Strategi Indonesia dalam Menghadapi Middle Income Trap

Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Middle Income Trap
Sumber: pixabay.com

Bonus demografi di Indonesia mencapai puncaknya pada tahap pertama yakni pada tahun 2017-2019 dan tahap kedua di tahun 2020-2030 (Jati,2015). Bonus demografi diharapkan menjadi peluang untuk terus tumbuh dan meningkatkan perekonomian sehingga dapat terbebas dari Middle Income Trap.

Namun, bonus demografi yang dialami Indonesia terancam sia-sia karena revolusi industri 4.0. Permintaan akan tenaga kerja semakin berkurang karena berkembangnya artificial intelligence dan advance robotics yang dapat menggantikan tenaga manusia.

Kondisi tersebut kurang menguntungkan bagi Indonesia yang saat ini membutuhkan banyak lapangan pekerjaan untuk memenuhi tingginya penawaran tenaga kerja. Dengan kata lain, resiko terjadinya pengangguran menjadi lebih tinggi.

Bacaan Lainnya

Banyaknya penduduk usia kerja yang menganggur dan kurangnya pendapatan menjadi beban dan ancaman bagi perekonomian nasional. Hal ini semakin memperburuk kondisi Indonesia yang saat ini sedang terjebak dalam jebakan pendapatan kelas menengah atau yang biasa disebut Middle Income Trap.

Middle Income Trap adalah situasi di mana sebuah negara telah memperoleh tingkat pendapatan menengah namun tidak mampu keluar dari tingkat tersebut untuk menjadi negara maju.

Pada tahun 2012, hanya 13 negara dari 101 negara yang pada tahun 1960 tergolong negara berpendapatan menengah dan berhasil lolos dari Middle Income Trap. Hanya beberapa negara seperti Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan yang berhasil lolos dari jebakan ini.

Negara yang dijadikan acuan adalah negara dengan pendapatan per kapita tidak lebih dari USD 1.005 sehingga dikatakan sebagai negara berpendapatan rendah, negara dengan pendapatan per kapita antara USD 1.006 dan USD 3.975 sehingga dikatakan sebagai negara berpendapatan menengah kebawah, negara dengan pendapatan per kapita antara USD 3.976 dan USD 12.275 sehingga dikatakan sebagai negara berpendapatan menengah keatas dan negara dengan pedapatan per kapita diatas USD 12.276 adalah negara maju.

Pada tahun 2016, pendapatan nasional per kapita Indonesia hanya sekitar 36,38 juta rupiah atau setara USD 2.734,6. Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar untuk menjadi negara dengan pendapatan menengah. Pada tahun 2010-2016, Indonesia memiliki pendapatan per kapita sebesar 8,66%.

Apabila angka tersebut sesuai, mungkin akan dibutuhkan waktu kurang lebih 18 tahun bagi Indonesia dengan pendapatan sebesar USD 12.276 untuk menjadi negara maju, hal ini diasumsikan bahwa kondisi makroekonomi serta permintaan global mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa salah satu penyebab Middle Income Trap adalah kecepatan perekembangan teknologi.

Di negara-negara berkembang yang umumnya masih menggunakan modal dari investasi asing, pembangunan ekonomi seringkali tidak disertai dengan kecepatan transfer teknologi yang memadai, hal ini dianggap sebagai salah satu faktor indogenous yang membuat suatu negara tidak dapat menghindari atau keluar dari Middle Income Trap, seperti yang dikemukakan oleh Eichengreen et. al. (2011).

Pendapat mengenai strategi untuk keluar dari Middle Income Trap adalah bahwa kesenjangan dengan negara maju dapat dipersempit dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Mathews (2006), upgrade ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan solusi sekaligus tantangan bagi negara-negara berkembang. Ilmu pengetahuan dan teknologi diyakini mempunyai kemampuan untuk mengubah produk bernilai rendah menjadi produk dengan nilai tambah (added-value) (Mathews,2006).

Proses produksi menjadi efisien serta produktif karena penggunaan teknologi yang tepat, dengan demikian output akan meningkat. Kejadian ini pasti akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dampak penggunaan teknologi terhadap kinerja perekonomian sudah banyak diteliti oleh studi penelitian.

Ngo & Nguyen (2020) menyatakan dampak positif terhadap pertumbuhan PDB dikarenakan penggunaan teknologi yang semakin menyebarluas. Das, dkk. (2018) juga menyatakan hal yang sama.

Demikian juga penelitian Ferdinan (2013) menyatakan pemanfaatan teknologi di Indonesia memberikan kontribusi sebesar 30.48% terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1980-2012.

Hal yang sama diungkapkan oleh Musyawwiri dan Ungor (2019) yang menyatakan bahwa dampak positif pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh TFP.

Jadi, Indonesia akan memerlukan strategi untuk menghadapi peristiwa Middle Income Trap, salah satunya adalah dengan cara pemanfaatan dan optimalisasi bonus demografi yang saat ini berlangsung dan diperkirakan akan mencapai puncaknya di tahun 2030.

Supaya Indonesia di tahun puncak bonus demografi bisa menjadi negara maju, kemungkinan besar pada tahun 2030, rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita mencapai setidaknya 11,32% dalam 14 tahun ke depan.

Hal ini merupakan pencapaian yang ambisius mengingat rata-rata pendapatan per kapita hanya mencapai 8,66% dalam 7 tahun terakhir.

Tidak hanya itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan  peningkatkan produktivitas  juga merupakan salah satu langkah yang dapat diterapkan pemerintah untuk mengeluarkan Indonesia dari Middle Income Trap ini.

Produktivitas yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang dapat membuat proses produksi menjadi jauh lebih efisien serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi semakin maju.

 

Penulis: Arnisya Galuh Prastiwi
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Tidar

 

Daftar Pustaka

Azzahra, B., & Wibawa, I. G. A. R. P. (2021). Strategi optimalisasi standar kinerja UMKM sebagai katalis perekonomian indonesia dalam menghadapi middle income trap 2045. Inspire Journal: Economics and Development Analysis, 1(1), 75-86.

Wanggai, V., Delanova, M. O., & Yani, Y. M. (2023). STABILITAS EKONOMI INDONESIA DALAM PANDEMI COVID-19 DAN POTENSI INDONESIA UNTUK TERJEBAK MIDDLE INCOME TRAP. Academia Praja: Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, dan Administrasi Publik, 6(1), 146-165.

AFIFAH, Z. (2017). Analisis Bonus Demografi dan Middle-Income Trap di Indonesia Tahun 2010-2015 (Doctoral dissertation, Program Studi Statistika Program Diploma IV).

Mugasejati, N. P., Pratiwi, D. R., & Zayzda, N. A. (2018). Strategi Menghadapi Middle Income Trap: Pelajaran dari Meksiko, Korea Selatan dan Cina. UGM PRESS.

Masrully, M. (2022). Strategi Menghadapi Middle Income Trap: Pengalaman Dari Cina, Meksiko Dan Korea Selatan. Jurnal Wacana Kinerja: Kajian Praktis-Akademis Kinerja dan Administrasi Pelayanan Publik, 25(1), 133-135.

Rini, A. N., & SUGIYANTO, F. X. (2015). Peluang Negara Berpendapatan Menengah Terjebak Middle Income Trap Tahun 2012 (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Editor: I. Chairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI