Program Kampus Mengajar Gerakan Literasi Sekolah sebagai Upaya Peningkatan Minat Baca dan Pembiasaan Belajar Peserta Didik di Sekolah Sasaran

Woman place her arms on her lap and open book to read

Pada saat ini, pendidikan di Indonesia memiliki peringkat yang masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara lain dalam aspek sistem pendidikan. Ada beberapa penyebab pendidikan di Indonesia masih rendah dibanding dengan negara-negara lainnya.

Salah satunya yaitu pengaruh kurangnya literasi atau minat baca pada siswa maupun mahasiswa serta kemampuan dalam berpikir kritis (critical thinking) yang masih rendah (Rizky Anisa et al., 2021).

Sekolah yang merupakan tempat terjadinya kegiatan belajar mengajar serta penyedia sarana dan prasarana penunjang di dalamnya. Sekolah memiliki peran yang penting dalam kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik, dan juga lingkungan sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dalam penumbuhan minat baca.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Wattpad: Gerakan Literasi Sekolah Daring

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) secara umum bertujuan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (Kemendikbud, 2016).

Mengingat pentingnya budaya literasi dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat terbiasa dengan belajar sepanjang hayat. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan menjadi pembiasaan belajar sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi pada siswa.

Maka melalui kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 3, mahasiswa penempatan di beberapa sekolah sasaran membuat suatu program gerakan literasi sekolah yaitu Pojok Literasi dalam setiap kelas, hal ini dikarenakan sekolah tersebut belum memiliki ruang perpustakaan khusus.

Sehingga kami mencoba untuk mengimplementasikan program GLS di lingkungan sekolah dan meningkatkan literasi dengan mengajak siswa-siswi untuk gemar membaca dan dapat belajar sepanjang hayat.

Metode yang dilakukan dalam program kegiatan ini yaitu mengembangkan sudut baca yang terdapat dalam setiap ruang kelas menjadi pojok literasi dan mengadakan penyuluhan dan pendampingan Gerakan Literasi Sekolah. Sasaran dari program ini adalah seluruh peserta didik dan guru di sekolah sasaran.

Baca Juga: Gerakan Literasi pada Pendidikan Sekolah Dasar

Kegiatan utama yang dilakukan yaitu penyuluhan tentang pentingnya literasi bagi peserta didik. Dalam hal ini, literasi numerasi menjadi titik fokus dalam pengembangan kemampuan peserta didik. Gerakan Literasi yang diterapkan di sekolah sasaran ialah sebagai berikut:

  1. Membiasakan membaca 15 menit sebelum pelajaran;
  2. Membiasakan membaca saat santai jam istirahat dan pada saat jam kosong;
  3. Mengembangkan dan menghidupkan kembali sudut baca menjadi pojok literasi sekolah sebagai upaya membiasakan peserta didik belajar sepanjang hayat;
  4. Peserta didik akan terus dikenalkan dengan bahan-bahan bacaan pendukung kemampuan literasi;
  5. Melakukan pendampingan pada saat kegiatan GLS.

Penyuluhan Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan Literasi Sekolah melibatkan guru, peserta didik, orangtua/ wali murid, dan masyarakat. Artinya, orangtua juga memiliki peran yang besar dalam mengembangkan literasi peserta didik.

Program pertama GLS yaitu penyuluhan mengenai pentingnya literasi sebagai upaya belajar sepanjang hayat dalam perkembangan peserta didik. Guru dan orangtua dihadirkan untuk membangun satu konsep pemahaman yang sama.

Berawal dari pemahaman yang sama, pembiasaan-pembiasaan dalam Gerakan Literasi akan berjalan lebih efektif dalam pengembangan kemampuan literasi siswa.

Baca Juga: Literasi Bahasa Indonesia pada Peningkatan Minat Baca Siswa SMA

Pembiasaan Membaca di Pojok Literasi Sekolah

Sesuai dengan materi Gerakan Literasi yang digagas oleh Kemendikbud, langkah pertama yang dilakukan dalam peningkatan literasi dapat dimulai dari pembiasaan. Adanya kolaborasi program GLS dengan pihak guru menjadikan proses pengembangan literasi numerasi melalui Gerakan Literasi berjalan lancar.

Peningkatan literasi numerasi menjadi titik fokus karena akan sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Literasi numerasi yang akan ditingkatkan mulai dari operasi hitung sederhana. Selain itu, pembiasaan membaca di pojok literasi ini juga bertujuan mengembangkan kemampuan literasi yang lain, seperti membaca dan bercerita.

Skema dari program pembiasaan membaca berfokus pada peningkatan kemampuan membaca siswa dengan ajakan membaca setiap hari sebelum pembelajaran. Kegiatan pembiasaan membaca ini dilaksanakan selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.

Guru akan berkeliling memanggil siswa untuk maju satu persatu dalam mendampingi siswa. Siswa yang masih belum lancar membaca dan menulis akan didampingi selama proses pembiasaan membaca tersebut.

Dalam pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran ini kami menggunakan buku fiksi (di luar buku pelajaran) sebagai bahan media pembelajaran kami. Setelah siswa membaca, kami meminta siswa untuk memberikan feedback dari hasil yang dibaca tersebut.

Baca Juga: Pentingnya Menumbuhkan Budaya Literasi Anak di Tengah Kemajuan Teknologi

Tujuannya agar kami bisa mengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa terhadap buku tersebut. Selain itu, pembiasaan membaca guna menambah wawasan dan pengetahuan siswa sehingga mereka dapat belajar dengan mudah di antaranya sebagai berikut:

  1. Pengembangan Pojok Literasi Sekolah;
  2. Pojok Literasi Sekolah yang terdapat di tiap ruang kelas;
  3. Pendampingan Gerakan Literasi di luar kelas;
  4. Pendampingan Gerakan Literasi;
  5. Pendampingan Gerakan Literasi di SLB (Sekolah Luar Biasa).

Pelaksanaan program GLS yang hanya berlangsung pada bulan Maret sampai Juni mengharuskan adanya program keberlanjutan agar tujuan peningkatan literasi dapat dicapai secara maksimal. Program GLS melakukan pendampingan secara intens kepada pihak guru mengenai perawatan dan pengelolaan Pojok Literasi agar terus menarik perhatian peserta didik.

Selain peran guru, orangtua peserta didik juga menjadi penentu keberhasilan progam Gerakan Literasi ini. Pada saat penyuluhan dan saat ada kegiatan kumpul orangtua atau wali murid peserta didik, program GLS memberikan pengertian dengan pendekatan langsung mengenai pentingnya kegiatan literasi sebagai upaya pembiasaan belajar sepanjang hayat.

Orangtua diharapkan dapat menemani dan membiasakan anak-anak mereka membaca di rumah. Buku yang dibaca dapat dipinjam dari Pojok Literasi dengan mengisi Daftar Peminjaman Buku yang dapat berkoordinasi dengan pihak guru.

Penulis:
1. Siti Nur Hidayah
2. Cici Fatimah
3. Muhammad Nujuumur Rosyad
4. An Nisa Salsa Bela
5. Fauziyah Nur Laili
6. Rizka Risdiyanti
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Universitas Islam Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI