Pengaruh Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa) sebagai Pengobatan Hipertensi

Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa)
Ilustrasi: istockphoto.

Bunga rosela ialah bagian dari tanaman Roselle (Hibiscus sabdariffa), yang berasal dari Afrika Barat dan telah menyebar ke berbagai belahan dunia, terutama di wilayah-wilayah tropis. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Malvaceae, yang juga mencakup tanaman hibiscus lainnya.

Salah satu ciri khas dari bunga rosela adalah warnanya yang cerah, biasanya merah atau merah muda. Bunga ini memiliki bentuk yang menarik dan seringkali digunakan sebagai hiasan atau bahan dalam pembuatan minuman dan makanan.

Penggunaan bunga rosela tidak terbatas hanya pada aspek dekoratif. Buah rosela yang dikenal dengan nama calyx memiliki nilai kuliner yang tinggi. Calyx ini memiliki daging merah yang berair dan biji-bijian di dalamnya. Buah rosela sering digunakan dalam pembuatan minuman dingin dan panas, selai, sirup, dan bahkan dalam masakan sebagai bumbu atau pemanis alami.

Bacaan Lainnya

Selain penggunaannya dalam kuliner, bunga rosela juga memiliki nilai kesehatan yang signifikan. Ekstrak dari buah rosela telah digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai budaya untuk mengobati berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan infeksi.

Beberapa penelitian modern juga menunjukkan potensi bunga rosela dalam meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit tertentu.

Tidak hanya itu, bunga rosela juga sering digunakan dalam produk-produk kecantikan karena kandungan antioksidannya yang tinggi, yang dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut.

Dengan beragam manfaatnya yang meliputi kuliner, kesehatan, dan kecantikan, bunga rosela telah menjadi tanaman yang populer dan berharga di berbagai budaya di seluruh dunia.

Hipertensi sering juga disebut dengan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik, hipertensi sering menyebabkan keadaan yang berbahaya, dikarenakan gejala yang ditimbulkan dari hipertensi tersebut tidak disadari dan bahkan kerap tidak menimbulkan keluhan bagi penderitanya (WHO, 2013).

Kejadian hipertensi umumnya yang paling banyak dijumpai ialah hipertensi primer atau esensial yang tidak diketahui apa penyebabnya, faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi primer ataupun esensial meliputi bagaimana gaya hidup, merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, stres, genetik atau keturunan, obesitas, kurang olahraga serta faktor usia (Indrayani, 2012).

Mekanisme terjadinya hipertensi di dalam tubuh dikendalikan oleh baroreseptor, pengaturan volume cairan tubuh kemudian system rennin-angiotensin dan autoregulasi. Seseorang ketika dalam keadaan hipertensi maka tubuh akan merangsang pelepasan hormon rennin dan angiotensinogen. Angiotensinogen merupakan suatu protein yang tidak aktif di dalam darah dan diproduksi di hati.

Hipertensi pada saat ini masih menjadi masalah utama di dunia. Menurut Joint National (JNC-VII), hampir 1 milyar orang penderita hipertensi di dunia. Menurut laporan World Health Organization (WHO), hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di dunia.

Hipertensi dapat mengganggu fungsi berbagai organ di dalam tubuh, seperti pada ginjal, otak, mata, dan bahkan jantung. Tekanan darah tinggi yang ketika dibiarkan begitu saja, dan terus terjadi peningkat yang menimbulkan berbagai komplikasi seperti, infark miokardium, gagal ginjal, ensefalopati, hingga kerusakan pada kornea mata.

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Akademi Farmasi Surabaya Himpun Para Remaja dalam Pemanfaatan Tanaman Rosella (Hisbiscus Sadbariffa) serta Strategi Pemasaran Digital

Pada penanggulangan hipertensi dibutuhkan pengontrolan tekanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi yang bisa saja terjadi akibat hipertensi, terapi hipertensi dapat dilakukan secara, non-farmakologis (seperti upaya penurunan berat badan dan pembatasan asupan garam), kemudian adapun penanggulangan farmakologis (terapi dengan obat antihipertensi diuretika, beta bloker, ace-inhibitor, ca bloker), dan terapi hipertensi dengan menggunakan herbal (penggunaan bahan alami seperti tanaman obat secara tradisional atau tanaman yang sudah teruji seara klinis maupun preklinis).

Pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis dan minim akan efek negatif merupakan salah satu solusi yang baik untuk menanggulangi terkait masalah kesehatan yang terjadi (Depkes, 2008).

Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi yang kemudian dimanfaatkan sebagai obat antihipertensi. Adapun mekanisme umum tanaman obat yang memberikan efek dilatasi pada pembuluh darah dan akan menghambat Angiotensin Converting Enzym (ACE).

Penghambatan sistem renin-angiotensin memungkinkan dapat menurunkan kemampuan ginjal dalam meningkatkan tekanan darah di dalam tubuh

Rosella (Hibiscus sabdariffa L) secara empiris memiliki khasiat sebagai antiseptik, diuretik, kemudian meningkatkan daya tahan tubuh, antihipertensi, antikolesterol, antibakteri dan bersifat antioksidan. Rosella memiliki kandungan kimia berupa karbohidrat, asam amino, delpinidin, gosiperidin, hibiscetin, hibiscin, dan hibiscitrin.

Potensi pada bunga rosella besar untuk dikembangkan menjadi obat herbal antihipertensi dikarenakan bunga rosella ini dapat tumbuh di sekitar lingkungan masyarakat dengan mudahnya. Pada penanaman, perawatan, dan pengolahan bunga rosella juga termasuk  mudah.

Namun hanya sedikit dari masyarakat banyak yang mengetahui manfaat dan kegunaan bunga rosela ini. Adapun Salah satu kandungan yang ada di dalam kelopak rosela adalah flavonoid yaitu antosianin.

Flavonoid merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang biasanya ada pada akar, batang, daun, kelopak, serta biji dan lain-lain. Sedangkan antosianin sendiri adalah pigmen daun bunga yang berwarna merah sampai dengan biru.

Senyawa flavonoid yang ada di dalam metabolit sekunder mempunyai berbagai macam efek di antaranya dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernapasan, sebagai antioksidan juga bermanfaat sebagai pengobatan gangguan pada fungsi hati dan mengurangi pembekuan darah.

Penulis:

Fesya Oktaviona
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI