Aktivitas Farmakologi Daun Seledri untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Daun Seledri
Ilustrasi: istockphoto.

Seledri berasal dari daerah Mediterania, dan telah banyak digunakan sebagai ramuan obat dan rempah-rempah selama ribuan tahun. Seledri telah digunakan sejak zaman kuno sebagai ramuan obat dan bumbu. Dari sana, seledri menyebar ke seluruh dunia dan menjadi bagian penting dari berbagai masakan dan pengobatan tradisional.

Seledri memiliki manfaat bagi kesehatan seperti: Mengandung serat yang baik untuk pencernaan; Kaya akan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas; Mengandung vitamin dan mineral penting seperti vitamin K, vitamin C, dan kalium; Diketahui memiliki sifat antinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh,Dapat membantu menurunkan tekanan darah; Menyediakan hidrasi karena sebagian besar terdiri dari air; Dikatakan memiliki sifat detoksifikasi yang membantu membersihkan tubuh dari racun; Berpotensi membantu menjaga kesehatan kulit dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker. Tentu saja, manfaat ini bisa dikonsumsi dengan berbagai bentuk, seperti mentah, dimasak, atau dibuat jus.

Hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi hipertensi naik dari 25, 8% di tahun 2013 menjadi 34, 1% tahun 2017. Penanganan hipertensi selain melalui pengobatan farmakologi juga bisa secara nonfarmakologis di mana di antaranya adalah dengan pengobatan herbal, salah satunya dengan pemanfaatan seledri.

Bacaan Lainnya

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), penyakit jantung (penyakit jantung koroner), dan otak (menyebabkan stroke). Pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dapat mengakibatkan jumlahnya terus meningkat (Kemenkes RI, 2013).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori dimulai dari normal, pre hipertensi, hipertensi grade 1, hiper- tensi grade 2 hinga krisis hipertensi.

Seseorang yang mengalami hipertensi grade 1 di mana tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg biasanya akan muncul gejala-gejala seperti pusing, rasa sakit pada tengkuk. Apabila penyakit hipertensi sudah diketahui tetapi tidak segera diberi penanganan dan hanya dibiarkan akan timbul komplikasi (Rahayu, 2017).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, obesitas, asupan garam, kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.

Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi, hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.

Baca Juga: Manfaat Buah Mengkudu sebagai Obat Gangguan Pencernaan

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah dengan dua pendekatan yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan secara non farmakologi dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan komplementer yang telah dikenal di kalangan masyarakat.

Secara farmakologis, obat-obat kimia banyak digunakan untuk mengatasi hipertensi, akan tetapi sering menimbulkan efek samping seperti: bronkovasme, insomnia, memberburuk gangguan bembuluh darah verifer, hivertrialiserida, dan lain-lain.

Namun dengan kemajuan di dunia kesehatan sat ini, banyak peneliti yang mulai meneliti tanaman yang bisa digunakan sebagai terapi salah satunya untuk mengatasi hipertensi.

Saat ini penanganan non farmakologis juga banvak diminati oleh masvarakat karena sangat mudah untuk dipraktikkan, tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak dan tidak menimbulkan efek samping berbahaya.

Salah satu terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi komplementer. Ada banyak jenis terapi komplementer di mana salah satunya penggunaan herbal seledri.

Daun seledri juga memilki kandungan alami berupa fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungi berlawanan dengan kolestrol bila dikonsumsi oleh manusia. Fitosterol diketahui mempunyai fungi menurunkan kadar kolestrol di dalam darah dan mencegah penyakit jantung sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Tekanan darah merupakan masalah yang terjadi di pembuluh darah yang dapat menyebabkan terganggunya suplai oksigen yang mengakibatkan tekanan darah pada arteri bekeja lebih keras sehinggga jantung memaksa bekerja lebih cepat vang akan berdampak serius pada keadaan komplikasi jantung, ginjal, serta organ vital lainnya (Ihsan Kurniawan, 2019).

Pada penelitian seorang dokter Mark Houston menyatakan bahwa seledri dapat menurunkan tekanan darah. Para ahli pengobatan China bahkan sudah meresepkan bahwa seledri merupakan obat untuk pasien yang mengalami hipertensi.

Baca Juga: Jahe Punya Segudang Manfaat, Termasuk Mengobati Sakit Kepala

Kandungan yang terdapat di dalam seledri yaitu fitokimia, dikenal sebagai phthallides yang mampu nengendurkan jaringan otot dalam dinding arteri sehingga aliran darah menjadi meningkat (Mariyona, 2020).

Mekanisme pada tanaman seledri terhadap tekanan darah yaitu memberikan efek dilatasi pada pembulu darah serta dapat menghambat angiotensin converting enzyme (ACE), penghambatan tersebut mampu menurunkan kemampuan ginjal pada peningkatan tekanan darah.

Pada umumnya tekanan darah akan berangsur turun setelah kita mengubah pola kehidupan dengan prilaku yang sehat dengan mengurangi garam, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan rajin berolahraga.

Tekanan darah tinggi dapat diatasi dengan menggunakan daun seledri, daun seledri mengandung apigenin dan flavonoid yang berkhasiat sebagai beta blocker yang dapat memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

Seledri diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu apiin (yang berperan sebagai antagonis kalsium) dan mannitol yang berperan sebagai diuretik.

Daun seledri mengandung banyak apiin dan zat diuretik yang meningkatkan jumlah urin. Seledri tidak memiliki efek samping pada tubuh kita, mudah didapat, dan harganya teriangkau oleh semua orang.

Jadi, bagi penderita hipertensi, dapat menjadi sumber pengetahuan terakit manfaat seledri untuk mengatasi tekanan darah tinggi, serta dosi dan cara mengolah rebusan daun seledri.

Penulis:

Arini Alfa Mawaddah
Mahasiswa S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI