Strategi Optimalisasi untuk Meraih Posisi Teratas dalam Industri Layanan Properti dan Rumah

Layanan Properti dan Rumah
Sumber: istockphoto.

Industri properti berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dengan inovasi-inovasi baru, industri ini terus berkembang, menawarkan kemudahan bagi masyarakat. Salah satu inovasi tersebut adalah platform properti daring yang memudahkan pencarian, pembelian, dan penyewaan berbagai jenis properti, serta memperluas akses masyarakat.

Platform digital dalam industri properti merupakan hasil dari kemajuan teknologi properti atau proptech. Model bisnis proptech yang populer meliputi portal digital untuk memasarkan, membeli, dan menyewa properti, melahirkan banyak startup sukses seperti Pinhome, Rumah123, Lamudi, 99.co, dan Travelio.

Generasi muda, khususnya, menunjukkan minat besar dalam mencari properti secara online. Sebagai pengalaman pertama dalam membeli sebuah properti, mereka sering membutuhkan panduan dan informasi akurat untuk membuat keputusan tepat. Di sinilah peran agen properti terpercaya menjadi penting, bertindak sebagai fasilitator dan penasihat selama proses transaksi.

Bacaan Lainnya

Mengikuti dinamika pasar yang terus berkembang, strategi optimalisasi menjadi kunci bagi perusahaan properti untuk meraih posisi teratas. Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan yang berfokus pada kebutuhan konsumen, perusahaan dapat meningkatkan visibilitas dan daya saing di pasar yang kompetitif.

Meraih strategi kompetitif melalui penerapan strategi PESTLE dan SWOT

Dalam meraih posisi teratas dalam industri layanan properti dan rumah, perusahaan perlu mengimplementasikan strategi yang komprehensif dan adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Salah satu alat analisis yang dapat dimanfaatkan adalah kerangka PESTLE, yang mencakup elemen politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum (Gupta, 2018). [Analisis PESTLE] membantu organisasi dalam memahami konteks eksternal yang mempengaruhi kinerja dan keputusan strategis” (Johnson et al., 2019).

Dari sisi politik, peraturan pemerintah terkait perizinan dan regulasi properti dapat menjadi peluang atau ancaman bagi perusahaan (Wheelen & Hunger, 2018). Sementara itu, stabilitas politik dan kebijakan pembangunan infrastruktur juga turut mempengaruhi (Cadle et al., 2019). Secara ekonomi, tingkat suku bunga, inflasi, dan daya beli masyarakat akan berdampak pada permintaan properti (David & David, 2019). Faktor sosial seperti pergeseran demografi, tren gaya hidup, serta preferensi konsumen juga perlu dipertimbangkan (Kotler & Keller, 2018). Perkembangan teknologi, seperti teknologi konstruksi, digitalisasi, dan smart home, dapat menjadi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan layanan (Berman & Marshall, 2020). Isu lingkungan, seperti kesadaran akan sustainability, juga dapat diakomodasi dalam strategi perusahaan. Selain itu, aspek hukum seperti peraturan terkait penggunaan lahan dan perizinan juga mempengaruhi keputusan strategis (Johnson et al., 2019). Dengan mengidentifikasi faktor-faktor PESTLE, perusahaan dapat memetakan peluang dan ancaman yang ada, serta menyusun rencana untuk memanfaatkan peluang dan memitigasi ancaman secara efektif. Misalnya, peluang dari tren gaya hidup milenial yang menginginkan hunian dekat dengan pusat kota dapat ditanggapi dengan mengembangkan proyek properti di lokasi strategis (Kotler & Keller, 2018). Di sisi lain, ancaman kenaikan suku bunga dapat diatasi dengan menawarkan skema pembiayaan yang lebih fleksibel (David & David, 2019).

Di samping analisis PESTLE, analisis SWOT juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman internal maupun eksternal perusahaan (Wheelen & Hunger, 2018). “Analisis SWOT memberikan informasi yang bermanfaat dalam mencocokkan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan lingkungan tempat perusahaan beroperasi” (David & David, 2019). Kekuatan perusahaan dapat berupa brand yang kuat, portofolio produk yang beragam, atau keahlian tim manajemen. Sementara itu, kelemahan mungkin mencakup keterbatasan akses pendanaan, proses bisnis yang kurang efisien, atau kualitas layanan yang belum optimal. Peluang dapat datang dari tren konsumen yang belum terlayani dengan baik, teknologi baru yang dapat diadopsi, atau diversifikasi lini bisnis. Di sisi lain, ancaman dapat berupa pesaing baru yang agresif, disrupsi industri, atau regulasi pemerintah yang membatasi ruang gerak perusahaan.

Baca Juga: Strategi Jitu Restoran Roti Bakar di Jakarta Timur

Dengan memahami posisi kompetitif perusahaan melalui analisis SWOT, manajemen dapat merumuskan strategi yang selaras dengan keunggulan dan kelemahan internal, serta tantangan dan peluang yang ada di pasar. Misalnya, perusahaan dapat memanfaatkan brand yang kuat untuk memperluas jangkauan ke wilayah baru atau mengembangkan lini bisnis baru yang menjanjikan. Di sisi lain, kelemahan dalam proses konstruksi dapat diatasi dengan investasi pada teknologi terbaru atau peningkatan kompetensi tenaga kerja. Melalui kombinasi analisis PESTLE dan SWOT, perusahaan layanan properti dan rumah dapat mengembangkan strategi yang komprehensif dan adaptif, sehingga mampu mengoptimalkan kinerja dan meraih posisi terkemuka dalam industri. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan analisis situasi eksternal dan internal secara efektif cenderung memiliki keunggulan kompetitif yang lebih kuat (Parnell, 2019). Selain itu, studi lain juga menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan makro dalam proses perumusan strategi (Wheelen & Hunger, 2018).

Melakukan analisis kompetitor untuk dapat bersaing

Analisis kompetitor adalah langkah krusial dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk memahami kekuatan dan kelemahan pesaing dalam pasar yang sama. Dalam industri properti dan layanan rumah, analisis ini melihat produk dan layanan yang ditawarkan oleh pesaing, serta menilai sumber daya dan kapabilitas mereka. Tentunya hal ini membantu perusahaan mengidentifikasi ancaman dan peluang serta merumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan posisi kompetitif mereka.

Proses analisis kompetitor dimulai dengan identifikasi pesaing. Pesaing ini dapat mencakup pesaing langsung, potensial, substitusi, dan tidak langsung. Pesaing langsung adalah perusahaan yang menawarkan produk dan layanan serupa, sementara pesaing potensial adalah pendatang baru yang mungkin membawa inovasi. Pesaing substitusi menawarkan solusi alternatif yang bisa menggantikan layanan tradisional, dan pesaing tidak langsung berasal dari industri terkait yang dapat mempengaruhi pasar properti, seperti layanan finansial (Bergen & Peteraf, 2002).

Setelah mengidentifikasi pesaing, perusahaan melakukan analisis mendalam terhadap beberapa faktor kunci: produk dan layanan, platform teknologi, strategi pemasaran, proposisi nilai, dan pangsa pasar. Misalnya, perusahaan dapat menilai keunikan layanan pesaing atau efektivitas pemasaran mereka. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat mengidentifikasi kelebihan kompetitif mereka sendiri, seperti menawarkan layanan terintegrasi yang mencakup berbagai kebutuhan properti dan rumah.

Berbekal analisis ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi bisnis yang lebih efektif. Salah satu strategi adalah menjalin kolaborasi strategis dengan pengembang dan agen properti untuk memperluas inventaris dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Selain itu, inovasi teknologi seperti penggunaan kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan memberikan rekomendasi yang lebih personal. Meningkatkan interaksi di media sosial juga dapat membantu membangun brand awareness dan engagement yang lebih tinggi.

Pada akhirnya, analisis kompetitor memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan pasar dengan lebih baik dan merumuskan strategi yang adaptif. Dengan memanfaatkan keunggulan dan peluang yang diidentifikasi, perusahaan dapat memperkuat posisinya dalam industri properti dan layanan rumah serta mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Rahasia Sukses Chick N Tea: Strategi Bisnis yang Menggugat di Era Digital

Menerapkan tools strategi BCG (Boston Consulting Group) dan menetapkan langkah strategis untuk industri properti dan layanan rumah

Menaklukkan industri properti dan layanan rumah di Indonesia memerlukan pemahaman mendalam tentang segmen pasar dan penerapan strategi yang tepat. Salah satu alat yang berguna untuk memandu perusahaan adalah Matriks BCG (Boston Consulting Group) (, yang membantu mengklasifikasikan bisnis berdasarkan pangsa pasar dan tingkat pertumbuhannya. Matriks ini terdiri dari empat kuadran: Stars, Cash Cows, Question Marks, dan Dogs.

1. Stars (Bintang): investasi untuk pertumbuhan masa depan

Segmen Stars mencakup bisnis dengan pangsa pasar tinggi dan pertumbuhan tinggi. Contoh dalam industri ini adalah platform transaksi properti terpadu dan alat penilaian rumah bertenaga AI. Perusahaan harus menginvestasikan sumber daya yang signifikan di segmen ini untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan masa depan yang tinggi. Inovasi dan solusi teknologi adalah pendorong utama dalam kategori ini. Dengan investasi yang tepat, segmen Stars dapat mempertahankan dan memperluas dominasinya di pasar.

2. Cash Cows (Sapi Perah): Sumber Pendapatan Stabil

Segmen Cash Cows terdiri dari bisnis dengan pangsa pasar tinggi namun pertumbuhan rendah, seperti platform pembiayaan rumah. Bisnis ini memberikan arus kas yang stabil dan andal dengan kebutuhan investasi yang lebih sedikit. Fokus utama harus pada efisiensi dan penghematan biaya untuk memastikan pendapatan yang berkelanjutan. Sumber daya dari Cash Cows dapat digunakan untuk mendukung investasi di segmen lain yang lebih dinamis.

3. Question Marks (Tanda Tanya): Potensi atau Risiko?

Segmen Question Marks mencakup bisnis dengan pangsa pasar rendah namun tingkat pertumbuhan tinggi, seperti layanan rumah sesuai permintaan dan aplikasi hipotek online. Segmen ini memiliki potensi untuk menjadi Stars dengan investasi dan strategi yang tepat. Namun, mereka juga menghadapi risiko tinggi jika tidak berhasil meningkatkan pangsa pasar. Perusahaan harus melakukan analisis mendalam untuk memutuskan apakah akan berinvestasi lebih lanjut atau mengabaikan segmen ini.

4. Dogs (Anjing): Evaluasi Kembali atau Lupakan

Segmen Dogs terdiri dari bisnis dengan pangsa pasar dan pertumbuhan rendah, seperti daftar properti dasar. Bisnis ini sering kali tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan dan mungkin menghadapi persaingan ketat. Perusahaan harus mempertimbangkan untuk melikuidasi, menjual, atau memposisikan ulang segmen ini untuk mengurangi kerugian dan memfokuskan sumber daya pada segmen yang lebih menjanjikan.

Untuk menjadi thought leader di pasar Indonesia, perusahaan harus mengadopsi beberapa strategi utama. Pertama, menggabungkan teknologi dengan layanan agen properti berpengalaman untuk meningkatkan efisiensi dan kepercayaan pelanggan. Kedua, menawarkan layanan terintegrasi yang mencakup berbagai aspek kebutuhan properti dalam satu platform. Ketiga, meningkatkan pengalaman pengguna dengan platform yang intuitif dan mudah digunakan. Keempat, memperluas pangsa pasar dengan menawarkan properti yang lebih terjangkau dan program subsidi. Kelima, berinovasi berdasarkan riset pasar yang mendalam dan mengadopsi teknologi otomasi untuk efisiensi operasional. Terakhir, meningkatkan kerjasama dengan institusi keuangan untuk menawarkan produk KPR yang menarik, serta edukasi konsumen untuk meningkatkan kesadaran merek.

Baca Juga: Analisis Strategi Bisnis pada UMKM XYZ Menggunakan Metode SWOT dan Lean Canvas

Objective and Key Results

Menurut Niven dan Lamorte (2016), OKR merupakan suatu framework penting untuk menetapkan tujuan kerja dan menerapkan disiplin yang berkelanjutan. Artikel ini membahas strategi jitu untuk meningkatkan penetrasi pasar dan menjadi platform terdepan:

Untuk meningkatkan kesadaran merek dan penetrasi pasar, platform layanan rumah dan properti harus fokus pada beberapa strategi kunci. Pertama, peningkatan pengunjung situs web sebesar 50% dalam enam bulan dapat dicapai dengan optimalisasi media sosial, SEO, dan iklan berbayar, serta konten visual dan blog informatif tentang desain interior. Iklan berbayar di Facebook juga efektif untuk menjangkau audiens yang tertarik pada desain interior.

Selanjutnya, untuk meningkatkan unduhan aplikasi sebesar 100% dalam satu tahun, perlu dilakukan kampanye promosi agresif melalui media sosial dan situs web, termasuk diskon eksklusif dan program referal yang menarik. Sesi live streaming dengan influencer dan desainer interior dapat membantu meningkatkan keterlibatan pengguna dan jumlah pengikut di media sosial.

Peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan (MEU) sebesar 50% dalam satu tahun dapat dicapai dengan memperkenalkan fitur baru seperti “Room Designer Tool” dan program loyalty Points“. Sementara itu, peningkatan waktu rata-rata pengguna di platform sebesar 20% dalam enam bulan memerlukan penyederhanaan navigasi, perbaikan proses pendaftaran, dan peningkatan kecepatan situs web, didukung oleh survei kepuasan dan perbaikan berkelanjutan berdasarkan umpan balik.

Untuk meningkatkan penetrasi pasar dan keberhasilan platform layanan rumah dan properti di Indonesia, strategi-strategi kunci perlu diterapkan dengan cermat. Pertama, ekspansi ke kota-kota seperti Surabaya, Medan, dan Makassar serta penyelenggaraan event lokal seperti seminar dan pameran akan meningkatkan brand awareness secara signifikan. Kedua, peningkatan jumlah mitra jasa rumah sebesar 30% dapat dicapai dengan pendekatan proaktif terhadap perusahaan-perusahaan jasa yang terpercaya, serta penawaran insentif kemitraan yang menarik.

Selanjutnya, untuk meningkatkan jumlah transaksi properti sebesar 50%, diperlukan penambahan layanan seperti pinjaman KPR, asuransi properti, jasa renovasi, layanan pindahan, dan pameran properti virtual. Peningkatan pendapatan sebesar 40% dapat dicapai melalui pengenalan layanan konsultasi properti eksklusif, paket renovasi rumah mewah, serta penerapan analitik data untuk targeting pelanggan dan kampanye penjualan yang efektif.

Adopsi teknologi otomatisasi untuk mengurangi waktu proses transaksi properti sebesar 20% dan revisi kontrak dengan vendor utama juga krusial untuk meningkatkan margin laba sebesar 10%. Terakhir, penggunaan strategi harga yang kompetitif dan program loyalitas eksklusif akan mendukung peningkatan jumlah pelanggan berbayar sebesar 25%.

Baca Juga: Analisis Strategi Pengembangan UKM Es Teh Indonesia dengan Pendekatan Analisis SWOT dan Model Strategi Generik Porter

Dengan penerapan OKRs yang terstruktur dan evaluasi berkala, platform ini siap untuk mengkonsolidasikan posisinya sebagai pemimpin pasar, memastikan relevansi strategi dan pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar rumah dan properti Indonesia.

Melalui analisis yang mendalam dan penerapan strategi yang terstruktur, perusahaan layanan properti dan rumah dapat meraih posisi teratas di industri. Fokus pada inovasi, pemasaran agresif, dan peningkatan efisiensi operasional adalah kunci untuk pertumbuhan jangka panjang dan keberhasilan yang berkelanjutan.

Penulis: Fathia Syawalia Zahra, Mohamad Rian Purnomo, Rama Dhanofa Nugrohadi, Ranya Pusphamala, Tanya Tsany Kamila.

Mahasiswa Manajemen Institut Pertanian Bogor

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

Bergen, M., & Peteraf, M. A. (2002). Competitor identification and competitor analysis: a broad‐based managerial approach. Managerial and decision economics, 23(4‐5), 157-169. https://doi.org/10.1002/mde.1059

Henderson, B. (1970) The Product Portfolio. The Boston Consulting Group, Boston.

Niven, P. R., & Lamorte, B. (2016). Objectives and key results: Driving focus, alignment, and engagement with OKRs. Hoboken, NJ: Wiley.

Berman, S. J., & Marshall, A. (2020). The next digital transformation: From an individual-centered to an ecosystem-centered perspective. Strategy & Leadership, 42(5), 12-20.

Cadle, J., Paul, D., & Turner, P. (2019). Business analysis techniques: 99 essential tools for success. BCS, The Chartered Institute for IT.

David, F. R., & David, F. R. (2019). Strategic management: A competitive advantage approach, concepts and cases (16th ed.). Pearson.

Gupta, M. C. (2018). Environmental and PEST analysis: An approach to external business environment. International Journal of Business and Management, 3(1), 34-43.

Johnson, G., Whittington, R., Scholes, K., Angwin, D., & Regnér, P. (2019). Exploring strategy (12th ed.). Pearson Education.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2018). Marketing management (15th ed.). Pearson.

Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2018). Strategic management and business policy: Toward global sustainability (15th ed.). Pearson Education.

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI