Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Manusia

Agama
Sumber: iStock, 2023.

Secara psikologis, agama merupakan ilusi manusia. Manusia lari kepada agama karena rasa ketidakberdayaan menghadapi bencana. Dengan demikian, segala bentuk perilaku keagamaan merupakan perilaku manusia yang timbul dari dorongan agar dirinya terhindar bahaya dan dapat memberikan rasa aman.

Manusia diciptakan Tuhan dalam pemikirannya. Agama tampaknya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Penentangan manusia terhadap agama mungkin karena adanya faktor tertentu, baik yang diakibatkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing.

Namun, untuk menutupi atau mengingkari sama sekali dorongan keagamaan tampaknya sulit dilakukan, karena adanya unsur batin dalam diri manusia yang cenderung mendesaknya untuk tunduk kepada Zat Yang Ghaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor internal manusia dalam psikologi kepribadian yang disebut dengan pribadi ataupun hati nurani.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pentingnya Peran Agama dalam Kesehatan Tubuh dan Mental pada Diri Manusia

Peran agama sangat penting untuk membentuk kesehatan mental manusia, sekaligus dapat menyembuhkan mereka yang mengalami sakit jiwa. Dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman agama dapat melindungi manusia atas gejala sakit jiwa dan dapat memulihkan kesehatan mental untuk orang-orang yang cemas.

Semakin dekat seseorang dengan Tuhan dan semakin seseorang banyak beribadah, maka semakin tenteram jiwanya dan semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesulitan dalam hidup. Demikian pula sebaliknya, semakin jauh seseorang itu dari agama maka akan semakin susah baginya untuk menemukan ketenteraman batin.

Agama juga menjadi bekal bagi manusia dalam menghadapi dan mengatasi berbagai keinginan dan dorongan yang muncul. Ajaran dan nilai agama yang telah tertanam akan menjadi pengatur sikap dan tingkah laku secara otomatis. Jadi, manusia yang taat beribadah merupakan semata-mata hanya mengharap keridaan dari Allah SWT semata.

Kesehatan mental yang dimiliki oleh manusia merupakan salah satu kajian dalam ilmu kejiwaan yang sudah dikenal sejak abad ke-19, seperti di Jerman tahun 1875 M. Kesehatan mental dijadikan sebagai suatu kajian ilmu jiwa walaupun dalam bentuk sederhana.

Kesehatan mental merupakan ilmu yang mencakup sistem tentang prinsip, aturan dan prosedur untuk meningkatkan kesehatan dalam diri manusia.

Orang yang sehat mentalnya merupakan orang yang selalu tenang, aman, dan tenteram baik secara mental maupun secara ruhani atau hatinya, masalah kesehatan mental menggabungkan pengetahuan dan prinsip-prinsip yang terdapat dalam bidang psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama.

Faktor internal dan eksternal mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat, bakat, keturunan, dan sebagainya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri orang tersebut, seperti lingkungan serta keluarga.

Faktor eksternal lain yang mempengaruhi seseorang seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pekerjaan, dan sebagainya. Faktor eksternal yang baik dapat menjaga mental sehat seseorang, namun faktor eksternal yang buruk berpotensi menimbulkan pola pikir yang tidak sehat.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Agama pada Perkembangan Anak

Hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan mental manusia, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap tersebut akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, puas, sukses, merasa dicintai, dan merasa aman.

Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan Hak Asasi Manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka dari itu, dalam kondisi tersebut, manusia berada dalam keadaan tenang dan normal.

Kesehatan mental manusia merupakan pengetahuan dan aktivitas yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin semua potensi, keterampilan, dan kualitas yang ada untuk menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.

Salah satu cita rasa agama merupakan terapi gangguan jiwa. Mempraktikkan agama dalam kehidupan sehari-hari melindungi orang dari gangguan mental dan juga memulihkan kesehatan mental bagi orang yang cemas.

Semakin dekat seseorang dengan Tuhan dan semakin banyak seseorang beribadah, semakin tenteram jiwanya dan semakin besar kemungkinan seseorang akan menghadapi kekecewaan, kesulitan, dan rintangan dalam hidupnya. Sebaliknya, semakin jauh seseorang dari agama, maka semakin sulit baginya untuk menemukan kedamaian dalam batin.

Gangguan jiwa dan penyakit jiwa merupakan akibat dari ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi kesulitannya dengan baik atau ketidakmampuan orang tersebut untuk beradaptasi dengan situasi yang dihadapinya, kesehatan mental dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian, yaitu: 1) Terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa dan dari gejala penyakit; 2) Kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dan masyarakat, serta lingkungan di mana seseorang tinggal; 3) Pengetahuan dan kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin semua potensi, bakat, dan kualitas yang ada untuk menghasilkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan jiwa dan penyakit jiwa; dan 4) Terwujudnya pemahaman tentang keselarasan sejati antara fungsi jiwa dan kemampuan, menghadapi masalah bersama, serta merasakan kebahagiaan dan kemampuan diri yang positif.

Baca Juga: Manfaat Ibadah bagi Kesehatan Menurut Agama Islam

Perbedaan antara gangguan jiwa dengan penyakit jiwa, yaitu: a) Gangguan jiwa masih mengetahui dan merasakan kesulitannya, sebaliknya yang kena penyakit jiwa tidak; dan b) Gangguan jiwa, kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam ranah realitas pada umumnya. Sedangkan yang kena penyakit jiwa keperibadiannya dari segala segi (tanggapan, perasaan atau emosi, dan dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas, dan hidup jauh dari kenyataan.

Ajaran Islam banyak mengajarkan nilai-nilai ketakwaan dan keteladanan yang diberikan Nabi Muhammad SAW. Ajaran Islam mengarahkan pikiran untuk mengoreksi pemikiran melalui tuntunan wahyu.

Islam beserta seluruh petunjuk yang ada yang ada di dalam Al-Qur’an merupakan obat bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang terdapat dalam diri manusia. Ajaran agama menuntut manusia untuk memanifestasikan hubungan yang baik kepada Allah SWT, dengan sesama, maupun dengan alam serta lingkungan.

Peran agama dapat membantu manusia untuk menjaga jiwanya dan mencegah dari gangguan kejiwaan, serta membina kondisi kesehatan mental. Dengan meresapi dan mengamalkan ajaran manusia dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup di dunia maupun akhirat.

Dengan demikian, agama benar-benar dapat membantu orang dalam mengendalikan dirinya dan membimbingnya dalam segala tindakan. Begitu pula kesehatan jiwa dapat dipulihkan dengan cepat apabila keyakinan kepada Allah SWT dan ajaran-Nya dilakukan.

Agama memiliki peran yang sangat penting terhadap kesehatan mental manusia. Kesehatan mental bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan semaksimal mungkin semua potensi, keterampilan, dan kualitas yang ada untuk menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.

Salah satu cita rasa agama merupakan terapi atau penyembuhan gangguan jiwa. Mempraktikkan agama dalam kehidupan sehari-hari melindungi orang dari gangguan mental dan juga dapat memulihkan kesehatan mental orang yang cemas.

Penulis: 

Holista Mila Yuniar
Mahasiswa S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI