Mengenal Insomnia Musuh Besar Kesehatan

insomnia

Orang dengan insomnia tidak bisa tertidur, tetap tertidur atau tidur dengan nyenyak. Insomnia merupakan gangguan tidur yang umum dan cukup sering terjadi di kalangan masyarakat. Seiring waktu, kurang tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan berbahaya.

Apa itu Insomnia? 

Insomnia adalah gangguan tidur umum yang ditandai dengan kesulitan tertidur awalnya, bangun di malam hari, dan bangun lebih awal dari yang diinginkan atau seperti biasanya.

Bahkan insomnia kronis dapat menyebabkan merasa lelah di siang hari, iritabilitas atau suasana hati yang tertekan, dan memiliki masalah dengan konsentrasi atau memori.

Bacaan Lainnya

Insomnia bisa datang dan pergi, atau mungkin menjadi masalah yang sudah berlangsung lama. Ada insomnia jangka pendek dan insomnia kronis.

Insomnia jangka pendek cenderung berlangsung selama beberapa hari atau minggu dan sering dipicu oleh stres. Insomnia kronis adalah ketika kesulitan tidur terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama tiga bulan atau lebih.

Baca juga: Pentingnya Waktu Tidur bagi Kesehatan

Gangguan tidur sangat umum terjadi. Hal tersebut dialami hingga 70 juta orang Amerika setiap tahunnya. di Indonesia sendiri setidaknya ada lebih dari 2 juta kasus insomnia yang terjadi setiap tahunnya.

Insomnia terjadi pada sekitar 33% sampai 50% dari populasi orang dewasa, sedangkan gangguan insomnia kronis yang berhubungan diperkirakan 10% sampai 15%.

Banyak hal yang dapat menyebabkan perkembangan insomnia. Diantaranya yaitu faktor lingkungan, fisiologis, psikologis, dan gaya hidup dengan kebiasaan tidur yang tidak sehat.

Insomnia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini dikarenakan wanita mengalami kehamilan dan perubahan hormonal yang dapat mengganggu tidur. Perubahan hormonal lainnya, seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau menopause, juga dapat memengaruhi tidur.

Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis insomnia. Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah dan gejala tidur Anda.

Baca juga: Kamu Sering Sakit Kepala? Jangan Anggap Sepele, Simak Penjelasannya!

Selain itu Anda juga dapat melakukan tes darah. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kondisi medis tertentu seperti masalah tiroid atau kadar zat besi yang rendah yang dapat berdampak negatif pada tidur.

Membuat catatan harian tidur yang berisi pola tidur Anda selama satu hingga dua minggu (waktu tidur, waktu bangun, tidur siang, penggunaan kafein, dll.) Informasi ini dapat membantu Anda mengidentifikasi pola atau perilaku yang mengganggu istirahat.

Seiring waktu, kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental Anda. Insomnia dapat menyebabkan penyakit serius dan berbahaya seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Insomnia juga meningkatkan peluang kecelakaan, cedera, jatuh, gangguan suasana hati, bahkan memicu kenaikan berat badan atau obesitas.

Bagaimana Insomnia dapat Sembuh atau Diatasi? 

Insomnia jangka pendek sering membaik dengan sendirinya. Beberapa orang dengan insomnia tidur lebih baik setelah mengubah perilaku siang dan malam hari.

Tetapi apabila perubahan ini tidak dapat membantu, terapi atau obat-obatan bisa meningkatkan kualitas tidur. Dalam beberapa kasus, minum pil tidur untuk waktu yang singkat memang dapat membantu Anda tidur. Namun, obat tidur bukan pilihan pertama untuk mengobati insomnia kronis.

Untuk insomnia kronis, dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif atau terapi CBT-I; adalah intervensi singkat dan terstruktur untuk insomnia yang membantu Anda mengidentifikasi dan mengganti pikiran dan perilaku yang menyebabkan atau memperburuk masalah tidur dengan kebiasaan yang membuat tidur nyenyak. Tidak seperti pil tidur, CBT-I membantu Anda mengatasi penyebab masalah tidur Anda.

Tubuh Anda menghasilkan hormon yang disebut melatonin yang dapat meningkatkan kualitas tidur dengan sendirinya. Beberapa orang mengambil suplemen melatonin sebagai bantuan tidur. Tetapi tidak ada bukti bahwa suplemen ini benar-benar bekerja.

Hal ini dikarenakan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyatakan bahwa suplemen tidak sama seperti obat-obatan. Anda harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum meminum suplemen ini untuk mengatasi insomnia.

Baca juga: Pentingnya Waktu Tidur bagi Kesehatan

Bagaimana Cara untuk Mencegah Insomnia?

Perubahan gaya hidup, perbaikan pada rutinitas tidur, dan pengaturan kamar tidur dapat membantu Anda tidur lebih baik. Atau dengan cara lainnya seperti berikut ini :

  1. Hindari makanan besar sebelum tidur.
  2. Lebih aktif secara fisik di siang hari, aktivitas di luar jika memungkinkan.
  3. Kurangi kafein, termasuk kopi, soda dan cokelat, sepanjang hari terutama di malam hari.
  4. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
  5. Menyingkirkan smartphone, TV, laptop, atau layar lainnya setidaknya 30 menit sebelum tidur.
  6. Berhenti merokok.
  7. Mengubah kamar tidur Anda menjadi tempat istirahat yang gelap, tenang, dan sejuk.
  8. Bersantai dengan musik yang menenangkan, buku yang bagus, atau meditasi.

Kapan Harus Menghubungi Layanan Kesehatan? 

Anda harus menghubungi penyedia layanan kesehatan jika Anda mengalami gejala-gejala insomnia seperti kesulitan konsentrasi, masalah memori atau ingatan, kelelahan yang ekstrim, perubahan suasana hati yang drastis, mengalami gangguan kecemasan atau cepat marah-marah selama lebih dari tiga bulan.

Jika Anda menderita insomnia, jangan ragu untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan Anda untuk meminta bantuan. Mereka mungkin menawarkan tips untuk mengelola masalah yang mengganggu tidur Anda. Banyak orang dengan insomnia beristirahat lebih baik setelah mengubah diet, gaya hidup, dan rutinitas malam hari mereka. Atau mereka juga dapat merekomendasikan obat-obatan atau terapi perilaku kognitif.

Penulis: Nathania Alycia
Mahasiswa Manajemen Bisnis Universitas Sebelas Maret

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI