Abstrak
Kata kunci Merokok
Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya.
Sekarang ini kegiatan merokok juga banyak dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya.
Sekarang ini kegiatan merokok juga banyak dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Hal ini sebenarnya telah diketahui oleh remaja khususnya dan umumnya masyarakat dunia, bahwa merokok itu mengganggu kesehatan. Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional,bahkan internasional.
Merokok remaja yang dijadikan sebagai identitas dalam interaksi sosial remaja. Baik itu sebagai simbol kejantanan maupun pengakuan. Merokok yang pada awalnya hanya dilakukan oleh laki-laki dewasa, saat ini sudah menjadi kewajaran bagi kaum remaja. Dalam lingkungan masyarakat, merokok adalah tolak ukur kedewasaan seseorang, Sehingga remaja mengikuti perilaku merokok.
Awal mula remaja terpengaruh untuk merokok karena selain melihat dalam lingkungan masyarakat terutama lakilaki yang merokok, ajakan teman untuk merokok juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi remaja untuk merokok.
Masalah perilaku mengkonsumsi rokok tidak hanya terjadi pada kalangan dewasa akan tetapi sehubungan dengan berbagai pengaruh dan perilaku remaja karena pergaulan, maka pemuda atau remaja bahkan pelajar. Termasuk dalam hal ini para pelajar SMA Islam Al Azhar Summarecon Bekasi.
Dari kondisi itulah maka dalam penelitian ini akan mengangkat topik dan masalah penelitian tentang mencegah merokok pada pelajar di SMA Islam Al Azhar Summarecon Bekasi.
Penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian ini karena kehidupan remaja khususnya para pelajar SMA Islam Al Azhar Summarecon Bekasi sebagian besar merokok.
1.2. Tujuan penelitian
Tujuan dari penulisan karya tulis berjudul “Upaya Pencegahan Merokok pada Siswa Kelas XII MIPA SMAI Al-Azhar Summarecon Bekasi” yang akan dilakukan oleh penulis adalah untuk pengupayaan pencegahan kebiasaan merokok yang dijadikan sebagai identitas dalam interaksi sosial remaja pada siswa SMA Islam Al-Azhar Summarecon Bekasi.
1.3. Rumusan masalah
- Apa saja faktor siswa kelas XII MIPA SMAI Al-Azhar Summarecon Bekasi mulai merokok?
- Bagaimana upaya pencegahan siswa kelas XII MIPA SMAI Al-Azhar Summarecon Bekasi?
II. Kajian Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Kesehatan
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tapi juga dapat diukur dari aspek produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh (Malik, 2008). Menurut Kwan dkk (dalam Sriyono, 2009), kesehatan mulut merupakan bagian fundamental kesehatan umum dan kesejahteraan hidup. Kesehatan gigi atau sekarang disebut kesehatan mulut adalah kesejahteraan hormon mulut, termasuk gigi geligi dan struktur serta jaringan-jaringan pendukungnya berfungsi secara optimal.
Kesehatan itu mahal harganya sehingga tidak seorangpun ingin sakit. Tetapi, seringkali penyakit datang dengan tiba-tiba hanya karena manusia lalai menjaga kesehatan. Tanpa disadari, terkadang pola hidup sehari-hari dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. Pola hidup sehat merupakan kebiasaan hidup yang berpegang pada prinsip menjaga kesehatan. Menjalani pola hidup sehat merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Berikut cara menjaga kesehatan:
1. Mengatur Makanan dan Pola Makan
Mengatur Makanan dan Pola Makan Diet berarti mengatur makan. Hal ini mengandung makna bahwa makan harus seimbang dengan kebutuhan tenaga. Kalau seseorang bekerja dengan kebutuhan tenaga yang banyak, seperti tukang batu, pengayuh becak, atau seorang atlet berarti kebutuhan makan juga banyak. Sebaliknya, seseorang yang bekerja di atas meja seperti sekretaris atau kepala kantor yang memerlukan tenaga tidak banyak, maka makanan yang dibutuhkan juga tidak banyak. Oleh karena itu, konsumsi makanan harus sesuai dengan kebutuhan tenaga.
2. Berolahraga Teratur
Berolahraga Teratur Olahraga yang teratur adalah olahraga yang dilakukan setiap dua hari sekali. Olahraga yang cocok dan mudah dilakukan oleh setiap orang adalah olahraga aerobik, seperti jalan kaki, jogging, senam aerobik, berenang, bersepeda atau permainan ringan, seperti tenes meja atau golf.
3. Mengatur Istirahat
Mengatur Istirahat Mengatur istirahat berarti mengatur antara bekerja dan beristirahat. Tenaga manusia ada batasnya, kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat. Jika antara bekerja dan istirahat tidak seimbang, dapat menyebabkan badan menjadi tidak nyaman dan bisa menimbulkan sakit. Istirahat bagi tubuh diperlukan untuk memberikan kesempatan pada alatalat tubuh atau organ-organ tubuh mengurangi pekerjaaanya secara faali sehingga tubuh dapat melakukan kerja sehari-hari dengan baik. Istirahat yang baik adalah tidur selama 7-8 jam setiap hari. Tidur sebaiknya dilakukan pada malam hari setelah seharian fisik bekerja.
Salah satu hal yang dapat mengganggu kesehatan adalah merokok. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok merupakan silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun- daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Prevalensi perokok pada usia anak sekolah dan remaja kian tahun semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi karena usia remaja merupakan masa transisi dan rentan, karena seorang individu akan mengalami banyak perubahan baik itu perubahan psikis maupun fisik. Usia remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta memiliki gejolak emosi sehingga dapat lebih mudah melakukan tindakan yang menyimpang dari aturan maupun norma sosial di kalangan masyarakat, salah satunya perilaku merokok.
2.1.2 Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun- daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Jenis-Jenis Rokok
1. Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus.
Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. Kawung : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. Sigaret : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
Cerutu :Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2. Rokok Berdasarkan Bahan Baku atau Isi
Rokok Putih : Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang di beri saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang di beri saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok Berdasarkan Proses Pembuatannya
Sigaret Kretek Tangan (SKT) : Rokok yang proses pembutannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu sederhana
Sigaret Kretek Mesin (SKM) : Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan.
4. Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter
Rokok Filter (RF) : Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
Rokok Non Filter (RNF) : Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus
5. Rokok Berdasarkan Inovasi Dari Bentuk Rokok Konvensional Menjadi Rokok Modern.
Rokok Elektronik (Elecronic Nicotine Delivery Systems atau eCigarette) . Rokok ini membakar cairan menggunakan baterai dan uapnya masuk ke paru-paru pemakai. Rokok elektronik diklaim sebagai rokok yang lebih
sehat dan ramah lingkungan daripada rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap. Selain itu, rokok elektronik lebih hemat daripada rokok biasa karena bisa diisi ulang
Kandungan Rokok
Rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia dimana 60 diantaranya bersifat karsinogenik. Sampai sekarang belum ada batas jumlah yang pasti dengan terpaparnya asap rokok untuk menimbulkan penyakit. Tetapi dari bukti yang ada, terpaparnya dengan asap rokok dalam waktu yang lama akan meningkatkan resiko yang fatal untuk kesehatan. Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok, berikut juga adanya hubungan dengan penderita kanker mulut, faring, laring, esofagus, pankreas, serviks, ginjal, ureter, kandung kemih dan kolon. Leukimia juga merupakan salah satu penyakit yang dapat timbul akibat asap rokok.
Penyakit Akibat Merokok
- Kanker paru.
- Kanker kandung kemih
- Kanker payudara
- Kanker serviks
- Kanker kerongkongan
- Kanker pencernaan
- Kanker ginjal
- Kanker mulut
- Kanker tenggorokan
- Serangan jantung
- Penyakit jantung koroner (PJK).
- Aterosklerosis
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Impotensi
III. Metodologi Penelitian
3.1 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
3.1.1 Bagi Siswa
Dapat mencegah ketergantungan merokok.
3.1.2 Bagi Guru
Dapat mencegah siswa mulai merokok.
3.1.3 Bagi Sekolah
Dapat menjaga nama baik sekolah dengan mencegah siswa merokok di luar sekolah
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
`Waktu dan tempat dari penelitian ini dilakukan selama 2 hari yakni mulai tanggal 8 Februari 2023 hingga 10 Februari 2023 dan dikerjakan di sekolah.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dengan memberikan pertanyaan. pengumpulan data menggunakan media Google Form.
3.4 Tahap Penelitian
3.4.1 Tahap Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data secara kuantitatif yang digunakan penulis dalam penilitian ini melalui sebagai berikut:
- Penulis membuat beberapa pertanyaan melalui google form mengenai pencegahan rokok kepada siswa kelas XII.
- Penulis memberikan google form pertanyaan tersebut kepada siswa kelas.
- Responden akan mengisi pertanyaan tersebut dengan jawaban yang telah di sediakan
3.4.2 Tahap Analisis dan Pembahasan
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarcy Process (AHP) yang dilakukan secara kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat deskriptif dan lebih banyak menggunakan analisis. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan hasil analisa untuk mendapatkan informasi yang harus disimpulkan.
3.4.3 Tahap penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan datadata yang telah disajikan.
IV. Pembahasan
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada 1 Februari 2023 hingga 5 Februari melalui survei yang disebarkan oleh peneliti melalui media gform dan akan di isi oleh responden yang bersangkutan.
4.2 Penyajian dan Pembahasan Data
Berdasarkan survei yang di lakukan penelitan diperoleh data dari 24 responden yang akan di sajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Berdasarkan survei yang di sebarkan di dapatkan data bahwa:
- 63,6% responden pernah berkeinginan untuk merokok.
- 36,4% responden tidak pernah berkeinginan untuk merokok.
Berdasarkan survei yang disebarkan, didapatkan data bahwa:
- 25% responden ingin merokok dari media seperti film / serial / vidio. 2. 25% responden ingin merokok dari keinginan sendiri.
- 50% responden ingin merokok karna teman.
- 87,5% responden tahu dampak negatif merokok.
- 12,5% responden tidak tahu dampak negatif merokok.
- 57,1% responden tidak pernah mengikutin sosialisasi pencegahan rokok di sekolah.
- 42,9% responden tidak pernah mengikutin sosialisasi pencegahan rokok di sekolah.
- 87,5% responden pernah melihat gambar pada bungkus rokok.
- 12,5% responden tidak pernah melihat gambar pada bungkus rokok.
- 75 % responden tetap merokok setelah melihat gambar tersebut.
- 25% responden tidak ingin mencoba rokok setelah melihat gambar tersebut.
- 87,5 % responden beranggapan sosialiasi lebih efektif dalam mencegah kebiasaan merokok.
- 12,5% responden beranggapan gambar pada bungkus rokok lebih efektif mencegah kebiasaan merokok.
V Penutup
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan banyak Siswa/siswi SMA Islam Al-Azhar 8 Kota Bekasi yang merokok padahal mereka mengetahui bahaya dari rokok tersebut
Banyak dari mereka memulai rokok dari teman sebayanya, maka dari itu sosialisasi dan pemantauan terhadap Siswa/siswi harus diperketat.
Penulis: Naufal Athallah Wijaya
Mahasiswa Jurusan Hukum Universitas Diponegoro
Editor: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News