Si Hitam Manis Andalan Indonesia dari Masa ke Masa

Ekspor
Si Hitam Manis Andalan Indonesia dari Masa ke Masa

Tahukah anda rempah-rempah apa yang dijuluki king of spices atau raja dari rempah-rempah? Jawabannya adalah lada. Lada banyak sekali digunakan oleh masakan-masakan dari berbagai negara di seluruh belahan dunia sehingga ia dijuluki raja dari rempah-rempah.

Lada juga merupakan salah satu rempah-rempah yang mampu mendorong bangsa-bangsa Eropa berlayar mengelilingi dunia untuk mendapatkannya. Salah satu negara yang sangat terkenal dengan produk lada miliknya dari dulu hingga sekarang adalah Indonesia.

Indonesia adalah salah satu produsen lada terbesar di dunia. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pada tahun 2020, Indonesia menjadi produsen lada terbesar ketiga di dunia di bawah Vietnam dan Brazil.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Mahasiswa UMRI Ajak Masyarakat Desa Subarak Tanam Apotek Hidup

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2021, produksi lada mencapai 77,40 ribu ton. Produksi ini menurun jika dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mencapai 84,60 ribu ton pada 2020 dan 83,90 ribu ton pada 2019.

Pada tahun 2020, menurut BPS, provinsi dengan produksi lada terbesar di Indonesia adalah Bangka Belitung dengan produksi sebesar 33,8 ribu ton. Produksi lada Bangka Belitung tersebut setara dengan 37,6% dari total produksi lada Indonesia pada 2020.

Urutan kedua dan ketiga diduduki oleh Lampung dengan produksi lada sebesar 14,4 ribu ton dan Sumatera Selatan sebesar 82,2 ribu ton.

Salah satu bahan yang dapat dihasilkan dari buah lada adalah lada hitam. Lada hitam sebenarnya berasal dari tanaman yang sama dengan lada putih, yaitu Piper ningrum. Lada hitam dihasilkan dengan memetik buah lada yang masih setengah matang lalu dijemur di bawah sinar matahari sehingga lada akan kisut dan berubah warna menjadi hitam.

Pada umumnya, lada hitam memiliki aroma yang lebih kuat tetapi cita rasa yang tidak lebih pedas jika dibandingkan dengan lada putih.

Terdapat sebuah fakta menarik tentang lada hitam. Pada periode Januari-Juni 2022, nilai ekspor lada hitam mencapai angka US$30 juta atau meningkat 32,17% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu US$22 juta.

Peningkatan nilai ekspor lada hitam ini selaras dengan peningkatan volume ekspornya yang mencapai 8533,2 ton atau meningkat 9,69% dari tahun sebelumnya yaitu 7779,6 ton.

Sumber: Publikasi BPS Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara.

Tidak hanya di tahun 2022, pada periode yang sama di tahun 2021, volume dan nilai ekspor lada hitam juga meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Nilai ekspor meningkat sebesar 32,49% dan volumenya meningkat sebesar 1,21%.

Hal tersebut tentunya menjadi pertanda yang bagus untuk sektor produksi lada hitam di dalam negeri karena nilai dan volume ekspornya yang terus menerus naik dalam tiga tahun terakhir.

Peningkatan nilai ekspor lada hitam menjadi yang tertinggi kedua di kelompok komoditi pertanian tanaman tahunan di bawah kopi yang memiliki peningkatan 37,45% pada Januari-Juni 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sumber: Publikasi BPS Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Ekspor Menurut Kelompok Komoditi dan Negara.

Walaupun nilai ekspornya masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan komoditi lain seperti kopi, tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah, buah-buahan tahunan, serta lada putih, tren nilai serta volume ekspor yang terus naik dari tahun ke tahun ini membuat lada hitam masih menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Baca Juga: Proses Pangan dengan Teknologi Non-Termal

Menurut BPS, lima negara yang menjadi tujuan ekspor dengan nilai ekspor tertinggi pada Januari-Juni 2022 adalah Amerika Serikat sebesar US$6,6 juta, China sebesar US$6,4 juta, Vietnam sebesar US$4 juta, India sebesar US$2,9 juta, dan terakhir Perancis sebesar US$2,6 juta.

Kualitas lada hitam Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Indonesia menjadi tempat yang cocok untuk menanam lada hitam. Secara umum, temperatur paling ideal untuk menanam lada hitam berkisar antara 20-34 derajat celcius.

Temperatur tersebut adalah temperatur rata-rata di Indonesia sepanjang tahun sehingga kualitas lada hitam yang dihasilkan dapat dijaga dengan baik. Salah satu produk lada hitam unggulan Indonesia adalah Muntok Pepper dari Lampung yang terkenal di mata dunia dengan kepedasan, rasa, dan aromanya yang khas.

Lada hitam adalah salah satu komoditas unggulan Indonesia sejak dulu. Nilai dan volume ekspor yang terus meningkat tiap tahunnya menjadikan komoditas ini patut diperhitungkan sebagai komoditas unggulan Indonesia di masa depan.

Oleh karena itu, produksi lada hitam di masa depan harus ditingkatkan agar Indonesia mampu merajai pasar perdagangan lada hitam dunia.

Penulis: Billy Aufa Alfarisy
Mahasiswa Jurusan D4 Komputasi Statistik Politeknik Statistika STIS

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI