Terlibatkah Umat Islam dalam Penjagaan Al-Qur’an?

Islam dalam penjagaan Al-Quran

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang masih terjaga keotentikannya. Menghafal Al-Qur’an, adanya Musabaqah Tilawatil Qur’an, mencetak ulang untuk disebarluaskan, dan mengedukasi Al-Qur’an kepada generasi muda umat Islam merupakan beberapa upaya dalam menjaga keotentikan Al-Qur’an.

Pemeliharaan Al-Qur’an juga sudah dilakukan pada masa Nabi Muhammad SAW, pada masa ini sudah banyak sahabat yang menghafal Al-Qur’an baik sebagian maupun secara keseluruhan dan hanya sebagian saja yang melakukan pemeliharaan melalui tulisan. Selanjutnya pada masa Abu bakar dan atas inisiatif Umar Bin Khattab, Al-Qur’an mulai dibukukan. Pengkodifikasian ini dilakukan karena kekhawatiran sahabat jika Al-Qur’an hilang bila mengandalkan hafalan saja. Mengingat banyaknya huffadz yang gugur dalam perang yamamah.

Karena kurang sempurnanya pengkodifikasian Al-Qur’an pada masa Abu Bakar dan Umar Bin Khattab, pengkodifikasian Al-Qur’an disempurnakan lagi pada masa Ustman Bin Affan. Keinginan ini juga dilatar belakangi oleh kehawatiran sahabat atas adanya perbedaan versi qira’at  yang telah diajarkan para sahabat. Di masa ini mushaf Abu Bakar  disalin menjadi satu dialek Quraisy.

Bacaan Lainnya

Pada hakikatnya Allah telah menjamin kemurnian dan kesucian Al-Qur’an, selamat dari usaha-usaha pemalsuan, penambahan atau pengurangan-pengurangan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang salah satunya adalah dalam surat Al-Hijr ayat 9.

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ

Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.

Dari ayat ini maka timbullah pertanyaan : mengapa Rosulullah, para sahabat, dan umat Islam masih melakukan upaya untuk menjaga keaslian Al-Qur’an? Padahal Allah sudah berjanji untuk menjaga keasliannya. Apakah yang menjaga Al-Qur’an hanyalah Allah sehingga umat Islam tidak perlu untuk menjaganya ?.

Jika dipahami dengan ilmu Ma’ani ( ilmu untuk mengetahui hal- ihwal lafadz bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi) maka kita akan menemukan gaya bahasa al- Qasr (upaya penegasan, atau penekanan pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan) pada ayat

وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ

Pada potongan ayat ini tidak ditemukan term Qasr (pembatasan) yang memberikan makna penegasan, sehingga redaksi ini memberikan informasi penegasan bahwa Allah adalah penjaga Al-Qur’an tetapi tidak memberikan pembatasan bahwa yang menjaga Al-Qur’an hanya Allah. Lain halnya dengan potongan ayat :

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ

Yang memberikan penegasan dan pembatasan bahwa yang telah menurunkan Al-Qur’an. Hanyalah Allah karena redaksi ayat ini menggunakan huruf taukid atau penguat dan huruf qasr. Oleh karena itu, pada potongan ayat pertama yang merupakan penegasan dan pembatasan memberi arti bahwa Allahlah yang memang menurunkan Al-Qur’an. Tetapi pada potongan selanjutnya yang berupa penegasan tetapi tidak pembatasan memberi arti bahwa Allah yang menjaga Al-Qur’an. Tetapi Allah tidak menjaganya sendiri melainkan para malaikat dan umat Islam juga turut untuk menjaganya.  

Salah satu mufasir Indonesia yang menggunakan metode tahlili (menafsirkan Al-Qur’an secara terperinci), M Quraish Shihab menafsirkan ayat di atas bahwa kaum Muslimin ikut memelihara otentitas Al-Qur’an dengan banyak cara. Baik dengan menghafalnya, menulis dan membukukannya maupun dengan merekamnya. Tetapi apa yang dilakukan umat muslim itu, tidak terlepas dari taufik dan bantuan Allah, guna pemeliharaan kitab suci umat Islam itu.

Hal ini berbeda dengan mufasir lainnya seperti Mahmud Yunus, H. Zainuddin Hamidy, dan Fachruddin Hs, yang menafsirkan bahwa pemeliharaan dan penjagaan Al-Qur’an ialah hanya Allah Subhanahu wa ta’ala dari upaya pengurangan dan perubahan. Tidak melibatkan pihak-pihak yang ikut serta di dalam penjagaan dan pemeliharaan, sehingga tidak seorangpun yang sanggup menyelewengkan apalagi menghapusnya, dan itu pula janji Allah sampai hari kiamat.  

Berkaitan dengan bukti konkret dari penjagaan Al-Qur’an adalah adanya kontribusi dari beberapa pihak yang turut dalam pemeliharaan Al-Qur’an. Jika dilihat dari penggunaan kata ganti (dhamir) إِنَّا (kata ganti kami) maka ayat di atas menunjukkan arti kolektif. Hal ini berbeda jika menggunakan kata ganti Inni (kata ganti saya) yang menunjukkan arti individu. Oleh karena itu, walaupun memang Allah yang menjamin, namun terpeliharanya Al-Qur’an itu tidak terlepas dari upaya-upaya pihak lain selan dari-Nya. Pihak lain itu adalah malaikat, Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan manusia. Dengan demikian, keberhasilan terjaganya Al-Qur’an merupakan kesuksesan bersama atas kehendak Allah dan kuasa-Nya.

Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai penjagaan Al-Qur’an, sepantasnya kita sebagai umat Islam untuk terus memelihara Al-Qur’an, bisa dengan membaca, mentadaburi, menghafalkan, mengamalkan dan mengajarkannya ke generasi berikutnya. Bukankah Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang pertama dan utama? Yang merupakan petunjuk dan panduan utama dalam mengarungi kehidupan? Jadi pantaskah kita untuk jauh darinya?

Al-Qur’an berisi banyak pengajaran bagi manusia. Mulai dari pengajaran tentang diri, alam, lingkungan, hingga ibadah dan cara mengenal Allah. Berbagai pengajaran ini menjadikan seorang muslim menjadi pribadi islami dengan keislaman yang kaffah dan menyeluruh. Dengan memelihara Al-Qur’an maka kita bisa lebih mengenal Allah. Mengetahui apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Allah. Juga mengetahui bagaimana cara menjadi hamba yang dicintai Allah.

Fina Fikriatul Ilmi
Mahasiswa Ekonomi Syariah
UIN Sunan Ampel Surabaya

Editor: Rahmat Al Kafi

Baca Juga:
Bolehkah Membawa HP Berisi Aplikasi Al-Qur’an ke Dalam Kamar Mandi atau Toilet?
Al-Quran sebagai Sumber Obat (Syifa) bagi Makhluk Ciptaan-Nya
Al-Qur’an sebagai Landasan Hukum Islam

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI