Kini kondisi bumi semakin menggenaskan, dengan banyaknya limbah dan juga radiasi yang kian merusak bumi. Karena itu, yuk kita menyelamatkan bumi dengan langkah kecil sederhana, yaitu Eco-Enzyme.
Eco Enzyme adalah cairan serbaguna hasil fermentasi selama 90 hari yang terbuat dari:
- Sisa buah dan sayuran (kulit buah, sisa sayuran, sisa gigitan kelelawar, buah apkir, buah memar, dan lain-lain);
- Gula (Gula merah, molase);
- Air (Air keran, air hujan, air buangan AC, dan lain-lain).
Larutan Eco-Enzyme mengandung banyak jenis enzim alami yang berasal dari buah dan sayuran, serta yang dihasilkan oleh mikroba. Manfaat dari Eco-Enzyme ini banyak sekali di bidang kesehatan, pertanian, dan perbaikan kualitas lingkungan.
Siapa sih penemu Eco-Enzyme? Eco Enzyme dikembangkan oleh Dr. Rokukon Poompanvong, yaitu seorang pendiri asosiasi pertanian organik Thailand yang melakukan penelitian selama 30 tahun. Dan Eco-Enzyme diperkenalkan secara lebih luas oleh seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia, yaitu Dr. Joean Oon.
Yang lebih penting lagi, Dr. Ros membagikan ilmunya tentang Eco-Enzyme secara cuma-cuma. Sehingga semua pihak diharapkan tidak memperjual belikan Eco Enzyme dengan tujuan agar cita-cita Dr. Ros tercapai dengan baik.
Apa saja manfaat dari membuat Eco-Enzyme?
- Mengurangi beban TPA;
- Membantu mencegah pemanasan global;
- Bisa menjadi alternatif produk kimia sintetis;
- Menghemat pengeluaran bulanan rumah tangga dan menjaga kesehatan tubuh dengan menggunakan bahan ramah lingkungan.
Dalam pembuatan Eco-Enzyme, yang merupakan hasil fermentasi larutan. Tentu saja, bukan hal yang aneh jika jamur muncul dalam prosesnya. Tapi ada jamur yang baik dan berbahaya lho.. Jamur ragi dan jakaba adalah jamur baik, sedangkan jamur kapang yang berwarna hitam, hijau, abu-abu yang terlihat seperti beludru merupakan jamur yang berbahaya.
Baca Juga: Berkebun sebagai Media Belajar Cara Mengenal Alam
Dan yang terakhir adalah lapisan mama Enzyme (Atau ME) atau yang biasa dikenal dengan sebutan schobi adalah lapisan seperti jeli yang terbentuk dipermukaan larutan Eco-Enzyme. Mama Enzyme merupakan koloni dari bakteri dan ragi yang bersimbiosis dalam larutan fermentasi.
Mama Enzyme tidak selalu muncul dalam pembuatan Eco-Enzyme, jadi jika mendapatkannya harus dijaga dengan baik karena tidak semua orang mendapatkannya.
Penulis: Irdina Uzma Azarine Hadi Elfahmi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang
Editor: Ika Ayuni Lestari