Hubungan Kelemahan Otot Dasar Panggul dengan Terjadinya Inkontinensia pada Pra-Lansia

Kelemahan Otot Dasar Panggul

Pra Lansia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, dimana lansia mengalami proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar. Perubahan yang terjadi pada hampir seluruh organ  tubuh,  termasuk  organ  berkemih  adalah  dampak  dari  proses  menua,  lemahnya  otot  dasar  panggul  yang menyangga kandung kemih dan sfringter uretra, timbulnya kontraksi yang tidak terkontrol pada kandung kemih yang menimbulkan rangsangan untuk berkemih sebelum waktunya dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna.

Akibat  dari  kelemahan  panggul  akan  terjadi  inkontinensia  urin.  Inkontinensia  urin  adalah  pengeluaran  urin  tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial.

Variasi dari inkontinensia urin dapat berupa pengeluaran urin yang terkadang hanya beberapa tetes atau sebaliknya benar-benar banyak. Latihan untuk peningkatan kekuatan otot panggul dengan kegel exercise. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi analitik, yaitu mempelajari hubungan dua variabel atau lebih untuk menemukan hubungan apabila ada, berapa erat hubungannya atau tidak ada hubungan.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Aktivitas Fisik yang Membantu Pemulihan Pasien Stroke

Lansia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, dimana lansia mengalami proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar. Lansia digolongkan menjadi 4 kategori yaitu usia pertengahan (middle age) adalah 45−59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60−74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75−90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Usia 45-59 tahun merupakan awal disebut sebagai lansia.

Perubahan yang terjadi pada hampir seluruh organ tubuh, termasuk organ berkemih adalah dampak dari proses menua, lemahnya otot dasar panggul yang menyangga kandung kemih dan sfringter uretra, timbulnya kontraksi yang tidak terkontrol pada kandung kemih yang menimbulkan rangsangan untuk berkemih sebelum waktunya dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna.

Semua hal ini dapat menyebabkan gangguan eliminasi urin (inkontinensia urin) Inkontinensia sering kali menyebabkan pasien dan keluarganya frustrasi bahkan depresi. Bau yang tidak sedap dan perasan kotor, tentu akan menimbulkan masalah sosial dan psikologis.

Selain itu inkontinensia urin juga mengganggu aktivitas fisik, seksual dan dehidrasi. Kebanyakan lansia yang mengalami hal ini akan mengurangi minumnya karena dikhawatirkan ngompol. Jumlah lanjut usia diperkirakan lebih 629 juta jiwa (satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun), di negara maju lebih siap untuk menghadapi penduduk dengan lanjut usia beserta tantangannya termasuk Indonesia. Fenomena ini menimbulkan beberapa masalah di antara Inkontinensia.

Baca Juga: Penanganan Cedera dan Pentingnya Olahraga bagi Masyarakat

Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lanjut usia Indonesia 18,52 juta jiwa, meningkat 7,93% dari tahun 2000 meningkat sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan bertambah 450.000 jiwa per tahun.

Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial. Variasi dari inkontinensia urin dapat berupa pengeluaran urin yang terkadang hanya beberapa tetes atau sebaliknya benar-benar banyak.

Lansia akan sering berkemih pada malam hari dan frekuensi berkemih meningkat akibat kehilangan kontraktibilitas dan kelemahan dari tonus otot kandung kemih. Peningkatan sisa urin dalam kandung kemih, kelemahan dari tonus otot tidak teratur kandung kemih dan terjadinya kontraksi yang tidak teratur akan menyebabkan risiko terjadinya infeksi saluran perkemahan meningkat. Mengompol tidak hanya menimbulkan masalah kebersihan seperti penyakit kulit, dekubitus dan bau yang tidak sedap, namun lebih dari itu, dapat pula mengakibatkan perasaan rendah diri dan isolasi.

Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lanjut usia Indonesia 18,52 juta jiwa, meningkat 7,93% dari tahun 2000 meningkat sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan bertambah 450.000 jiwa per tahun.

Dari latar belakang di atas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul tentang hubungan pra lansia terhadap kejadian penurunan kekuatan dasar otot panggul pada pra lansia. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bertambahnya usia dapat mempengaruhi kelemahan otot dasar panggul. Sehingga menyebabkan kejadian inkontinensia urin pada pra lansia.

Baca Juga: Lengkungan Huruf C pada Tulang Belakang atau Skoliosis

Jepri Ardiansyah
Mahasiswa Universitas Binawan

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI