Solidaritas Sosial dalam Cerpen “Tawa di Balik Duka” Karya A.A Navis dengan Perspektif Emile Durkheim

Solidaritas Sosial dalam Cerpen
Ilustrasi Cerpen (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Cerpen “Tawa di Balik Duka” karya A.A Navis menghadirkan gambaran yang kuat tentang solidaritas sosial dalam sebuah komunitas kecil, yang dapat dianalisis melalui lensa teori Emile Durkheim tentang solidaritas sosial.

Dalam cerpen ini, kita dapat melihat bagaimana interaksi antar warga desa mengilhami solidaritas, memperkuat hubungan sosial, dan menghadirkan perubahan dalam dinamika masyarakat.

Emile Durkheim membagi solidaritas sosial menjadi dua jenis utama: mekanik dan organik. Solidaritas mekanik terjadi dalam masyarakat yang sederhana di mana individu-individu saling terikat oleh kesamaan nilai, norma, dan tradisi.

Bacaan Lainnya

Dalam cerpen “Tawa di Balik Duka,” solidaritas mekanik tercermin melalui kegiatan gotong royong warga desa dalam mengatasi bencana banjir.

Meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka bersatu untuk melindungi rumah mereka dari bahaya banjir, menunjukkan kesatuan dalam nilai-nilai dan tujuan kolektif

Di sisi lain, solidaritas organik terjadi dalam masyarakat yang kompleks di mana individu-individu saling tergantung satu sama lain karena spesialisasi dan pembagian kerja.

Dalam cerpen ini, solidaritas organik tercermin melalui perubahan sikap keluarga Pak Joko setelah mereka menyaksikan aksi gotong royong warga desa dalam mengatasi bencana.

Mereka mulai berinteraksi lebih banyak dengan warga desa lainnya, menunjukkan ketergantungan fungsional antarindividu dalam membangun hubungan sosial yang lebih kuat.

Melalui perspektif Emile Durkheim tentang solidaritas sosial, kita dapat memahami betapa pentingnya interaksi sosial, saling ketergantungan, dan kebersamaan dalam membangun hubungan yang kokoh dalam masyarakat.

Cerpen “Tawa di Balik Duka” bukan hanya sebuah cerita, tetapi juga sebuah lensa yang mencerminkan nilai-nilai solidaritas sosial yang esensial dalam kehidupan manusia.

Dengan memperdalam pemahaman tentang solidaritas sosial melalui karya sastra seperti “Tawa di Balik Duka,” kita dapat mengambil inspirasi dan pembelajaran yang berharga tentang bagaimana masyarakat dapat bersatu dalam menghadapi tantangan dan membangun hubungan yang kuat di antara sesamanya.

 

Penulis: Ryeva Gelista
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI