Standarisasi Produk UMKM Jamon Magetan Bersama MBKM Magang BSN UPN “Veteran” Jawa Timur

Kegiatan Kunjungan Awal dan Survei (Sumber: Dokumen Pribadi)

Program MBKM magang BSN merupakan kegiatan yang diadakan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang telah bekerjasama dengan beberapa universitas di Indonesia dalam memperkenalkan mahasiswa dalam bina UMKM agar produknya terstandarisasi dan mendapatkan sertifikasi SNI.

Salah satu universitas yang mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti program ini yaitu UPN “Veteran” Jawa Timur dengan jumlah 20 mahasiswa.

UMKM yang dilakukan pendampingan standarisasi produknya yaitu UMKM Jamon Magetan terletak di Desa Sangrang, Kecamatan Siderejo, Kabupaten Magetan. Produk UMKM ini berupa minuman herbal wedang uwuh yang berbahan 100% rempah asli tanpa bahan pengawet.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Meningkatkan Omzet Bisnis UMKM Dengan Go Digital

Dalam pendampingan standarisasi, UMKM Jamon Magetan harus melakukan beberapa perbaikan dari segi tempat dan sistem produksinya serta dokumentasi UMKM.

Umkm Jamon Magetan (Sumber: Dokumen Milik UMKM)

Oleh karena itu, mahasiswa MBKM magang BSN UPN “Veteran” Jawa Timur yang terdiri dari Syafa Ratu Jurusan Teknologi Pangan dan Khusnul Khotimah Jurusan Teknik Industri angkatan 2019 di bawah bimbingan supervisor BSN KLT Jawa Timur siap melakukan pendampingan pada UMKM Jamon Magetan.

Bu Nanik selaku pemilik UMKM Jamon Magetan menyatakan bahwa “UMKM kami siap dilakukan pendampingan dan perbaikan secara bertahap agar sistem produksi kami sesuai dengan standar yang berlaku sehingga produk lebih terjamin mutunya.”

Pendampingan standarisasi UMKM ini terdiri dari beberapa perbaikan. Kegiatan pendampingan yang pertama yaitu melakukan gap analisis sesuai dengan pedoman ditetapkan pada Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CCPOB) terdiri dari 19 poin dan telah meberikan rekomendasi perbaikan.

Jika beberapa poin yang masih belum sesuai dengan pedoman, seperti perlengkapan sarana prasarana sanitasi dan higenitas dari UMKM masih kurang sehingga harus dilengkapi. Layout tempat produksi UMKM Jamon Magetan masih belum punya.

Baca Juga: Upaya Bank Indonesia Mendukung Ekonomi Lokal melalui Produk UMKM

Oleh karena itu, kami telah membuatkan layout produksi sesuai dengan urutan alur produksi pembuatan wedang uwuh dan terdapat kantor sebagai tempat administrasi.

Dalam program ini, waktu perbaikan hasil dari rekomendasi dan layout diberi kebebasan untuk dilakukan secara bertahap tetapi diharapkan agar mampu mempercepat perbaikan sehingga mendapat standarisasi produknya juga semakin cepat.

Kegiatan Pemaparan Rekomendasi Secara Daring (Sumber: Dokumen Pribadi)

Permasalahan lain dari UMKM Jamon Magetan yaitu struktur organisasinya masih belum ada karena UMKM ini dijalankan oleh 2 orang saja yaitu Bu Nanik dan suaminya, padahal syarat untuk membentuk usaha harus memiliki minimal 4 orang dalam struktur organisasi usahanya.

Oleh karena itu, kegiatan pendampingan kedua yaitu kami memberikan saran untuk menambah jumlah pegawai dan membuatkan struktur organisasi yang terdiri dari direktur atau pemilik, bagian produksi, bagian administrasi, dan bagian pemeliharaan.

Dengan adanya struktur organisasi diharapkan UMKM ini mampu bekerja secara efektif karena setiap pegawai telah memiliki pembagian tugas masing–masing. Selain itu, dengan adanya struktur organisasi, aktivitas UMKM ini dapat berjalan lancar dan terjalin komunikasi yang baik sehingga saling bekerjama untuk mencapai tujuan dari UMKM Jamon Magetan.

Baca Juga: Mahasiswa UPNVY Kembangkan Wedhang Susu Zalacca Bubble, Minuman Olahan Inovatif Berbahan Dasar Kulit Salak

Kegiatan produksi UMKM Jamon Magetan juga membutukan pedoman manual mutu yang berisi dasar dokumentasi untuk menjamin kegiatan operasional produksi berjalan dengan baik dan sesuai agar mampu menjaga kualitas mutu produk wedang uwuh yang dihasilkan.

Pendampingan selanjutnya yaitu membuatkan pedoman manual mutu yang terdiri dari manual sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dan SOP (Standart Operasional production).

Dokumentasi ini merupakan hal yang paling penting dalam proses produksi karena dijadikan sebagai acuan manual mutu yang harus diperhatikan dan dilakukan agar kualitas produk tetap baik, serta bagian HACCP sangat membantu dalam mengetahuai bagian alur proses produksi yang harus mendapatkan penanganan yang lebih karena memiliki risiko bahaya yang tinggi.

Penulis: Syafa Ratu D.
Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur

Editor: Ika Ayuni Lestari

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI