daerah, meskipun pernah diterapkan sistem zonasi kemudian pemerintah menghapuskan kembali sistem zonasi tersebut.

Apakah ini kelabilan pemerintah atau kurangnya visioner di masa depan pada pemegang kekuasaan oleh pemerintah di bidang pendidikan? Lets see!

Sistem pendidikan Indonesia terlalu monoton dan memaksa. Pendidikan Indonesia terkesan sangat memaksa untuk bisa segala hal, ini dikhususkan pada jenjang dasar dan menengah. Hal ini sangat sering terjadi di kisah nyata lapangan.

Guru terbiasa memaksa seorang siswa untuk mampu menguasai segala mata pelajaran. Hal ini akan mustahil bagi siswa, meskipun terkadang ada sebagian siswa yang mampu menguasai. Namun jika hal ini terus dilakukan, maka jangan teralu berharap kepada pendidikan kita.

Trust me, everybody is genius, so let he choose him way. Ya, setiap orang merupakan mahluk yang jenius yang memiliki spesialisasi di hal tertentu entah itu olahraga, seni, atau sains. Jadi, jangan paksa tiap individu, khususnya siswa untuk mampu menguasai segala hal.

Contoh kecil gini, jika kita memaksa seekor ikan untuk memanjat pohon, maka ikan tersebut akan selalu merasa paling bodoh seumur hidup, hal ini juga berlaku kepada seorang siswa. Pendidikan Indonesia juga sangat monoton dalam hal waktu pembelajaran.

Pendidikan kita beranggapan bahwa kuantitas waktu pembelajaran sangat penting daripada kualitas pembelajaran. Berasal dari pengalaman saya sendiri saja yang merupakan produk dari sistem fullday school.

Menurut saya, sistem ini memaksa seorang siswa untuk memberi seluruh waktunya untuk belajar di sekolah dan merampas sebagian waktu siswa untuk bersosialisasi dan mengeksplor lingkungan sosial sekitar. Jadi, perlulah sebuah kajian ulang terhadap sistem yang kurang efektif ini.

Di fase peralihan selepas pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia, pendidikan perlu perhatian khusus dari pemerinntah aagar kualitas pendidikan terus meningkat. Hal ini karena, pendidikan pada masa pandemi sangat tidak efektif dalam penyelanggaraan pendidikan secara online ataupun ganjil genap.

Oleh sebab itu, di masa peralihan ini perlu diberi perhatian khusus oleh pemerintah agar pendidikan mampu memberikan efek yang positif kepada manusia atau individu kearah yang lebih baik.

Salah satu poin penting dari upaya pemerintah adalah pengaktifan Kurikulum Merdeka sebagai opsi pemulihan pendidikan saat ini. Kurikulum Merdeka yang lebih ke berbasis proyek pendidikan. Yang dimaksud proyek di sini adalah siswa menerapkan materi yang telah dipelajari kepada sebuah proyek atau studi kasus.

Hal ini menurut saya pribadi akan memberikan efek positif agar siswa lebih mampu berpikir kritis. Dengan begitu tiap individu akan mampu berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pemecahan masalah di dunia nyata.

Baca Juga: Pentingnya Paradigma Pendidikan di Rumah dan Sekolah

Pro dan kontra dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud yang sebagai pihak dianggap mampu untuk menangani segala hal yang berkaitan dengan pendidikan perlu keikutsertaan masyarakat untuk mengawasi dan memberikan kritik terhadap setiap kebijakan.

Namun pemerintah juga perlu bersikap legowo dalam menerima setiap kritik, karena di negara A terdapat suatu pemerintahan yang  menolak kritik atau bersifat anti-kritik dari masyarakat yang katanya negara tersebut berpaham demokrasi.

Ya memang, pekerjaan di bidang pendidikan bukanlah hal yang mudah, pendidikan sangat komplek tiap halnya karena banyak individu yang terlibat, mulai dari pemerintah, guru, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.

Pendidikan akan mampu menjadi sebuah kombinasi yang baik, jika tiap pelaku yang bergerak di bidang pendidikan mampu beroperasi secara aktif dan efektif. Pembaharuan pendidikan juga perlu dilakukan karena kita tidak bisa terus tertinggal dari negara lain khususnnya dalam pendidikan.

Contohlah Finlandia yang menjadi sukses karena pendidikannya yang terkenal dengan waktu pembelajaran yang singkat tidak seperti kita yang sekolah dari gelap hingga gelap lagi.

Mungkin demikian opini yang terlintas dari pikiran saya terkait dengan pendidikan, harapan saya pendidikan Indonesia mampu memberikaan sebuah sistem yang baik sehinngga mmapu menciptakan indivdu yang kompeten dan berkualitas. Terimakasih!

Penulis: August Jefry Adi Irawan
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI