Peningkatan Ketahanan Pangan: Tranformasi Sistem Pertanian Indonesia

Sistem Pertanian Indonesia
Ilustrasi: istockphoto

Kelompok tani adalah kelembagaan di tingkat petani yang dibentuk secara langsung oleh para petani secara terorganisir dalam usaha bertani. Kementerian Pertanian di sini mendefinisikan kelompok tani sebagai kumpulan petani/ peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya), dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha para angotanya.

Kelompok tani yang dibentuk oleh petani dan untuk petani di sini guna mengatasi masalah yang dialami oleh para petani serta menguatkan posisi petani dalam memasarkan suatu produk pertanian.

Keterlibatan petani dalam peningkatan kapasitas pangan di Indonesia membutuhkan lahan sebagai sumber daya alam yang penting untuk suatu kemajuan bangsa dikarenakan ketika lahan tersebut digunakan secara baik dalam sektor apapun entah itu infrastruktur, ekonomi, pertanian, dan lain-lain akan menambah pemasukan negara tentunya.

Bacaan Lainnya

Lahan sendiri dalam pertanian merupakan sebuah modal yang penting karena lahan adalah tempat yang di mana akan ditanami beberapa jenis tumbuh tumbuhan yang nantinya untuk mencukupi konsumsi pangan warga negaranya.

Pertanian memainkan peran sentral dalam menjamin ketersediaan pangan dan meningkatkan kapasitas produksi pangan suatu negara.

  • Pembahasan partisipasi petani dalam peningkatan kapasitas produksi pangan di Indonesia: Ketahanan pangan sebagai prioritas nasional di Indonesia. Dalam kerangka ini, partisipasi petani adalah kunci untuk mencapai tujuan ini.
  • Petani memegang peranan penting dalam pengembangan diversifikasi pertanian. Memproduksi berbagai macam tanaman dan produk hewani dapat mengurangi ketergantungan pada satu jenis sumber pangan dan meningkatkan ketahanan pangan.
  • Petani yang ikut serta dalam penerapan teknologi pertanian modern dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Penggunaan teknologi seperti sistem irigasi canggih, pemantauan tanah digital, dan varietas tanaman unggul dapat meningkatkan hasil panen.
  • Melibatkan petani dalam program pendidikan dan pelatihan merupakan sebuah langkah penting. Meningkatkan kapasitas produksi pangan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan praktik pertanian modern dan berkelanjutan.
  • Petani berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Praktik pertanian berkelanjutan, seperti pertanian organik dan metode pertanian ramah lingkungan, dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan ketahanan jangka panjang.
  • Partisipasi petani dalam rantai pasok pangan mulai dari produksi hingga distribusi sangatlah penting. Peningkatan akses pasar meningkatkan pendapatan petani dan memfasilitasi peningkatan produksi.
  • Petani berperan dalam adaptasi pertanian terhadap perubahan iklim. Hal ini termasuk memperkenalkan teknik pertanian yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan mendidik masyarakat tentang praktik yang baik.
  • Kolaborasi antara petani, pemerintah, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat dapat menciptakan ekosistem yang mendukung partisipasi petani. Kemitraan ini memudahkan Anda mengakses sumber daya dan informasi yang Anda perlukan.
  • Upaya petani juga mencakup pendidikan dan pelatihan generasi penerus. Pemberdayaan petani muda merupakan investasi jangka panjang dalam ketahanan pangan. Melibatkan petani tidak hanya sebagai produsen tetapi juga sebagai agen perubahan dalam membangun sistem pertanian yang lebih berketahanan dan berkelanjutan di Indonesia.

Pertanian memegang peranan penting dalam meningkatkan kapasitas produksi pangan Indonesia. Salah satu program prioritas pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan adalah pengembangan sektor pangan berbasis usaha agrobisnis.

Selanjutnya ketahanan pangan dicapai melalui keberlanjutan sistem irigasi, mulai dari pengembangan hingga pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi. Upaya pemerintah saat ini untuk membangun dan merehabilitasi jaringan irigasi juga dapat meningkatkan ketahanan pangan.

Selain itu, petani juga menjadi kunci pangan Indonesia di masa pandemi ini sehingga harus dibekali dengan fasilitas berupa teknologi. Permodalan dan pemasaran melalui program BUMITANI.

1. Ketahanan Pangan dan Ketahanan Energi

Ketahanan Pangan

Persoalan klasik yang dihadapi ketahanan pangan di Indonesia dari dahulu sampai hari ini masalahnya masih sama. Pertama masalah ketersediaan lahan pertanian di Indonesia yang semakin hari terus mengalami penyempitan.

Persoalanlahan pertanian belum juga didapat solusinya dan terus menjadi persoalan pokok dalam pembangunan pertanian di Indonesia. Sementara itu Indonesia selalu mengklaim sebagai Negara Agraris (pertanian) akan tetapi terus terjadi penyempitan lahan pertanian dan terus berkurangnya penguasaan lahan oleh para petani.

Kini petani tidak menguasai lahan yang luas untuk melakukan aktivitas pertanian akibatnya produksi pertanian terus menurun. Persoalan kedua pada ketahanan pangan, masalah ketersediaan Saprodi (pupuk, bibit, pestisida) bagi para petani sebagai pelaku pertanian.

Persoalan pupuk langka karena terus terjadi kebocoran pada sistem distribusi pupuk kepada petani, akibatnya harga pupuk mahal dan tidak terjangkau oleh para petani. Sementara dari dahulu sampai hari ini para petani harus menggunakan pupuk, pestisida, dan herbisida dalam melakukan aktivitas pertanian.

Ketika era Orde Baru (Orba) pupuk, pestisida dan herbisida menjadi perhatianyang serius sehingga pupuk langka tidak terjadi, apa lagi pupuk palsu. Pemerintahanera Orba memberikan proteksi kepada para petani. Namun, kini pemerintah hampir tidak memberikan proteksi kepada para petani sehingga seringkali terjadi kelangkaan pupuk dan berlanjut dengan beredarnya pupuk palsu.

Proteksi pemerintah sangat diharapkan karena organisasi petani masih sangatlemah. Para petani belum mampu memperjuangkan nasibnya, para petani sangat lemah posisinya ketika berhadapan dengan penguasa. Kondisi ini yang mewajibkan pemerintah harus memproteksi para petani dengan menempatkan para petani sebagai subjek bukan menempatkan para petani sebagai objek.

Mengapa pemerintah harus memproteksi para petani karena kreativitas para petani saja belum mampu keluar dari jerat ketergantungan kepada pengusaha dan ketahanan pangan merupakan bagian dari proses politik dan hukum pada satu negara.

Kreativitas para petani sangat lemah dengan ditandai permainan harga yang dilakukan oleh para tengkulak dan pemodal yang membuat posisi tawar para petani menjadisangat lemah. Para petani belum bisa menjawab kebutuhan hidup sehari-hari sehingga untukmemenuhi kebutuhan hidup itu para petani dipaksa masuk ke dalam jerat sistem ijon.

Akibatnya para petani tidak mempunyai kedaulatan dalam menentukan harga. Sebaliknya para tengkulak dan para pemodal yang memegang rule game pasar.

Ketahanan Energi

Sejalan dengan gagalnya ketahanan pangan maka ketahanan energi juga berada di depan mata. Hal ini karena antara pangan dan energi memiliki hubungan yang sangat erat. Transformasi energi merupakan sebuah wujud dari keberhasilan pertanian yang menghasilkan ketahanan pangan.

Sejalan dan seiring dengan rawan pangan maka energi menjadi rawan karena sumber daya alam (tanah, air, dan udara) sebagai sumber daya yang penting bagi tersedianya energi. Sementara berbagai kebijakan pemerintah ternyata masih jauh dari keberpihakan pada terwujudnya ketahanan energi.

Adanya peraturan perundangan-undangan seperti UU Pengelolaan Sumberdaya Air, UU Pengelolaan Sumberdaya Alam serta berbagai kebijakan lainnya belum mampu menjawab ketahanan energi. Sementara itu kebutuhan energi terus meningkat sejalan dan seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Ancaman serius telah berada di depan mata. Pada skala nasional ketersediaan energi listrik berdampak sistemik bagi kemajuan perekonomian nasional. Contoh sederhana buat Kota Medan, Sumatera Utara yang terus mengalami kekurangan listrik berdampak luas pada semua sendi kehidupan.

Hari ini kekurangan energi listrik, besok energi gas dan seterusnya membuat sensi-sendi perekonomian berhenti bersinergi. Solusinya hanya ada satu yakni mengatasi kerawanan pangan dan kerawanan energi dengan melakukan diversifikasi pangan dan melakukan energi terbarukan. Mudah dalam teori tetapi implementasi yang sangat penting.

Penulis:

Iman Safi’i
Mahasiswa Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI