Mask Girl: Pain Adiksi Operasi Plastik untuk Mencapai Idealized Self Image

Mask Girl
Film Mask Girl.

Pernahkah kamu mendengar drama korea Netflix berjudul Mask Girl? Drama terbaru Netflix yang rilis di tahun 2023 ini menceritakan tentang seorang wanita yang dikucilkan dari lingkungannya karena tidak bisa memenuhi standar kecantikan yang ada.

Sehingga membuatnya untuk membangun branding akan dirinya sebagai wanita bertopeng yang cantik di sosial media. Kemudian tokoh melakukan operasi plastik untuk merombak wajahnya mengikuti standar kecantikan yang beredar di masyarakatnya.

Korea Selatan memang merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat standar kecantikan tinggi bagi wanita maupun pria. Bahkan berdasarkan data statistik yang diperoleh pada tahun 2022, dapat dikatakan bahwa 1 dari 3 wanita di Korea Selatan telah menjalani operasi plastik dalam hidup mereka.

Bacaan Lainnya

Jika ditinjau dari intensitas fenomena tersebut terjadi, maka hal ini sejalan dengan realita saat ini bahwa adanya tendensi masyarakat terutama wanita untuk merasakan insekuritas atas dirinya sendiri.

Mengapa sih seseorang terdorong untuk melakukan operasi plastik?

Manusia memiliki seperangkat bagian otak yang saling mendukung tindakan dan perilakunya. Operasi plastik dapat dikatakan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mencapai keinginan (want) untuk menjadi lebih mempesona secara fisik.

Hal ini merupakan salah satu upaya manusia untuk dapat bertahan dengan diterima dan dihargai di dalam lingkungan masyarakat. Keinginan seseorang untuk diterima oleh lingkungan ini sejalan dengan salah satu aspek dalam Hierarki Kebutuhan Maslow, yakni Love and Belonging.

Proses yang terjadi di dalam otak manusia saat motivasi dalam dirinya muncul dimulai dari stimulus yang berasal dari luar. Manusia akan melihat lingkungannya sebagai pemantik orientasi yang hendak dicapai dari keinginannya. Kemudian hal ini akan direspon oleh otak bagian tengah yang berkontribusi aktif terhadap perkembangan emosi manusia.

Dalam proses ini, individu dinilai akan mengkaji ulang keinginannya dengan pemahaman realitas mengenai kapasitas yang dimiliki dapatkah mendukung mewujudkan keinginannya.

Menurut Rollo May, seorang psikolog eksistensialisme, menyebutkan bahwa segala bentuk tindakan manusia yang didorong oleh keinginan adalah upaya untuk mempertahankan eksistensi individu sebagai manusia di dunia. Dalam teorinya, Rollo May mengkaji mengenai niat yang dimunculkan oleh individu telah dibingkai oleh sebuah intensionalitas yang jauh lebih tinggi tingkatnya.

Pada fase ini, otak tengah akan merespon segala sinyal yang berisikan keinginan manusia. Otak tengah memiliki kecenderungan untuk mendorong sifat impulsif dan reaktif pada diri manusia, sehingga memungkinkan transfer keinginan menjadi perilaku yang terwujudkan pada tindakan manusia bersifat cepat dan tanpa berpikir panjang. Orientasi yang ingin dicapai oleh kinerja otak tengah adalah sebuah kesenangan dan menghindari penderitaan.

Pemicu seseorang untuk melakukan operasi plastik, dilihat dari kacamata Karen Horney, adalah bentuk upaya untuk mencukupi kebutuhan neurotik pada dirinya. Menurut Karen, seseorang yang memiliki rasa tidak aman dan kecemasan dapat bertendensi memiliki skala kebutuhan neurotik yang lebih tinggi.

Hal ini direfleksikan dalam karakteristik individu yang melakukan operasi plastik, mayoritas adalah karena rasa tidak puas dengan yang dimiliki adalah karena rasa tidak puas dengan yang dimiliki. Fenomena itu merupakan salah satu bentuk kebutuhan neurotik dalam aspek kekaguman yang berlebihan terhadap penciptaan citra diri yang sempurna.

Dalam teori psikoanalisis Karen, perilaku ini merupakan bentuk defense mechanism idealized self image yang mendorong individu untuk melarikan diri dari masalah neurotiknya dengan membentuk citra diri yang sempurna agar dapat memperoleh penerimaan dari masyarakat.

Padahal operasi plastik sakit, mengapa seseorang bisa merasa kecanduan?

Dalam beberapa kasus, seseorang yang pada awalnya melakukan operasi plastik sekali untuk memperbaiki detail kecil pada wajahnya, kemudian mengalami rasa candu untuk melakukannya lagi dan lagi. Padahal realitanya, operasi plastik itu menimbulkan rasa sakit. Hal ini disebut sebagai pain dan adiksi yang merupakan gangguan di mana seseorang merasa kecanduan dengan rasa sakit secara fisik maupun mental.

Individu dengan adiksi memiliki tendensi untuk mengalami intoksikasi yang berimbas pada keadaan putus asa. Pain dan adiksi yang mampu direfleksikan pada individu yang melakukan operasi plastik adalah bentuk lanjutan dari defense mechanism untuk mengkonversi rasa depresi dan stres akibat keputusasaannya itu. Oleh karena itu, operasi plastik menjadi bentuk pelarian dari perasaan tidak nyaman yang dialaminya.

Dikaji dari sudut pandang mental disorder, kecanduan operasi plastik relevan dengan gangguan dismorfik tubuh. Body dysmorphic disorder merupakan kondisi kejiwaan di mana individu berfokus pada cacat tubuh sehingga muncul rasa obsesif untuk melakukan operasi plastik terus menerus.

Lalu bagaimana agar adiksi terhadap operasi plastik dapat diminimalisir?

Menurut Karen Horney, manusia memiliki kapasitas untuk melakukan self-realization yakni pemahaman untuk mengenali emosi, keyakinan, dan keinginan melalui melepaskan idealized self image. Hal tersebut sejalan dengan konversi terhadap self-hatred menjadi self-acceptance.

Oleh karena itu, konsep yang dipaparkan oleh Karen Horney dalam menekan adiksi individu terhadap operasi plastik untuk mengejar kesempurnaan sejalan dengan body neutrality agar seseorang dapat lebih menerima dan menghargai tubuhnya.

Penulis:

Noor Cholis Hakim
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Anggraini, R. 2023. Pentingnya Netralitas Tubuh untuk Mengubah Pola Pikir Citra Diri.

Feist, J. & Feist, G.J. 2009. Theories of Personality 7th Edition. New York: McGraw-Hill.

Gunawan, R. & Anwar, A. 2012. Kecemasan Body Image pada Perempuan Dewasa Tengah yang Melakukan Bedah Plastik Estetik. Jurnal Psikologi, 10 (2), pp. 58-67.

Nurkalista, D. 2023. Body Neutrality and Self Realization: Encountering Negative Body Image and Unrealistic Beauty Standards.

Rulanggi, R. Teori Kepribadian Horney.

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI