Tim dosen dan mahasiswa Akademi Farmasi Surabaya melakukan kegiatan penyuluhan tentang penggunaan suplemen di era Covid-19. Kegiatan ini merupakan program mata kuliah Pengabdian Masyarakat yang memiliki misi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang suplemen kesehatan. Pengabdian Masyarakat dilakukan secara daring dengan bantuan aplikasi google meeting yang dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 11 April 2021, pukul 10.00—selesai. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 36 peserta yang merupakan remaja karang taruna kampung Gadukan Baru, Krembangan – Surabaya. Edukasi ini diharapkan masyarakat dapat memahami cara penggunaan dan pemilihan suplemen yang baik era COVID-19 serta menghindari terjadinya panic buying dalam menghadapi Covid-19.
Adanya COVID-19 yang saat ini terjadi memaksa kita harus taat terhadap rekomendasi WHO untuk menghindari penularan COVID-19. Rekomendasi WHO untuk tindakan pencegahan penyebaran COVID-19 antara lain melakukan handy hygiene, social distancing, menggunakan masker dan meningkatkan sistem imun. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sistem imun salah satunya adalah mengonsumsi suplemen kesehatan. Penggunaan suplemen kesehatan kebanyakan ditujukan untuk memelihara sistem kekebalan tubuh yang baik, sedangkan bila ditujukan untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh hanya diperlukan pada saat kondisi tubuh tidak dalam kondisi yang baik.
Baca Juga: Pengaruh Minat Konsumen Belanja Online selama Covid-19
Produk suplemen kesehatan dengan klaim membantu memelihara daya tahan tubuh umumnya memiliki bentuk sediaan cair (misalnya sirop) atau padat (misalnya tablet, kaplet, kapsul). Cara penggunaan suplemen kesehatan umumnya diminum dengan air dan aturan yang sudah tercantum pada label/penandaan. vitamin yang dapat digunakan di era pandemi ini yaitu Vitamin A, B6, B12, C, D, E serta vitamin yang mengandung mineral seperti Zinc, selenium dan magnesium.
Pamflet Penyuluhan
Pada saat awal terjadinya pandemi COVID-19 terjadi kelangkaan suplemen, hal ini dikarenakan terjadinya panic buying. Panic buying dapat diartikan sebagai perilaku konsumen berupa pembelian produk dalam jumlah besar agar tidak mengalami kekurangan saat terjadi pandemi COVID 19. Oleh karena itu pengetahuan tentang penggunaan suplemen sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya panic buying.
Baca Juga: Keamanan Tabungan Masyarakat di Masa Pandemi
Suplemen tidak seperti obat, suplemen tidak ditujukan untuk mengatasi, mendiagnosis, atau menyembuhkan penyakit. Bahkan beberapa suplemen mengandung bahan aktif yang memiliki efek biologik dalam tubuh sehingga dapat membahayakan jika tidak digunakan secara tepat. Vitamin dan suplemen sebaiknya dikonsumsi di saat tubuh memang membutuhkan. Contoh suplemen yang biasa digunakan pada saat pandemi yaitu suplemen yang mengandung vitamin C, D, Zink. Sebelum memilih suplemen kesehatan, masyarakat harus dapat memastikan bahwa produk yang akan dibeli aman, bermutu dan bermanfaat/berkhasiat dengan melakukan prinsip cek “KLIK”, yaitu:
- Kemasan dalam keadaan baik ( tidak berlubang, sobek, karatan, penyok atau bocor)
- Label harus dibaca dengan cermat agar informasi yang diberikan diterima dengan baik
- Izin edar harus dipastikan telah memiliki izin edar dari BPOM. Izin edar dapat dicek melalui aplikasi android Cek BPOM atau sub site http://cekbpom.pom.go.id/
- Kedaluwarsa, pastikan produk tidak melebihi masa kedaluwarsa atau tidak berubah warna dan berbau.
Harapan dari adanya penyuluhan ini agar masyarakat mendapatkan edukasi tentang penggunaan suplemen yang tepat di Era Covid 19 sehingga dapat memberikan manfaat secara langsung pada masyarakat dan mencegah terjadinya kebingungan, kepanikan, dan konsumsi berlebihan dari suplemen yang tidak tepat penggunaannya.
apt. Iin Ernawati, S.Farm., M. Farm., Klin
Dosen Pendamping KPM
Mahasiswa Akademi Farmasi Surabaya
Editor: Diana Pratiwi