Penulis: Kelompok 1
1. Dr. Nurmawati, M.Pd., Kons.
2. Amanda Aulia Rachman 2201411446
3. Tri Putra Jagat Satrio 2101025008
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka
Di tengah gempuran modernisasi dan kompleksitas kehidupan, tak jarang anak-anak mengalami masalah perilaku yang menghambat perkembangan dan prestasi belajar mereka di sekolah. Pendekatan konseling tradisional yang berfokus pada individu terkadang dirasa kurang efektif dalam mengatasi permasalahan ini.
Oleh karena itu, pendekatan konseling berbasis keluarga KKB hadir sebagai solusi komprehensif yang melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pemulihan.
Pendekatan konseling berbasis keluarga ini metode sangat penting karena dapat mengubah masalah perilaku siswa yang melibatkan semua anggota keluarga untuk melakukan proses konseling ini dan memiliki tujuan mengubah perilaku positif pada siswa.
Karena konseling berbasis keluarga ini tidak berfokus pada anak yang menjadi sumber masalah bisa jadi masalahnya terjadi dalam keluarganya.
Keluarga adalah orang pertama yang mengajarkan kepada anak sehingga anak tersebut dapat membangun pemahaman, membuat identitas diri, dan interaksi dengan orang lain. Maka, jika melihat masalah perilaku pada anak akan dilihat dari segi keluarganya.
Biasanya masalah perilaku siswa yang muncul yaitu agresif, tidak patuh, menarik diri, dan sulit sosialisasi sehingga memiliki masalah dalam komunikasi yang tidak seimbang dalam keluarga.
Pendekatan konseling keluarga ini selalu memakai teknik genogram. Genogram yaitu penggambaran latar belakang keluarga yang melihat ikatan dan pola terpenting yang berpotensi menyebabkan masalah pada anak.
Teknik tersebut dapat membantu psikolog dan keluarga untuk memperhatikan perilaku dan ikatan antar generasi yang menjadi partisipasi terhadap masalah ini.
Baca Juga: Apakah Hukuman Selamanya Efektif untuk Membentuk Perilaku Siswa?
Sementara itu, konseling keluarga ini juga memakai teknik role-playing yaitu setiap keluarga melatih untuk menjadi lebih baik dalam komunikasi dan meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan lingkungan aman.
Contohnya seperti ada anak yang memiliki sikap agresif dengan alasan tidak pernah didengar atau tidak dimengerti oleh keluarganya. Dengan adanya konseling keluarga ini dapat membantu anak dalam mengeluarkan ekspresi dan perasaan serta orang tua dapat mengenal cara baru untuk menghadapi emosi anak.
Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan konseling berbasis keluarga adalah pendekatan yang efektif untuk mengatasi masalah perilaku siswa. Sebuah meta-analisis dari 52 studi menemukan bahwa pendekatan ini memiliki efek sedang hingga besar dalam mengurangi masalah perilaku siswa. KKB juga terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas hubungan keluarga dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kesimpulan
Pendekatan konseling berbasis kelurga (KKB) merupakan pendekatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi masalah perilaku siswa dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pemulihan.
Dengan membangun relasi, meningkatkan komunikasi, mengembangkan pola asuh yang positif, dan menerapkan strategi intervensi yang tepat, KKB dapat membantu siswa untuk mencapai potensi terbaiknya dan membangun keluarga yang lebih bahagia dan sejahtera
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru di Google News
Daftar Pustaka
Abdul Wahid dan M. Halilurrahman. 2019. Keluarga Institusi Awal Dalam Membentuk Masyarakat Berperadapan.
Cendekia: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 5, No. 1: 103-118. Evy Clara dan Ajeng Agrita Dwikasih Wardani. 2020. Sosiologi Keluarga. Jakarta: UNJ press
Rismawati, R. (2017). Pendekatan Konseling Keluarga dalam Mengatasi Permasalahan Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 3(1), 11-20.
Saputra, W. D. (2014). Konseling Keluarga: Pendekatan Sistemik dalam Menangani Permasalahan Keluarga. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.
Sugiyo, S., & Retnowati, R. (2016). Pendekatan Konseling Berbasis Keluarga untuk Mengatasi Masalah Prilaku pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Psikologi, 12(1), 34-42.
Referensi https://ummaspul.e-journal.id/Sublim/article/view/8060/4089
