Satu Tahun jadi Sekolah Penggerak, SDN Joglo 76 Surakarta: Tidak Ada Kekurangan

Sekolah Penggerak di SDN Joglo 76 Surakarta

Program Sekolah Penggerak (PSP) yang berlangsung satu tahun terakhir di SDN Joglo 76 Surakarta mendapat respon yang baik. Hal ini disampaikan Budiati (3/6) selaku Wakil Kepala Sekolah SDN Joglo 76, “Banyak kelebihan yang kami rasakan setelah menjadi Sekolah Penggerak, tetapi untuk kekurangannya hampir tidak ada.”

Penerapan Program Sekolah Penggerak di SDN Joglo 76 berlangsung secara bertahap. Untuk tahun pertama ini baru kelas 1 dan kelas 4 yang melaksanakan Program Sekolah Penggerak. “Untuk tahun depan kita akan menambah kelas 2 dan kelas 5, jadi tinggal kelas 3 dan kelas 6 saja yang belum menerapkan PSP,” tutur Budiati.

Sekolah Penggerak adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, sebagai bentuk kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia. Sekolah Penggerak diharapkan mampu menggerakkan sekolah-sekolah lainnya ke arah yang lebih baik.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Penerapan Sekolah Penggerak sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di SDN Joglo No. 76 Kota Surakarta

Perbedaan yang mencolok dari Kurikulum Sekolah Penggerak adalah adanya pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa bernama Proyek Profil Pelajar Pancasila. Alokasi waktu yang diberikan adalah 20% dari total waktu yang tersedia. Di SDN Joglo 76 melaksanakan Proyek Profil Pelajar Pancasila dikhususkan pada hari Jumat.

SDN Joglo 76 memilih tema Kearifan Lokal dalam Proyek Profil Pelajar Pancasila. Ninik, guru kelas 4, memperkenalkan proyek tersebut dengan judul Jajanan Solo Tempo Dulu. “Jadi kita mulai dari mengenal bahannya, cara bikinnya, tahu rasanya, tahu manfaatnya. Kemarin juga sudah sempat praktek membuat dadar gulung, lemper, dan nagasari. Dan siswa benar-benar antusias dalam proyek ini,” ujar Ninik.

Ciri khas dari Kurikulum Sekolah Penggerak yang lain adalah penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) pada jenjang Sekolah Dasar.

Baca juga: Akankah Kurikulum Sekolah Penggerak Dapat Meningkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia?

Pemberian otonomi kepada sekolah menjadi poin yang sangat menarik dalam proses pelaksanaan Kurikulum Sekolah Penggerak di SDN Joglo 76. Budiati menyatakan bahwa Kurikulum Sekolah Penggerak benar-benar memberikan kemerdekaan bagi sekolah, “Jadi seperti mapel IPAS, kalau guru ingin menyelesaikan IPA dulu baru kemudian IPS, tidak apa-apa. Jadi benar-benar merdeka. Tidak seperti dulu dimana kita dibatasi KD. Dalam kurikulum ini kita diberikan kemerdekaan untuk merencanakan pembelajaran sendiri.”

SDN Joglo 76 juga rutin melakukan evaluasi bersama pelatih ahli setiap bulannya. Hal ini bertujuan agar penerapan Kurikulum Sekolah Penggerak dapat menciptakan pembelajaran yang mampu meningkatkan kompetensi siswa.

Laporan oleh Wilis Wening Rumasmoro
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosilogi Antropologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI