Modernisasi Sistem Pendidikan Islam di Indonesia

Modernisasi Sistem Pendidikan Islam

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai sarana untuk menciptakan SDM yang unggul. Pendidikan memiliki tugas yakni menciptakan output yang dapat bersaing di zaman modern seperti sekarang ini. Tidak terkecuali Pendidikan Islam yang keberadaannya juga memiliki peran yang penting dalam menciptakan output pendidikan.

Idealnya, lembaga Pendidikan Islam memiliki output pendidikan yang unggul karena dalam proses pendidikannya ditekankan aspek pendidikan umum dan pendidikan agama. Pada kenyataannya di lapangan, sekolah-sekolah berciri khas Islam seperti madrasah kalah bersaing dengan sekolah-sekolah umum. Masyarakat lebih mempercayakan sekolah umum dalam mendidik anak-anaknya dibandingkan madrasah.

Asumsi masyarakat terhadap madrasah sering identik dengan lembaga pendidikan yang tidak maju, dibandingkan sekolah-sekolah umum. Munculnya gagasan dan program modernisasi Pendidikan Islam dilatarbelakangi oleh gagasan tentang “modernisme” pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemikiran dan kelembagaan Islam, termasuk pendidikan, haruslah dimodernisasi.

Bacaan Lainnya

Sistem Pendidikan Islam di Indonesia Saat Ini

Hingga saat ini kita menyadari bahwa secara umum kondisi lembaga pendidikan Islam di Indonesia masih ditandai berbagai kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain:

1. Kelemahan sumber daya manusia (SDM), manajemen maupun dana. Seperti yang telah kita ketahui bahwa jika suatu lembaga pendidikan ingin tetap eksis secara fungsional di tengah-tengah kehidupan masyarakat global seperti sekarang ini harus didukung oleh ketiga hal tersebut, yaitu sumber daya manusia, manajemen, dan dana.

2. Saat ini lembaga pendidikan tinggi Islam masih belum mampu mengupayakan secara optimal mewujudkan Islam sesuai dengan cita-citanya yang ideal. Lembaga Pendidikan Islam masih belum mampu mentransformasi nilai-nilai ajaran Islam secara konstekstual dengan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

3. Masih banyak terlihat lembaga pendidikan Islam yang belum mampu mewujudkan Islam secara transformatif. Kita masih melihat bahwa masyarakat Islam dalam mengajarkan ajaran agamanya hanya berhenti pada simbol dan formalistik. Pesan spiritualitas dan filosofis dari ajaran Islam masih harus dibangun dan dikembangkan.

4. Pada saat ini kehidupan kita sedang dalam masa reformasi. Pada era ini kecenderungan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat Madani yang kuat. Yaitu masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan seperti nilai-nilai keadilan, kesamaan kesederajatan, kemitraan, kejujuran, dan sebagainya. Nilai-nilai ini terasa sudah demikian terkubur dan diganti oleh nilai-nilai ketidakadilan, kesenjangan sosial, individualistik, dan perilaku yang tidak manusiawi lainnya.

5. Hingga saat ini posisi lembaga pendidikan tinggi Islam, bahkan juga Pendidikan Islam yang ada di bawahnya masih kurang diminati oleh masyarakai. Masyarakat pada umumnya lebih memilih sekolah pada lembaga pendidikan yang tidak menggunakau label Islam seperti; Madrasah. ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, pesantren dan sebagainya.

Cara Memodernisasi Sistem Pendidikan Islam di Indonesia

1. Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum Pendidikan Islam hendaknya bersifat integrated dan komprehensif, mencakup ilmu agama dan umum, serta menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama Pendidikan Islam. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber utama Pendidikan Islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Islam.

2. Metode Pendidikan Islam

Berkaitan dengan metode pendidikan Islam, Al-Quran menawarkan berbagai pendekatan dan metode dalam pendidikan, yakni dalam tata cara menyampaikan materi pendidikan. Metode tersebut antara lain:

a. Metode Teladan

       Pengaruh yang dominan dalam pendidikan adalah melalui contoh untuk dipraktikkan yang membantu perkembangan jiwa anak didik. Seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Rasulullah saw merepresentasikan dan mengekspresikan apa yang ingin diajarkan melalui tindakannya dan kemudian menerjemahkan tindakannya ke dalam kata-kata.

Bagaimana memuja Allah subhanahu wa ta’ala, bagaimana bersikap sederhana, bagaimana duduk dalam shalat dan doa, bagaimana makan, bagaimana tertawa, dan lain sebagainya, menjadi acuan bagi para sahabat, sekaligus merupakan materi pendidikan yang tidak langsung. Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya.

b. Metode Kisah-kisah

       Di dalam Al-Quran terdapat nama suatu surat yaitu surat Al-Qashash yang berarti cerita-cerita atau kisah-kisah. Kisah-kisah sebagai metode pendidikan, memiliki daya tarik yang dapat menyentuh perasaan. Islam menyadari sifat alamiah tersebut dan menyadari pengaruhnya yang sangat besar.

c. Metode Diskusi

Seperti yang telah diperintahkan dalam QS. An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:

Artinya: “…dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…”

Dari ayat di atas Allah telah memberikan pengajaran bagi umat Islam agar membantah atau berargumen dengan cara yang baik. Yang biasa disebut dengan metode diskusi.

d. Pendidik

Al-Quran dan hadits telah memberikan isyarat kepada pendidik dalam upaya mendidik peserta didik, di antaranya:

1) Pendidik bersikap konsisten antara ucapan dan perbuatan, serta menjadi panutan anak didiknya. Termaktub dalam QS. Al-Baqarah: 44.
2) Pendidik tidak menyembunyikan ilmu kepada anak didik, dan tidak menolak bagi yang mau belajar kepadanya. Termaktub dalam QS. Ali-Imran: 187.
3) Pendidik harus bersikap dan familiar terhadap anak didik, seperti sikap bapak terhadap anak. Termaktub dalam QS. Ali-Imran: 159
4) Pendidik tidak menggunakan paksaan dalam mengajar, tetapi melalui proses kesadaran yang sesuai dengan jiwa dan akal anak didik. Kesadaran untuk menerima ilmu sama halnya dengan menerima keyakinan yang tidak boleh dipaksakan. Termaktub dalam QS. Al-Baqarah: 256.
5) Pendidik harus menunjukkan sikap tamak dalam ilmu yang dibuktikan dengan kegemaran membaca, menelaah, meneliti dan mengkaji. Termaktub dalam QS. Thaha: 115.

e. Pengembangan

Pengembangan sikap penerimaan kultural yang sadar terhadap perubahan akan menciptakan sistem pendidikan yang lebih berorientasi ke masa depan (future oriented), tidak hanya sekadar berorientasi ke masa belakang (past oriented).

Jadi, agama Islam melalui Al-Quran menempatkan pendidikan pada segmen yang terpenting. Pendidikan Islam juga merupakan pendidikan yang berkontinuitas, hal tersebut sesuai dengan sabda nabi “Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (HR. Muslim). Pengulangan di sini memiliki arti dilakukan terus-menerus tidak hanya untuk mendapatkan sesuatu yang baru tapi juga mengembangkan dan memanfaatkan apa yang telah diperoleh.  

Dalam Pendidikan Islam, tidak ada kata selesai dalam menuntut ilmu. Sebuah keharusan bagi seorang manusia untuk terus memperdalam ilmunya, tidak hanya melalui bangku pendidikan, justru tantangan itu akan jauh lebih besar ketika seorang manusia tiba di tengah-tengah masyarakat. Tantangan tidak hanya untuk terus mengembangkan keilmuan tetapi juga untuk mendayagunakan bagi kehidupan.

Nur Rohmayaty
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya

Editor: Rahmat Al Kafi

Baca Juga:
Pentingnya Ajaran Islam di Era Pendidikan
Integrasi Matematika dalam Islam di Masa Pandemi
Pentingnya Penerapan Pendidikan Akhlak Anak pada Siswa Sekolah Dasar

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI