Tantangan dan Peluang Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Pendidikan di masa pandemi

Abstrak

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar. Sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi.

Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak. Saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil.

Kata kunci: Pandemi, pembelajaran daring.

Bacaan Lainnya

Abstract

The Covid-19 pandemic has provided an overview of the continuity of the world of education in the future through technical assistance. However, technology still cannot replace the role of teachers, lecturers, and learning interactions between students and teachers. Because education is not only about acquiring knowledge but also about values, cooperation, and competence.

Online learning is a challenge for the world of education with the situation in Indonesia which has thousands of islands. How can technology be used, how to provide internet access in remote areas where electronic goods without internet access are still a luxury. This is a challenge for all parties. At this time we must work hard together on how to bring technology to answer the real problems that occur in students and students who are less fortunate in terms of economy and technology who are in remote areas.

Keywords: Pandemic, online learning.

Pendahuluan

Di dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah coronavirus. Coronavirus itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Dengan adanya virus COVID-19 di Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat. Dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan.

Pada tanggal 24 maret 2020 menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID. Dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring atau jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

Pembahasan

Dari 69 negara, (Senin, 2 Maret 2020) nama Indonesia masuk ke dalam negara yang terjangkit virus corona. Presiden Joko Widodo mengumumkan virus corona Wuhan menjangkiti dua warga Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat, Kedua orang tersebut merupakan seorang ibu (64) dan putrinya (31) yang sempat kotak dengan warga Jepang yang positif mengidap COVID-19. Warga Jepang tersebut baru terdeteksi COVID-19 di Malaysia, setelah meninggalkan Indonesia. Itulah awal mula virus COVID-19 masuk Negara Kita Indonesia.

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan. Tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, serta menghadapi permasalahan nyata yang ada.

Situasi pendidikan seperti ini menjadi dilema tersendiri bagi pendidik dan para peserta didik. Di satu sisi  mereka dipaksa harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh agar memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Namun di sisi lain timbul kebosanan karena berbagai kendala yang dihadapi. Serta keinginan untuk berinteraksi secara langsung yang menjadi pemaksa untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung. Apalagi pembelajaran tatap muka meskipun dengan protokol kesehatan ketat tetap meningkatkan risiko terpapar Covid-19.

Dilema yang dialami tersebut tidak jarang menimbulkan gejolak dalam masyarakat karena ingin segera merasakan situasi pulih sedia kala di mana anak-anak mereka bisa sekolah seperti biasa. Tuntutan agar sekolah dibuka kembali banyak dilontarkan oleh para orang tua/wali murid meskipun banyak yang tetap menginginkan pembelajaran jarak jauh. Tetapi hingga saat ini, pemerintah tetap dalam keputusannya untuk laksanakan pembelajaran jarak jauh karena reisiko yang dihadapi tidak ringan. 

Meskipun situasinya menantang, momen ini juga merupakan peluang besar untuk keluar dari kebiasaan lama dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan mode pembelajaran baru yang berdampak dan relevan. Jika ada hal baik tentang krisis, itu adalah realisasi pentingnya teknologi. Perusahaan dan lembaga pendidikan yang dilengkapi teknologi merasa relatif lebih mudah untuk beralih ke pekerjaan dan kelas jarak jauh.

Pandemi ini akan membuat perguruan tinggi dan universitas menjadi lebih paham teknologi dan membuat pendidikan lebih mudah diakses dengan mengotomatiskan tugas-tugas dan operasional sehari-hari. Seperti konseling, kehidupan mahasiswa, pengembangan karir, dll. Selain itu, kemampuan untuk menghadiri kelas sambil tinggal di rumah mungkin menjadi pilihan yang jauh lebih cocok bagi orang tua yang takut menyekolahkan anak-anak mereka untuk tinggal di asrama kampus yang padat penduduk.

Salah satu contoh perubahan tersebut adalah penyesuaian jadwal seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (PTN) atau SBMPTN melalui ujian tertulis berbasis komputer (UTBK). Seharusnya UTBK tahun 2020 telah dilaksanakan oleh Lembaga Tes masuk perguruan tinggi (LTMPT) pada april. Namun, pandemi yang tengah berlangsung mendorong pemerintah untuk menunda pendaftaran serta pelaksanaan UTBK hingga Juli 2020. Hal ini secara tidak langsung meningkatkan kesiapan seleksi, baik bagi LTMPT, PTN, maupun calon mahasiswa universitas negeri.

Penyesuaian jadwal UTBK tidak hanya menjadi solusi satu-satunya bagi universitas negeri maupun calon mahasiswa. Berbagai PTN di seluruh Indonesia menciptakan cara-cara baru dalam melakukan seleksi mahasiswa. Misalnya, tidak sedikit universitas negeri yang menyelenggarakan jalur ujian mandiri di luar SBMPTN, baik melalui kriteria uji dan penilaian sendiri, maupun memanfaatkan standar UTBK.

Muhammad Sultan Fathoni
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Agama Islam, Prodi pendidikan Agama Islam

Editor: Diana Pratiwi

Baca Juga:
Dampak dan Pentingnya Pendidikan di Tengah Wabah Covid-19
Problematika Pendidikan Selama Pandemi Covid-19
Sempitnya Pendidikan di Tengah Meluasnya Covid-19

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI