Pengangguran dan Kemiskinan Menjadi Masalah Utama dalam Ekonomi Pembangunan

Pengangguran Dan Kemiskinan Menjadi Masalah Utama Dalam Ekonomi Pembangunan
Sumber: pixabay.com

Pengangguran dan kemiskinan merupakan tantangan  kompleks bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Dalam konteks global, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, revolusi teknologi dan perubahan pola ketenagakerjaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tren pengangguran dan kemiskinan.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui data terbaru, BPS mengungkapkan bahwa jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mencapai 9,77 juta orang naik dari Agustus 2019 sebanyak 7,10 juta. Pada Februari 2021 terdapat 8,75 juta orang atau pengangguran naik sebanyak 1,82 juta orang.

Ditambah lagi karena adanya wabah Covid-19 yang menyerang berbagai sektor, sehingga banyak terjadi pemberhentian pekerja atau PHK turun menyumbang banyaknya pengangguran (BPS Indonesia, 2021). Kedua permasalahan tersebut tidak hanya berdampak negatif terhadap individu, akan tetapi juga terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial.

Bacaan Lainnya

Pengangguran terjadi karena minimnya keterampilan pada diri seseorang sehingga tidak dapat bersaing di lapangan pekerjaan. Berdasarkan olahan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2022, jumlah penganggur terbuka lulusan vokasi tahun 2022 sebesar 1,8 juta orang atau 22 persen dari total penganggur.

Jumlah terbanyak disumbang lulusan SMK jika dibandingkan lulusan diploma satu (D-1), diploma dua (D-2), dan diploma tiga (D-3).

Pendidikan dan keterampilan merupakan kunci untuk mengurangi pengangguran. Dengan berinvestasi pada pendidikan yang berkualitas tinggi serta program keterampilan yang tentunya dibutuhkan dalam dunia kerja, kita dapat menciptakan tenaga  kerja yang lebih siap dan kompetitif.

Karena ketika kita mempunyai wawasan yang lebih luas dan memiliki keterampilan, perusahaan pastinya akan tertarik dengan kemampuan apa yang kita miliki. Terlebih lagi kemampuan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan tempat kerja. Keterampilan yang dimiliki juga akan berguna untuk semua orang.

Di sisi lain, mengatasi kemiskinan yang komprehensif memerlukan strategi-strategi utama. Strategi yang pertama yaitu memperbaiki dan mengembangkan  program perlindungan sosial bagi penduduk miskin.

Strategi tersebut diharapkan mampu membantu individu dan masyarakat dalam menghadapi goncangan dalam hidup, seperti kehilangan pekerjaan. Program perlindungan sosial yang efektif akan mengantisipasi agar masyarakat yang mengalami goncangan tidak sampai jatuh miskin.

Program-program ini harus dirancang dengan  cermat untuk mencapai tujuan yang tepat dan memberikan dukungan yang efektif. Strategi yang kedua yaitu memperbaiki akses kelompok masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.

Salah satu bentuk peningkatan akses pelayanan dasar penduduk miskin terpenting adalah peningkatan akses pendidikan. Mengutamakan pendidikan dalam jangka panjang merupakan cara yang efektif bagi penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan.

Strategi yang ketiga yaitu upaya memberdayakan penduduk miskin. Memberdayakan penduduk miskin merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan agar keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali ke dalam kemiskinan.

Strategi yang terakhir yaitu pembangunan yang inklusif, artinya pembangunan yang mengikutsertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat. Fakta di berbagai negara menunjukkan bahwa kemiskinan hanya dapat berkurang dalam suatu perekonomian yang tumbuh secara dinamis.

Pemerintah mempunyai peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif. Kebijakan ekonomi makro juga mempunyai peran penting dalam menangani kedua isu ini. Langkah-langkah fiskal yang bijaksana dan kebijakan moneter yang tepat dapat merangsang pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan yang kompleks memerlukan kerja sama pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Hal ini memerlukan komitmen bersama untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam mencari solusi berkelanjutan.

Permasalahan ini bukanlah permasalahan yang dapat diselesaikan satu pihak saja, namun membutuhkan partisipasi bersama agar memberikan dampak yang positif. Sebagai pembuat peraturan, pemerintah mempunyai peran penting dalam membentuk lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta untuk membuat kebijakan yang mendukung pengembangan dunia usaha dan investasi. Yang tak kalah penting adalah peran masyarakat dalam mendukung upaya tersebut.

Masyarakat memiliki pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan sehari-hari dan dapat memberikan wawasan berharga mengenai cara mengatasi tantangan tersebut. Hanya dengan pendekatan yang komprehensif dan inklusif, kita dapat mengembangkan strategi yang menggabungkan kekuatan ketiga pihak tersebut.

Mengatasi permasalahan pengangguran dan kemiskinan bukanlah tugas yang mudah, namun dengan pendekatan yang terencana, kolaboratif, dan berkelanjutan, Indonesia mempunyai potensi untuk melakukan perubahan positif yang signifikan. Dengan berfokus pada pendidikan, pembangunan ekonomi lokal, dan kebijakan yang mendukung, kita dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

 

Penulis: Echa Aulia Ramadhani
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar

 

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI