Jakarta (09/08/2022), Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) adalah salah satu bentuk upaya dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di dalamnya terdapat tiga aspek yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat.
Mahasiwa diberikan kesempatan agar dapat mengetahui, mengidentifikasi, memberikan solusi untuk dapat membantu masyarakat di lingkungan tersebut. Tema yang diusung dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UPI adalah tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG’s Desa yang terdiri dari 18 sub tema yang berbeda.
Dalam pelaksanaan KKN mahasiswa UPI masih berbasis di wilayah ataupun provinsi tempat mahasiswa tersebut tinggal.
Baca Juga: Mahasiswa KKN UPI Terapkan Tema Desa Tanpa Kesenjangan
Memasuki tahun ajaran baru di pertengahan bulan Juli, dalam pelaksanaan di lapangan pembelajaran tatap muka di SDN Ujung Menteng 01 Pagi sudah berjalan dengan baik, namun masih harus tetap menggunakan protokol kesehatan karena di lingkungan sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka berinteraksi langsung dengan banyak orang.
Apalagi sekarang sudah dilaksanakan pembelajaran tatap muka 100% dengan jam normal pembelajaran. Salah satu mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN UPI yang bernama Galuh Aprilia.
Membuat program tentang pendampingan terhadap literasi kesehatan berkaitan dengan perilaku hidup dan sehat di lingkungan sekolah sebagai wujud rasa cinta terhadap diri sendiri dan bentuk antisipasi terjangkit penyakit di lingkungan sekitar.
Pembiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu dilakukan karena ini merupakan upaya jangka pendek untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan diri sendiri.
Selain itu, PHBS secara internasional menjadi tolak ukur dalam meningkatkan presentasi kesehatan yang dicetuskan World Health Organization (WHO). Literasi kesehatan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca anak apalagi dalam hal kesehatan.
Literasi kesehatan yang diterapkan seperti membaca buku kesehatan, poster di mading sekolah, pendampingan tentang perlunya gizi seimbang, pentingnya 4 sehat 5 sempurna, pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur, pentingnya tidak jajan sembarangan.
Ibu Evi selaku wali kelas 2B berkata, “Pendampingan dalam pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat sangat bagus dipelajari untuk anak apalagi untuk kelas rendah, karena pada usia itu anak-anak akan menerima pengetahuan dengan terbuka karena rasa keingintahuannya yang tinggi sehingga mereka semangat dalam memnjalani pendampingan tersebut”.
Lalu ada pembelajaran tentang organ pencernaaan manusia yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) yang disediakan oleh web Belajar Kemendikbud.
Salah satu murid kelas 2B berkomentar, “Wah, ibu keren banget, jadi di dalam tubuh kita isinya seperti itu”. Anak-anak sangat antusias saat mencoba menggunakan teknologi Augmented Reality. Anak-anak belajar bagaimana tubuh mencerna dan mengedarkan nutrisi keseluruhan tubuh.
Pendampingan pembiasaan hidup bersih dan sehat dilakukan dengan praktik mencuci tangan, pemeriksaan kuku, gigi, dan telinga. Sebelum belajar, ice breaking terlebih dahulu agar badan tidak kaku.
Selain itu memberikan stimulus berupa tugas agar anak dapat mengingat dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. Diharapkan dengan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dapat memotivasi siswa dalam menjaga kesehatan diri sendiri.
Karena kita tahu bahwa pada usia anak-anak itu lebih mudah terkena penyakit seperti batuk, pilek, diare, demam berdarah, typus, karies. Peran orang tua juga diperlukan dalam menjaga kesehatan dan kebersihan buah hatinya agar di masa mendatang menjadi sehat, kuat, dan bugar.
Penulis: Galuh Aprilia
Mahasiswa Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Purwakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
