Pengaruh Moralitas terhadap Individu

Pengaruh moralitas terhadap individu

Manusia dalam kehidupan sosial terdiri dari beberapa fase atau tingkatan. Pada saat manusia datang ke dunia, manusia berperan sebagai kelompok individu yang tumbuh besar dan berkembang di lingkungan keluarga mereka atau lingkungan yang saat ini mereka tempati. Setiap harinya manusia melakukan komunikasi atau interaksi dengan keluarga terutama pada orang tua. Pada fase inilah manusia sejak lahir sudah ditanamkan nilai-nilai atau ajaran sosial yang dianut oleh orang tuanya. 

Interaksi Antarmanusia

Tumbuh remaja kemudian menjadi dewasa, manusia sebagai makhluk individu mulai mengenal dan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas di luar lingkungan keluarga. Otomatis, sosialisasi yang dialami individu mulai bertambah luas. Individu mulai berinteraksi dengan individu lainnya di dalam lingkungan tersebut. Hal tersebut membuat keterampilan atau wawasan sosial individu makin meningkat.

Jika nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orangtuanya diserap dengan baik, maka keterampilan sosial yang dimiliki tiap individu tersebut bisa menjadi lebih baik pula. Hal ini dikarenakan manusia tumbuh dan berkembang dari fase ke fase tanpa meninggalkan apa yang sudah mereka pelajari dari sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Begitu juga sebaliknya, apabila nilai nilai sosialisasi yang ditanamkan keluarga terutama orangtuanya kurang terserap oleh anak, kemungkinan besar bisa menjadi perkembangan perilaku atau psikologinya terhambat, akibatnya perilaku remaja itu mulai memperlihatkan gejala gejala seperti kenakalan remaja dan perilaku perilaku beresiko lainnya. Salah satunya adalah perbuatan bullying.

Dampak Negatif

Bentuk perilaku kekerasan bisa terjadi di mana saja. Secara pemaksaan psikologi maupun secara fisik terhadap seseorang yang dianggap “lemah” oleh seorang atau pelaku yang kerap disebut fenomena bullying. Pelaku bullying yang biasa disebut bully melibatkan seseorang atau sekelompok orang. Dan mereka menganggap dirinya memiliki kekuasaan untuk melakukan apa saja terhadap korban bully tersebut. Korban juga menganggap dirinya sebagai pihak yang lemah, tak berdaya dan selalu merasa dirinya terancam oleh tindakan si pelaku.

Saat ini, tindakan bullying merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Bullying dapat digunakan sebagai tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang yang dianggap lemah atau sekolompok orang baik secara verba, fisik, maupun psikologisnya. Akibatnya korban akan merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya.

Pelaku bullying sering disebut dengan istilah Bully. Seorang pembully tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan, bullying sudah sangat sering terjadi di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh para remaja

Akibat atau dampak yang terjadi pun sangat luas cakupannya. Seseorang yang menjadi korban bullying sangat berisiko mengalami berbagai masalah seperti gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental.

Masalah yang sering diderita oleh korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental yaitu depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, gangguan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot serta rasa tidak aman dan nyaman saat berada dilingkungan terjadinya bullying tersebut.

Studi Kasus Bullying

Berikut contoh kasus yang terjadi pada seorang siswa sekolah dasar di Ohio yang tewas karena gantung diri dengan menggunakan dasi sekolah karena dibully oleh teman sekolahnya. Bocah berusia 8 tahun ini menjadi korban bullying secara fisik kemudian ternganggu mentalnya. Saksi melihat bahwa korban sering dipukuli oleh teman temannya di sekolah. Contoh lain datang dari texas. Seorang remaja perempuan nekat menembakkan pistol ke dadanya sendiri hingga tewas karena korban merasa dihujat habis habisan di dunia maya.

Dalam kasus yang cukup langka, anak anak korban bullying mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan. Seperti yang dialami seorang remaja berusia 15 tahun di Denpasar, Bali, yang tega membunuh temannya sendiri karena dendamnya kepada korban.

Pelaku mengaku kerap menjadi target bullying korban sejak kelas satu SMP. Akibat perbuatannya, pelaku yang masih di bawah umur ini dijerat dengan Pasal 80 ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak serta KUHP Pasal 240, 338, dan 351.

Kasus bullying yang telah terjadi sebelumnya membawa pada penjelasan bahwa masyarakat harus lebih paham mengenai bullying. Apa saja yang menyebabkan remaja kini dapat melakukan tindakan bullying? kemudian apa dampak bagi pelaku, korban dan saksi, bagaimana bentuk-bentuk tindakan bullying? dan bagaimana cara penanganan kasus penindasan ini?

Solusi yang Dapat Diambil

Berikut ini langkah langkah yang mungkin bisa kita implementasikan sebagai masyarakat yang peduli dan remaja yang berperan atau sebagai pembimbing bagi remaja pelaku bullying :

  1. Bicara dengan bully atau pelaku dan cobalah cari tahu mengapa mereka merasa perlu berperilaku seperti itu dan mencari tahu apa yang dapat mengganggu mereka atau apa yang dapat memicu tingkah laku tersebut
  2. Memastikan remaja bully mengerti bahwa perilaku atau sifat nya yang tidak disukai (bukan dirinya)
  3. Meyakinkan bully bahwa kita bersedia membantu mereka dan kita akan berusaha dengan mereka untuk menemukan cara untuk mengubah perilaku mereka yang tidak dapat diterima
  4. Membantu bully untuk menebus kesalahan pada korbannya, bagaimana cara meminta maaf karena telah membuat orang lain menderita serta menjelaskan alasan perbuatanya
  5. Memberi dukungan terhadap bully dan mengatakan pada bully ketika mereka berperilaku baik dan berhasil mengatur emosi dan perasaannya

Referensi : Ela Zain Zakiya, dkk. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA DALAM MELAKUKAN BULLYING

Nourma Desika Rahmadani
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Tulungagung

Editor: Sharfina Alya Dianti

Baca Juga:
Pentingnya Orang Tua Memberikan Pendidikan Moral Kepada Anak Sejak Usia Dini
Norma Moral: Ancaman Bagi Masyarakat
Menyikapi Krisis Moral dalam Pendidikan

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI