Mengenal Ragam Budaya Organisasi

Mengenal Ragam Budaya Organisasi

PENDAHULUAN

Berbicara tentang ragam budaya organisasi memang tidak ada habisnya. Meskipun banyak yang menyebutkan bahwa keragaman adalah dalam hal umur, ras, jenis kelamin, etnis, agama, dan status distabilitas, para ahli sekarang mengakui bahwa karakteristik demografis tersebut hanyalah permukaan dari gunung es. Demografis umumnya merefleksikan keragaman level permukaan, bukan pemikiran atau perasaan serta dapat mengarahkan stereotip, dan asumsi pekerja dalam menilai orang lain.         

Meskipun keragaman banyak memberikan peluang bagi organisasi, manajemen keragaman yang efektif juga berarti berupaya mengeliminasi diskriminasi yang tidak adil. Selain itu, walaupun banyak dari tindakan diskriminasi dilarang oleh hukum serta bukan merupakan bagian kebijakan resmi di hampir semua organisasi, namun ribuan kasus diskriminasi pekerja tercatat setiap tahun meningkat. Keragaman adalah suatu istilah yang luas, dan frase keragaman tempat kerja dapat merujuk pada karakteristik apa pun yang menyebabkan seseorang berbeda dari yang lainnya.

PEMBAHASAN

Menganalisa karakteristik biografi organisasi.

Bacaan Lainnya

Karakteristik biografi organisasi, antara lain :

1. Umur

Pemberi kerja menunjukkan perasaan yang berbeda mengenai pekerja yang lebih tua. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dimiliki pekerja yang lebih tua terhadap pekerjaannya, seperti pengalaman, penilaian, etika kerja yang baik, dan komitmen terhadap kualitas. Ketika organisasi secara aktif mencari individu yang adaptif, dan terbuka atas perubahan. Banyak yang percaya bahwa produktivitas menurun sejalan dengan umur. Sering diasumsikan bahwa keahlian seperti kecepatan, ketangkasan, kekuatan, dan koordinasi melemah sepanjang waktu, dan kebosanan atas pekerjaan serta kurangnya stimulasi intelektual berkontribusi terhadap penurunan produktivitas.

2. Jenis Kelamin

3. Ras dan Etnis

Ras, dan etnis telah dipelajari karena terkait dengan hasil perekrutan seperti keputusan perekrutan, evaluasi kinerja, gaji, dan diskriminasi tempat kerja. Kebanyakan riset berkonsentrasi pada perbedaan dalam hasil, dan sikap antara kulit putih dan Afrika.

4. Distabilitas

Dampak dari distabilitas pada hasil pekerjaan telah dikaji pada berbagai perspektif. Di sisi lain, sebuah tujuan atas bukti menyatakan bahwa pekerja dengan distabilitas menerima evaluasi kerja yang lebih tinggi.

5. Masa Kerja

Tinjauan ekstensif telah dilakukan terhadap hubungan senioritas produktivitas. Jika kita mengartikan senioritas sebagai waktu dalam pekerjaan tertentu, bukti terkini menunjukkan sebuah hubungan yang positif antara senioritas, dan produktivitas kerja. Masa kerja dinyatakan sebagai pengalaman kerja, dilihat sebagai sebuah prediktif yang baik pada produktivitas pekerja.

6. Agama

Hukum federal AS melarang pemberi kerja mendiskriminasikan pekerja berdasarkan agamanya, dengan sangat sedikit pengecualian. Meskipun demikian, itu tidak berarti bahwa agama bukankah isu dalam perilaku organisasi.

7. Orientasi seksual, dan identitas gender

8. Identitas Budaya

Orang-orang memilih identitas budayanya, dan mereka juga memilih seberapa dekat mereka mengobservasi norma-norma budaya tersebut. Budaya organisasi merupakan identitas bagi suatu organisasi. Dengan kata lain, adanya budaya organisasi dapat membuat sistem atau aturan pada suatu organisasi menjadi sistematis. Menurut Ndraha (1997 : 21) dalam bukunya, budaya organisasi berfungsi sebagai identitas serta citra dari suatu masyarakat untuk mampu mengikat masyarakat tersebut.

Selain itu, budaya ini juga berfungsi sebagai sumber daya, kekuatan penggerak, meningkatkan nilai lebih, panduan pola perilaku, warisan, pengganti formal isasi, mekanisme adaptasi perubahan, dan proses yang menjadikan suatu bangsa kongruen dengan negara lain, sehingga akan terbentuk nation-state.

Baca Juga: Jenis-Jenis Organisasi

Lalu, apa sajakah peran penting dalam budaya organisasi sendiri ?

1. Meningkatkan adanya rasa kepemilikan dan loyalitas setiap karyawan di dalam perusahaan.

2. Digunakan sebagai alat untuk bisa mengorganisasikan setiap anggota.

3. Meningkatkan kekuatan nilai suatu organisasi.

4. Dijadikan sebagai mekanisme dalam mengontrol perilaku di dalam lingkungan pekerjaan.

5. Mendorong seluruh struktur anggota untuk bisa meningkatkan performa kerja, baik itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

6. Dijadikan sebagai alat untuk menentukan arah, mana yang bisa dilakukan dan tidak bisa untuk dilakukan.

Schein mengatakan bahwa Budaya organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh para pemimpin di dalamnya dalam hal komunikasi dan kreasi dai dalam lingkungan pekerjaan.

Saat para pemimpin ini menjadi arsitek budaya ini, maka budaya yang sebelumnya sudah dibangun juga akan melahirkan gaya kepemimpinan yang baru. Sehingga, seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi budaya kerja yang nantinya akan membantu setiap anggota dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan bersama. Untuk itu, budaya organisasi, rasa kepuasan pada pekerjaan, dan juga kepemimpinan memiliki akan saling berkaitan.

Budaya organisasi memiliki peranan penting dalam mempengaruhi perilaku pegawai hal ini dapat tercermin dari kesempatan berinovasi dan berkreasi, kesempatan dalam berpendapat, hubungan yang baik, dan sebagainya. Budaya organisasi tidak diciptakan untuk kepentingan pribadi saja. Dari namanya, kita sudah tahu bahwa budaya organisasi dibuat untuk kepentingan seluruh anggota organisasi. Maka dari itu, jangan pernah terbebani dengan adanya budaya organisasi selama itu masih dalam batas wajar.

Baca Juga: Mempererat Silaturahmi, Ormawa Syariah Gelar Halal BiHalal Online

JENIS ATAU TIPE BUDAYA ORGANISASI

Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996 : 237) menjelaskan bahwa budaya organisasi terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Open and participatory culture

Jenis ini ditandai dengan adanya pencapaian tujuan hasil yang tinggi dan didukung dengan adanya rasa saling percaya pada bawahan, sifat komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang suportif dan perhatian penuh, menyelesaikan masalah bersama, otonomi pekerja, dan berbagai seluruh informasi yang ada.

2. Closed and autocratic culture

Karakteristik dari jenis ini adalah adanya pencapaian tujuan pada hasil yang tinggi, tapi pencapaian ini akan lebih dinyatakan dan dipaksakan di dalam organisasi dengan sifat kepemimpinan autokrasi yang kuat.

Baca Juga: PB IKAMI Sulsel Tunjuk Pelaksana Tugas (Plt.) Korwil di 15 Wilayah

Selain memiliki peranan penting, budaya organisasi juga dapat sebagai suatu hambatan. Apakah saja itu?

a. Hambatan bagi keragaman.

Merekrut karyawan baru yang, karena faktor ras, usia, jenis kelamin, ketidakmampuan, atau perbedaan-perbedaan lain, tidak sama dengan mayoritas anggota organisasi lain akan menciptakan sebuah paradoks.

b. Hambatan bagi akuisisi dan merger.

Secara historis, faktor kunci yang diperhatikan manajemen ketika membuat keputusan akuisisi atau merger terkait dengan isu keuntungan finansial atau sinergi produk. Belakangan ini, kesesuaian budaya juga menjadi fokus utama.

SIMPULAN

Budaya organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan  tindakan mereka untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Sedangkan , Keragaman adalah suatu istilah yang luas, dan frase keragaman tempat kerja dapat merujuk pada karakteristik apa pun yang menyebabkan seseorang berbeda dari yang lainnya. Untuk itulah kita perlu mengenal , memahami dan saling menghargai antara satu sama lain demi terciptanya kedamaian dan tercapainya tujuan bersama.

Sumber: https://accurate.id/marketing-manajemen/budaya-organisasi/

Kelompok 2
Devya Andrian Raviki (191011200878)
Julianti (191011200679)
Nurmiati (191011201945)
Stevania Rizqi Saputri (191011200708)
Mahasiswa Universitas Pamulang

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI