Framing Media Massa Terhadap Kasus Cristiano Ronaldo

Siapa yang tidak kenal dengan tim sepak bola dengan julukan The Red Devils? Tim yang berhasil memenangkan tiga trofi Liga Champions ini sedang menjadi pusat perhatian masyarakat di seluruh negara, dikarenakan memiliki permasalahan internal antara sang punggawa emas atau legenda Cristiano Ronaldo (37) dengan manajemen tim.

Sontak, media massa dari berbagai macam negara mulai memperhatikan permasalahan ini dan menjadikannya sebagai headline news. Dengan tujuan agar bisa menambahkan traffic kepada media mereka sehingga bisa membuat media tersebut terkenal.

Permasalahan ini bermula ketika Manchester United berada di bawah asuhan Erik Ten Hag (52), tidak memberikan rasa hormat yang pantas kepada Cristiano Ronaldo (37).

Bacaan Lainnya

Sang legenda Manchester United itu pun mengaku tidak suka bagaimana cara Erik Ten Hag (52) memperlakukan dia di dalam klub. “Saya tidak punya rasa hormat untuk Ten Hag, karena dia tidak menunjukkan rasa hormat kepada Saya”, ucap Cristiano Ronaldo (37) dikutip dari akun Youtube Piers Morgan Uncensored.

Ditambah dengan aksi meninggalkan lapangan terlebih dahulu ketika The Red Devils sedang menjamu The Yids atau Tottenham Hotspur.

Berkat ucapannya itu, kini Cristiano Ronaldo (37) menjadi headline news di platform media massa mana pun dan tak sedikit juga media massa yang menggunakan cuplikan video tersebut untuk menaikkan traffic media massa mereka.

Demi mengejar sebuah traffic, terkadang isi dari berita yang diunggah tidak sesuai dengan kode etik jurnalisme.

Mengutip dari kompasiana.com, ada sebanyak 76% pengaduan terkait media online yang tidak sesuai dengan kode etik jurnalisme.

Terkait berita mengenai permasalahan Cristiano Ronaldo (37) dengan Manchester United, banyak media massa yang melakukan teknik framing demi mendapat atensi masyarakat luas, sehingga bisa menaikkan traffic mereka.

Dikutip dari laman komunikasipraktis.com, teknik framing atau pembingkaian memiliki pengertian yaitu menyusun sebuah informasi mengenai suatu peristiwa dengan tujuan untuk membentuk sebuah opini atau menggiring opini masyarakat luas mengenai sebuah peristiwa.

Dalam pembahasan ini, banyak media massa yang menggunakan teknik pembingkaian atau framing dengan cara “menggoreng” permasalahan Cristiano Ronaldo (37). Maraknya pemberitaan yang “menggoreng” permasalahan Cristiano Ronaldo (37) ini, citra yang dimiliki sang legenda pun menjadi buruk di mata publik.

Banyak publik yang tadinya memiliki rasa hormat kepada legenda Manchester United tersebut, kini berubah pikiran dan rasa hormat yang mereka berikan sekarang sudah tidak ada lagi atau bisa kita katakan berubah menjadi sebuah kebencian terhadap sang legenda The Red Devils tersebut.

Pemberitaan di atas merupakan salah satu bentuk contoh teknik framing yang digunakan pada media massa online yaitu Twitter. Times Now Sports mengunggah sebuah berita yang terhubung ke situs resmi mereka bahwasannya, Cristiano Ronaldo (37) pergi terlebih dahulu meninggalkan para pemain Timnas Portugal yang sedang berselebrasi serta beterimakasih kepada suporter negara mereka atas kemenangan Portugal melawan Negara Swiss.

Karena berita tersebut banyak masyarakat yang tergiring dengan opini dari media massa tersebut, sehingga menimbulkan pemikiran bahwa Cristiano Ronaldo (37) itu merupakan sosok yang angkuh dan tidak memiliki niat bermain yang besar dengan Tim Nasional Portugal.

Namun dibalik itu semua, opini mengenai Cristiano Ronaldo (37) yang pergi meninggalkan para suporter serta Tim Nasional Portugal itu adalah sebuah kebohongan. Sebelum semuanya pemain berselebrasi dengan suporter, Cristiano Ronaldo (37) sudah menunjukkan rasa terima kasihnya terlebih dahulu kepada penggemar dan ikut bersorak-sorai serta memberikan selamat kepada rekan seperjuangannya, selepas itu Ia pergi dan meninggalkan lapangan.

Salah satu contoh media di atas memframing bagian Cristiano Ronaldo (37) pergi, namun tidak memberikan penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi di lapangan kala itu.

Salah satu pemberitaan di atas muncul akibat permasalahan yang sedang memanas di dalam ruang ganti The Red Devils, sehingga memberikan peluang besar bagi media massa untuk menjatuhkan nama Cristiano Ronaldo (37) dan media massa tersebut mendapatkan benefit yang luar biasa atas pemberitaan mereka.

Karena permasalahan tersebut, setiap pergerakan Cristiano Ronaldo (37) akan disorot oleh media dan berimbas kepada seluruh organisasi, kelompok, atau pun kenalan yang memiliki relasi atau sedang mengikat kontrak dengan Cristiano Ronaldo (37).

Teori framing ini seharusnya bisa digunakan oleh media massa untuk membantu menaikkan atau setidaknya memberikan kejelasan yang aktual kepada masyarakat perihal permasalahan yang sedang dialami Cristiano Ronaldo (37) dengan Manchester United.

Tidak serta merta hanya mementingkan satu pihak, dan membuat framing buruk mengenai seseorang yang sedang menghadapi permasalahan. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat atau publik harus bisa memilah dan memilih media massa yang sumber beritanya aktual dan ter-verifikasi.

Penulis: Bernardus Salinov Sri Wardhono
Mahasiswa Jurusan Mass Communication Universitas Bina Nusantara

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI