Radikalisme yang Masih Menjadi Ancaman Kawasan Asia Tenggara

Radikalisme
Ilustrasi: istockphoto

Radikalisme yang bisa kita artikan sebagai paham yang bisa mempengaruhi kondisi sosial ini masih menjadi ancaman di kawasan Asia, bahkan dunia. Radikalisme ini memiliki kaitan yang erat dengan ekstrimisme dan terorisme, dan itu yang menjadi alasan mengapa banyak orang yang berusaha menghindar dari hal-hal yang berbau radikal.           

Beberapa negara dunia telah menjadi korban dari adanya paham radikalisme ini, seperti Afghanistan contohnya. Pada tahun 2021 di Afghanistan tercatat adanya 1.426 kematian yang disebabkan oleh terorisme, dan menjadikan Afghanistan sebagai negara yang mendapatkan teror terorisme tertinggi di dunia selama tiga tahun berturut-turut.

Asia juga menjadi tempat sasaran dari aksi terorisme ini, termasuk Asia Tenggara. Indonesia memasuki fase-fase maraknya radikal setelah runtuhnya rezim Orde Baru, dan semakin popular setelah terjadinya tragedi Bom Bali I pada tahun 2002 yang menyebabkan kematian kurang lebih 202 jiwa, tragedi bom di Hotel JW Marriot, dan bom yang terjadi di kawasan Sarinah.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan Skor Indeks Terorisme Global yang dikeluarkan ASEAN pada tahun 2022, Myanmar mendapatkan poin 7.977, Filipina mendapatkan poin 6,328, dan Indonesia mendapatkan poin 5,502. Angka tersebut menjadikan ketiga negara tersebut menjadi negara dengan kasus terorisme terbanyak di kawasannya.

Banyaknya aksi terorisme ini cukup membuat banyak masyarakat menjalani kehidupan sehari-hari dengan tidak tenang. Karena memang jika kita melihat beberapa kasus yang telah terjadi, beberapa aksi pengeboman dilakukan di tempat umum yang ramai orang, seperti mall, hotel, jalanan yang ramai, bahkan tempat ibadah.

Hal ini menjadi PR yang besar bagi pemerintah dan pihak yang berwajib. Tetapi hal ini bisa terbendung jika setiap individu memiliki kesadaran penuh akan buruknya radikalisme, maka dari itu kita harus waspada dengan lingkungan yang berbau radikalisme, sebisa mungkin menjauh.

Dan juga jangan lupa untuk tetap mengingatkan sesama jika orang yang kita kenal mulai memasuki radikalisme.  

Penulis: M. Raffiansyah Naufal Ilmawan (201910360311232)
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI