Dari Fast Fashion Menuju Sustainable Fashion: Transformasi dalam Industri Pakaian

Fast Fashion
Sumber: istockphoto, Karya: Annaspoka.

Pendahuluan

Teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu menimbulkan berbagai perubahan yang terus bermunculan. Hal tersebut berhubungan pula dengan tren mode atau tren fashion yang terus bermunculan dalam waktu yang relatif singkat.

Berbicara mengenai tren fashion tidak akan pernah ada habisnya. Tren fashion adalah suatu hal yang akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Namun, dengan adanya perkembangan teknologi, tren fashion ini dapat berkembang lebih cepat dalam waktu yang relatif sangat singkat.

Terdapat beberapa aspek lain yang memengaruhi perkembangan tren fashion tersebut, di antaranya media massa, dunia hiburan, bisnis, dan internet. Istilah yang menggambarkan tren fashion tersebut adalah fast fashion (Leman, Soelityowati, et al., 2020)

Bacaan Lainnya

Saat ni, istilah fast fashion bukanlah sesuatu yang baru didengar karena sudah banyak pihak yang sering membicarakan tren fast fashion ini. Fast fashion memberikan berbagai pilihan mode yang sedang tren dengan harga yang relatif terjangkau (Joy et al., 2012). Hal tersebut menjadikan fast fashion makin memiliki peminat dengan jumlash yang terus bertambah.

Dari beberapa kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan fast fashion, dunia fast fashion memiliki sisi “kelam” yang harus diketahui dan dipertimbangkan kembali oleh berbagai piahk. Sisi “kelam” atau sisi negatif fast fashion tersebut sangat merugikan lingkungan dan juga tidak menyejahterakan manusia yang menjadi tenaga kerja dalam pembuatan produk fast fashion atau bisa disebut eksploitasi.

Oleh karena itu, muncullah istilah sustainable fashion. istilah tersebut merujuk pada fashion yang ramah lingkungan dan mendukung kesejahteraan para tenaga kerja. Dengan demikian, sustainable fashion akan dapat memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan fast fashion.

Apa itu Fast Fashion dan Dampak Negatifnya?

Fast fashion pada awalnya dianggap sebagai ide bisnis yang inovatif melalui jaringan produksi dan distribusi yang efisien, namun pada akhirnya muncul fakta bahwa industri fashion menggunakan  inovasi  tersebut  dengan  melanggar  berbagai  kode  etik  seperti  perburuhan  dan masalah dampak lingkungan yang ditinggalkan akibat produksi fast fashion (Shinta, 2018).

Ada beberapa ciri yang dapat menggambarkan sebuah produk fast fashion, yaitu produk fast fashion selalu mengikuti tren terbaru sehingga memiliki banyak model/ desain/ gaya populer sehingga model/ desain tersebut selalu berubah dalam waktu yang sangat singkat (Diantari, 2021).

Fast fashion adalah model bisnis yang memproduksi pakaian dengan cepat dan murah untuk memenuhi tren yang terus berubah. Namun, di balik kemudahan dan harga yang murah, fast fashion menyebabkan  dampak  negatif  yang  serius  terhadap  lingkungan.

Proses produksi masal yang cepat menghasilkan limbah tekstil yang besar, menyebabkan pencemaran air, tanah, dan udara. Dampak  negatif fast fashion tidak  hanya  terbatas  pada  lingkungan,  tetapi  juga berdampak  sosial.

Adanya  permintaan  konsumen  akan  produk-produk mewah  dengan  harga terjangkau, oleh karena itu, industri fashion terkenal berusaha mengurangi biaya produksi untuk membuat produk ini sehingga harga yang mereka tawarkan dapat diterima oleh pelanggan, yaitu dengan  cara  menekan cost pekerja/ buruh.

Di banyak  negara,  buruh  di  pabrik  tekstil  sering bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi, dengan upah rendah dan jam kerja yang panjang. Kondisi kerja yang buruk ini sering kali melanggar hak asasi manusia, termasuk hak atas upah yang layak dan keamanan di tempat kerja.

Baca Juga: Peran Fast Fashion terhadap Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Banyak  industri fashion dari  negara makin melaksanakan  proses  produksinya  di beberapa negara berkembang, dengan alasan bahwa kualitas hidup di negara berkembang masih tergolong  rendah  dan  juga  regulasi  yang  terbilang  masih  buruk  jika  dibandingkan  dengan negara  maju,  sehingga  biaya  produksi  yang  dikeluarkan terutama untuk buruh/ pekerja  akan menjadi jauh lebih murah.

Selanjutnya, industri fast fashion dianggap mengeksploitasi jaminan kesehatan karena buruh  memiliki hunian  yang  kurang  layak sehingga  kondisi  ini  mengakibatkan para  buruh memiliki  potensi  kesehatan  yang  kurang  baik  atau  berbahaya,  seperti  lingkungan  yang bersebelahan  dengan  tempat  pembuangan  limbah  pabrik  dan  juga  limbah  rumah  tangga.

Padahal  para  buruh  selama  sehari-hari  harus  berbagi  fasilitas  umum  seperti  kamar  mandi, tempat  mencuci  pakaian  hingga  sumur  untuk  keperluan  sehari-hari.

Selain  itu,  para  buruh di tempat  kerja  juga  memiliki  kondisi  yang  kurang  nyaman  dan  membahayakan  kesehatan seperti  tempat kerja/ pabrik  yang  panas  dan  juga  terdapat  bahan  kimia  yang  berbahaya  yang membahayakan kesehatan para buruh.

Apa Itu Sustainable Fashion?

Beberapa  industri fashion telah  mengadopsi  konsep fashion yang  berkelanjutan. Sustainable  fashion adalah  gerakan  menuju  pakaian  dan  barang fashion lainnya  yang  ramah lingkungan  dan  menunjukkan  penghargaan  kepada  masyarakat  tempat  pakaian tersebut diproduksi (Nidia  & Suhartini,  2020).

Menurut Nidia  & Suhartini,  (2020),  terdapat  beberapa konsep  terkait  dengan sustainable  fashion, yaitu sustainable  fashion harus  memiliki  kualitas dan  daya  tahan  suatu  produk yang  bagus,  sehingga dapat  membuat  sebuah  pakaian  dapat dipakai dalam waktu yang lama meskipun dipakai berulang-ulang dan masih memiliki kualitas yang baik meskipun dicuci dengan berbagai cara.

Sustainable fashion juga harus timeless, yang artinya sebuah pakaian dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan tidak bergantung pada musim yang sedang berlangsung. Salah satu ciri dari fashion yang timeless yaitu memiliki desain yang sederhana dan klasik sehingga dapat dipadupadankan dengan berbagai model/ style.

Kemudian sustainable  fashion harus dapat  berperan  dalam  penggunaan  bahan-bahan  baku produksi lokal dan melalui pemasaran lokal, di mana bisnis lokal dapat meningkatkan lapangan pekerjaan  di  komunitas  lokal  atau  suatu  daerah.

Sustainable  fashion harus  memiliki strategi dalam penggunaan bahan atau material yang dapat mengurangi dari peningkatan jumlah limbah fashion.

Penggunaan material tidak terbatas pada bahan atau kain tertentu tetapi menggunakan bahan-bahan  yang  tersedia  yang  tidak  terpakaidan  juga dengan cara meminimalkan  limbah kain pada tahap pemotongan pola, sehingga seluruh bahan kain yang digunakan dalam proses produksi terpakai seutuhnya dan limbah kain yang dihasilkan menjadi lebih sedikit.

Baca Juga: Fesyen Berkelanjutan Menuju Masa Depan Bumi Pertiwi

Manfaat Sustainable Fashion

Sustainable Fashion memiliki manfaat yang sangat banyak. Produk fashion yang diproduksi secara berkelanjutan atau sustainable dapat mengurangi dampak negative bagi lingkungan dan menyediakan berbagai pilihan fashion sesuai selera konsumen.

Beberapa manfaat yang terdapat pada sustainable fashion adalah dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menghemat biaya, memberikan kanyamanan bagi konsumen, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Shafie et al., 2021)

Sustainable fashion dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena setiap produse produk sustainable harus memperhatikan segala proses dan bahan yang digunakan dalam proses produksi agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan kelangkaan (British Council, n.d.).

Penggunaan air, tanah, dan bahan kimia harus bisa diminimalkan sebisa mungkin agar tidak menimbulakan pencemaran. Selain itu, bahan baku pembuatan juga harus diperhatikan.

Misalnya, jika bahan baku yang digunakan merupakan bahan yang berasal dari alam, maka produsen harus memperhatikan ketersediaannya dan jangan sampai menjadi kelangkaan. Oleh karena hal tersebut bisa saja terjadi disebabkan produsen yang mementingkan penggunaa bahan alami tapi mengesampingkan ketersediaannya yang berkurang karena penggunaan terus menerus.

Apabila dilihat dari proses produksinya, produk sustainable fashion memang akan menghabiskan biaya yang lebih banyak karena mengguankan bahan yang berkualitas dan aman bagi alam. Akan tetapi, penghematan biaya yang dimaksud adalah konsumen dapat menekankan pengeluaran untuk pembelian pakaian terus menerus karena kualitasnya masih bagus.

Sustainable fashion juga dapat diterapkan berupa mendaur ulang fashion item yang dimiliki menjadi bentuk atau model yang berbeda sehingga akan terlihat baru dan konsumen dapat menghemat pengeluarannya.

Pakaian yang diproduksi secara berkelanjutan atau sustainable pasti akan memiliki kualitas yang baik sehingga ketika didaur ulang menjadi produk yang baru, produk baru tersebut akan memiliki kualitas yang baik pula sehingga dapat bertahan lama.

Sustainable fashion merupakan produk yang memiliki kualitas yang baik. Sustainable tidak mungkin diproduksi secara sembarangan, produsen pasti sudah mempertimbangkan segala aspek terutama kualitas dan kenyamanan akan produknya. Produk dengan kualitas yang baik pasti terasa nyaman ketika digunakan oleh konsumen.

Ketika produk berkualitas baik digunakan, maka akan memberikan rasa nyaman dan kebahagiaan bagi para pemakainya.

Manfaat lain yang bisa didapatkan dari sustainable fashion adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Produsen sustainable fashion harus memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada industry fashion yang berkelanjutan harus diperlakukan sebagai mana mestinya.

Mereka merupakan tenaga kerja yang memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemilik usaha sehingga tenaga kerja tersebut tidak merasa tertekan dan merasa sejahtera. Hal lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah industry sustainable fashion dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Lapangan pekerjaan ditujukan bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan.

Baca Juga: Pandangan Remaja di Desa Maduran Mengenai Berita Larangan Usaha Pakaian Thrifting

Kesimpulan

Peralihan dari fast fashion ke sustainable fashion bukan hanya tren, tetapi juga kebutuhan untuk menciptakan industri fashion yang lebih berkelanjutan dan adil.

Dengan memilih sustainable fashion, konsumen tidak hanya mendapatkan pakaian yang lebih berkualitas, tetapi juga berkontribusi pada lingkungan dan kesejahteraan sosial. Transformasi ini membutuhkan kerjasama antara produsen, konsumen, dan pemerintah untuk menciptakan masa depan fashion yang lebih baik.

Penulis: Fathima Ayu Prabarini
Mahasiswa Hukum Universitas Diponegoro

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Daftar Pustaka

  1. Juliyanto, D, Firmansyah, A ( 2024, 26 April) Menuju Sustainable Fashion: Rencana Aksi Untuk Mengatasi Dampak Negatif Fast Fashion. Diakses pada 19 Oktober 2024, dari https://jurnalku.org/index.php/jolas/article/view/669#:~:text=Fast%20fashion%20diduga%20memiliki%20dampak,limbah%20tekstil%20yang%20terus%20meningkat.
  2. Pramodhawardhani, J, Retnasari, D (2020) Penerapan Sustainable Fashion dan Ethical Fashion Dalam Menghadapi Dampak Negatif Fast Fashion. Diakses pada 19 Oktober 2024, dari https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/viewFile/44683/16689

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI