Solar B20 untuk Diesel Standar Euro IV

Solar B20
Ilustrasi: istockphoto.

Standar Euro IV

Standar emisi adalah persyaratan hukum yang mengatur pelepasan emisi dari suatu sumber ke atmosfer, tujuan dari standar emisi adalah untuk mencapai kualitas udara yang baik dan kestabilan lingkungan.

Tentunya penetapan standar gas buang sangat penting dilakukan mengingat bahwa 70-80 persen pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan.

Standarisasi euro diprakarsai oleh Uni Eropa mengingat bahwa hasil gas buang seperti Co2 (karbon dioksida), Nox (nitrogen oksida), CO (karbon monoksida), VHC (volatil hydrocarbon) sangat berbahaya bagi lingkungan.

Bacaan Lainnya

Pada tahun 1992 Uni Eropa memulai menetapkan standarisasi emisi yang disebut dengan Euro I di mana negara-negara Eropa mewajibkan pengunaan katalis pada mobil berbahan bakar bensin, dalam perkembangannya standarisasi euro terus dikembangkan secara bertahap mulai Euro II (1996), Euro III (2000), Euro IV (2005), Euro V (2009), Euro VI (2014).

Namun dalam upaya mereduksi zat kimia berbahaya yang dihasilkan oleh gas buang harus dibarengi dengan bahan bakar yang berkualitas.

Indonesia Menuju Euro IV

Berdasarkan Putusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 141 Tahun 2003 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru, Indonesia mulai mengadopsi standar gas buang Euro II kemudian pada 1 Agustus 2013 pemerintah mulai menetapkan standar Euro III di mana kendaraan bermotor harus menggunakan bahan bakar dengan Oktan 91 dan bebas timbal.

Dalam perkembangannya pemerintah melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 mulai menetapkan ambang batas emisi gas buang setara Euro IV pada kendaraan kategori M (kendaraan angkutan orang), N (angkutan barang), O (kendaraan bergandengan/tempel) yang berlaku pada 8 Oktober 2018 untuk mobil berbahan bakar bensin dan 8 April 2021 untuk mobil berbahan bakar diesel.

Setelah aturan tersebut terbit, para produsen kendaraan mulai mengembangkan teknologi mesin diesel guna memenuhi standarisasi tersebut agar sesuai dengan regulasi pemerintah. Tentu saja pemerintah dalam hal ini juga harus mengembangkan bahan bakar yang cocok guna menunjang standarisasi Euro IV.

Mesin Diesel Euro IV

Mesin Diesel Euro IV adalah jenis mesin diesel yang dibekali teknologi untuk memenuhi standar emisi Euro IV yang ditetapkan oleh Uni Eropa guna mengurangi polusi yang dihasilkan.

Standar Euro IV adalah standar yang mengatur batas emisi polutan yang dihasilkan oleh sistem pembakaran mesin, batas emisi polutan yang sesuai standar Euro IV adalah CO (1,0 g/km.), HC (0,30 g/km), Nox (0,25 g/km), PM (0,025 g/km).

Selain itu kandungan sulfur dalam bahan bakar diesel Euro IV juga diatur, yaitu dengan kandungan sulfur 50 ppm (parts per million) atau 0,005% berat. Pengurangan kadar sulfur pada bahan bakar diesel Euro IV efektif untuk menekan polutan yang dihasilkan kendaraan, karena sulfur yang terbakar akan menimbulkan efek emisi gas buang  yang buruk.

Oleh karena itu untuk mencapai standar Euro IV diperlukan juga bahan bakar yang mendukung sesuai dengan spesifikasi mesin diesel Euro IV.

Baca Juga: Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) sebagai Renewable Energy of Smart Power Cells untuk Mewujudkan SDGs Poin 7

Bahan Bakar yang Sesuai

Menindaklanjuti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2017, pemerintah dan Pertamina mulai Jumat (01/04/2022) resmi merilis bahan bakar dengan standar Euro IV. Bahan bakar diesel yang dimaksud adalah Pertamina Dex dikarenakan kandungan sulfur di dalamnya hanya sebesar 50 ppm (parts per million) dengan cetane number 53.

Dengan kandungan sulfur yang rendah maka akan secara signifikan mengurangi emisi Sulfur Dioksida (SO2), begitu juga dengan cetane number yang tinggi akan secara signifikan mengurangi emisi Hidrokarbon (HO) dan Karbon Monoksida (CO).

Dengan segala kandungan yang dikandung Pertamina Dex maka bisa dikatakan bahwa untuk mesin diesel terbaru yang sudah bermesin Euro IV penggunaan Pertamina Dex sangat disarankan.

Keuntungan Bahan Bakar Euro IV terhadap Mesin

Selain dampak positif pada lingkungan, penggunaan bahan bakar standar Euro IV juga memberikan kenyamanan untuk pengendara. Dengan cetane number yang tinggi maka bisa menghasilkan operasi mesin yang lebih halus, karena pembakaran yang efisien didalam mesin akan mengurangi ketukan mesin (diesel knock).

Kandungan sulfur rendah pada bahan bakar standar Euro IV akan mengurangi penumpukan deposit pada injector bahan bakar, bisa dikatakan bahwa kandungan sulfur yang rendah akan menghasilkan penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar menjadi lebih bersih dan efisien.

Bisa disimpulkan bahwa menggunakan bahan bakar standar Euro IV akan memperpanjang umur mesin dan memudahkan perawatan.

Kendala untuk Menuju Indonesia Euro IV

Dengan berbagai manfaat dan kelebihan yang diberikan bahan bakar standar Euro IV bukan berarti semua pengguna diesel dapat memanfaatkannya. Harga minyak dunia yang naik juga menimbulkan efek di dalam negeri, yaitu kenaikan harga pada harga BBM (bahan bakar minyak) non subsidi.

Dampak kenaikan harga tersebut juga tentunya secara tidak langsung menjadi kendala Indonesia menuju Euro IV karena harga Pertamina Dex juga mahal.

Banyak pengguna kendaraan diesel terbaru yang sudah bermesin Euro IV mencari alternatif untuk menghadapi persoalan tersebut, beberapa dari mereka mengisi kendaraan mereka dengan bahan bakar Bio Solar (B20).

Baca Juga: Pemanfaatan Energi Solar Sel pada Sistem Pemompaan dan Penerangan Bagi Kelompok Tani Kampung Daun

Bio Solar (B20)

Bio solar adalah varian bahan bakar diesel paling murah, masyarakat banyak yang mengenal dengan istilah solar busuk. Bio solar adalah jenis bahan bakar diesel yang menggunakan campuran minyak konvensional dan biodiesel.

Biodiesel adalah bahan bakar yang didapat dari pengolahan sumber nabati atau hewani, contohnya adalah biodiesel dari kelapa sawit. Istilah Bio solar (B20) adalah campuran dari minyak koncensional 80% dan biodiesel 20%.

Penggunaan Bio Solar (B20) pada Diesel Euro IV

Kandungan sulfur yang tinggi hingga mencapai 500 ppm (part per million) maka pengunaan biosolar (B20) pada diesel Euro IV akan menimbulkan masalah bagi lingkungan dan mesin kendaraan. Dampak lingkungan yang terjadi akibat pengunaan solar kualitas rendah adalah hasil gas buang yang berbahaya bagi kualitas udara akibat tingginya kandungan sulfur.

Jika nekat menggunakan bahan bakar kualitas rendah maka akan terjadi masalah pada DPF (diesel particulate filter) yaitu komponen yang menyaring gas buang akibat proses pembakaran.

Selain menimbulkan masalah pada DPF (diesel particulate filter) pengunaan bahan bakar kualitas rendah juga akan menimbulkan masalah pada silinder injector, kandungan sulfur yang tinggi akan menyebabkan penumpukan residu pada lubang kecil injector yang berakibat semprotan bahan bakar pada ruang bakar akan berkurang dan mengurangi kinerja mesin dan juga tidak menutup kemungkinan injector berhenti bekerja.

Kesimpulan

Dengan regulasi pemerintah bahwa Indonesia telah menetapkan standar setara Euro IV pada kendaraan maka mau tidak mau produsen kendaraan akan memperbarui mesin mereka sesuai regulasi yang berlaku.

Dengan alasan lingkungan dan efisiensi gas buang maka selain pembaruan teknologi mesin pemerintah juga merilis bahan bakar yang sesuai yaitu Petamina Dex, namun realita yang terjadi banyak masyarakat yang memilih jalan pintas menggunakan bahan bakar kualitas rendah karena mahalnya harga Pertamina Dex.

Bio solar dapat digunakan untuk jenis mesin diesel standar Euro IV akan tetapi akan menimbulkan dampak negatif bagi alam dan mesin kendaraan.

Akibat dari kandungan sulfur yang tinggi maka penggunaan bio solar pada mesin diesel Euro IV hanya akan merusak mesin, maka penulis menyarankan bahwa gunakanlah bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan anda.

Penulis:

Mahadana Kuncoro Luhur (NIM : 202310120311019)
Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI