Jilbab Bukanlah Kerudung

jilbab atau kerudung

Sudah sepantasnya umat muslim mengucap syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Dzat, yang telah memberikan kesempatan untuk bernafas hingga sampai pada detik ini di bulan suci Ramadhan. Setiap muslim tentu berharap, puasa kali ini betul-betul mewujudkan ketakwaan yang hakiki.

Jika takwa itu sudah melekat pada diri seorang muslim, dan akalnya sudah mampu mengindera dengan benar, seharusnya setiap mukmin takut akan azab Allah. Jika takwa adalah buah dari puasa Ramadhan, seharusnya setiap mukmin takut terhadap murka Allah, takut terhadap perkara-perkara yang haram.

Karena itulah, takwa bukan hanya sebatas ucapan, perkataan, atau tontonan yang penuh dengan pencitraan, akan tetapi bukti amalan nyata yang bersumber dari keimanan kepada Allah SWT.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, tak sedikit orang yang menjalankan takwa dengan menutup aurat secara benar dan sempurna sesuai dengan kaidah hukum syariat islam. Tak sedikit dari umat muslim yang memakai rok, celana panjang dan ketat, kerudung tipis, baju potongan bahkan sampai terlihat lekuk tubuhnya.

Baca juga: Pandangan Islam terhadap Tren Hijab Masa Kini

Banyak orang saat ini, yang belum paham tentang islam. Di zaman sekarang, jilbab selalu diidentikkan dengan kerudung. Bagi mereka, jilbab dan kerudung hanya dipakai pada saat bepergian, saat keluar rumah sudah tak dipakai lagi.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tak sedikit orang yang faham menutup aurat dengan benar itu seperti apa. Mereka bahkan hanya membungkus tubuhnya, tanpa mereka sadar bahwa mereka belum menutup aurat dengan sempurna. Bahkan mereka masih memperlihatkan lekuk tubuhnya, melilitkan kerudung seperti punuk unta, dan lain sebagainya.

Hal itu dikarenakan, mereka hanya ingin terlihat fashionable dan tak ingin terlihat kampungan. Mereka berlomba-lomba ingin menjadi pusat perhatian. Mereka rela menghabiskan banyak biaya hanya untuk membuat diri mereka merasa cantik atau dibilang cantik supaya dapat pujian dari seorang laki-laki atau pria idaman.

Mereka tak peduli lagi halal dan haram. Jilbab (baju kurung) yang seharusnya dipakai oleh seorang perempuan malah dibilang sepeti emak-emak. Padahal di dalam islam, Allah telah berikan sejumlah aturan yang harus ditaati untuk para muslimah.

Allah tegaskan dalam QS. An-Nur ayat 31 yang artinya, “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya”.            

Sayangnya, umat muslim saat ini belum bisa membedakan, mana jilbab dan mana kerudung. Banyak orang yang mengartikan jilbab adalah kerudung. Alhasil, banyak di antara kaum muslim yang menganggap bahwa memakai kerudung itu sudah bagian daripada menutup aurat. Aurat itu ya hanya ketika memakai kerudung, baju, dan celana atau rok yang menutupi seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Baca juga: Hukum Memakai Kaos Tangan dan Kaos Kaki bagi Wanita Ihram

Padahal jelas, jilbab itu bukanlah kerudung. Jilbab adalah pakaian longgar yang menutupi ke seluruh anggota tubuh dari atas sampai bawah tanpa ada potongan. Sedangkan kerudung adalah kain atau khimar yang menutupi kepala hingga menutupi dada.

Sebagian ulama mengatakan, jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita. Hal ini senada dan seirama dengan hadits dari Ummu Athiyah yang mengatakan, “Wahai Rasululullah, diantara kami ada yang tidak memiliki jilbab. Lalu Rasulullah menjawab, hendaknya ada dari kalian yang menutupi saudarinya dengan jilbabnya”.

Berbicara masalah jilbab, baik dari segi hukum, sifat, batasan, dan contoh visualnya, dalam fatwa Majelis Tarjih No.13 Tahun 2003 sudah jelas bahwa jilbab berasal dari kata jalbaba yang berarti baju kurung. Banyak para ulama yang berpendapat bahwa jilbab adalah baju kurung.

Menurut Ibnu Abbas, jilbab ialah jubah yang dapat menutup badan dari atas hingga ke bawah (al-Qasimiy, XIII: 4908). Al-asy’ariy juga berpendapat bahwa jilbab ialah baju yang dapat menutupi seluruh badan. Hal ini sebagaimana yang dikatakan al-Qurtubiy yang mengartikan jilbab ialah baju yang dapat menutup seluruh badan (al-Qurtubiy, VI: 5325).

Meskipun seribu kali orang mengatakan jilbab itu adalah kerudung, tetapi penulis tetap selama-lamanya mengatakan jilbab itu bukanlah kerudung. Meskipun banyak orang berkata bahwa tidak memakai jilbab itu tidak berdosa, tetapi penulis tetap mengatakan itu adalah dosa. Segala perbuatan yang dilarang oleh Allah, dosalah dimata penulis.

Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 yang artinya, “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”.

Dengan demikian, jilbab bukanlah kerudung. Jilbab dan kerudung harus dan wajib dipakai oleh seorang Muslimah pada saat keluar rumah. Sehingga, setiap mukmin harus takut terhadap murka Allah apabila tidak menaati perintahNya. Takut untuk melakukan perkara-perkara yang haram, karena dirinya merasa selalu diawasi dan dilihat oleh Allah.

Penulis: Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI