Kembalikan Hati pada Pemilik

Dikutip dari hellosehat.com, hati adalah organ vital yang memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan, penyimpanan nutrisi tubuh, serta kekebalan tubuh. Dapat kita ketahui bahwa hati merupakan salah satu organ tubuh yang mempengaruhi kehidupan kita.

Apalagi dikaitkan dengan hati perempuan yang secara perasaan dapat dikatakan sedikit berbeda dari laki-laki. Laki-laki cenderung menggunakan logika, sedangkan perempuan cenderung menggunakan perasaan. Perasaan didapat dari hati.

Banyak cara dari segi kedokteran untuk menjaga agar hati tetap sehat, salah satunya dengan pola makan dan memperhatikan asupan yang masuk ke dalam tubuh. Contohnya makan coklat, coklat mengandung zat yang di dalamnya dapat mempengaruhi kondisi mood seseorang.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Bicara Tentang Cinta dan Nafsu

Jadi apabila seseorang mengonsumsi coklat, maka akan ada efek rileks dalam tubuhnya. Selain dijaga dari segi makanan, terkadang perempuan juga perlu untuk sekadar menjauh dari lingkungan.

Hal ini dikarenakan kadang perempuan tiba-tiba jadi marah bukan karena sifatnya yang emosian, namun dari beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan lelahnya perasaan. Menjauh ini bukan berarti menghilang, namun untuk sekadar mengistirahatkan batin.

Ketika hal ini tidak dilakukan oleh perempuan, ditakutkan akan ada kata-kata kasar yang tidak sengaja keluar dan itu dapat menyebabkan orang lain terluka.

Selain itu, apabila hati telah terpaut dengan sebuah rasa yang mana gejolak rasa itu mulai dirasakan terutama pada remaja usia 20 tahunan, sudah sangat sulit untuk bisa dikendalikan.

Banyaknya cita-cita yang tinggi, ekspektasi sukses sebelum usia 30 tahun, punya aset yang bervalue tinggi, terlalu peduli dengan ucapan orang yang tidak mengenakkan, dan lain-lain.

Baca Juga: Apakah Feeling Bikin Kita Mujur?

Dari banyaknya gejolak keinginan tersebut dapat menjadikan perasaan mulai tidak nyaman. Overthinking mulai dirasakan saat malam menjelang tidur. Hal itu banyak dirasakan terutama oleh perempuan yang menginjak usia 20 tahunan.

Dalam agama Islam ada banyak cara kiat-kiat untuk mengurangi overthinking, menguatkan hati, dan juga menjaga hati agar tetap terlindungi. Salah satunya adalah mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Lalu bagaimana cara mencintainya?

Memang terkadang cara untuk kita bisa mencintainya adalah dengan cara menerima cobaan dari Allah. Dari itu Allah menguji kesabaran kita apakah kita benar-benar ingin menggapai cinta-Nya atau hanya sekadar ikut-ikutan dalam beribadah.

Salah satu cara mengetahui kita sudah benar-benar cinta dan menggantungkan hati pada-Nya adalah dengan kita bisa menikmati indahnya ibadah dan takut apabila Allah cabut kenikmatan tersebut. Karena nikmat terbesar yang Allah berikan adalah nikmatnya dekat dengan Allah.

Allah yang maha kuasa atas hati hamba-Nya. Apabila hati sudah kita tautkan pada Allah, tidak akan merasa kecewa dengan banyak hal dalam kehidupan, karena sudah yakin bahwa ketentuan Allah-lah yang paling baik. Mungkin memang di luar logika kita, namun dengan begitu maka hati yang akan bekerja.

Baca Juga: Dilema Remaja, antara Rasa dan Kepatuhan: Mana yang Harus Ku Pilih?

Maksudnya adalah berpikir menggunakan perasaan iman, bukan lagi menggunakan akal logika. Para ulama mengibaratkan tubuh manusia itu seperti pohon, dan akarnya adalah hati. Apabila akarnya bagus maka akan menghasilkan buah yang bagus pula.

Namun apabila akarnya jelek, maka buah akan mengikuti akarnya. Seperti halnya dengan hati manusia. Ketika hati kita baik, maka apa yang kita kerjakan pasti juga baik, namun apabila hati kita kotor maka apa yang dikerjakan juga kurang baik.

Cara paling ampuh untuk tetap istiqamah adalah dengan cara berada di lingkungan yang senantiasa mengingatkan. Karena energi dari teman dekat kita sangat mempengaruhi kekuatan kita dalam beribadah.

Sifat kita dapat dilihat melalui teman dekat kita, dengan siapa kita bergaul biasanya sifat kita tidak jauh dari itu. Untuk itu marilah kita perbanyak untuk berkumpul dengan orang-orang solih untuk belajar dan men-charger iman. Tetaplah berada di lingkungan yang lama untuk memperbaiki keadaannya.

Fitrahnya hati manusia itu baik/ suci. Ketika kita sudah nyaman dengan kebaikan, maka kita akan senantiasa mencari-cari kebaikan lain yang tak lain tujuannya untuk membahagiakan hati kita atas dasar perintah Allah.

Mulai belajar untuk berhenti mengatakan “lakukan apa yang kamu suka, dan jangan dengarkan omongan orang lain”, namun ubah menjadi “lakukan apa yang Allah suka meskipun kita tidak suka, dan berhenti melakukan perbuatan yang Allah tidak suka meskipun kita menyukainya”.

Percayalah kawan, akan ada kebaikan di balik lelahnya hati dan perasaan kita. Memang surga itu dibungkus dengan ketidaknikmatan dan neraka dibungkus dengan sangat nikmat. Tak perlu insecure dengan kemewahan orang lain yang sifatnya hanya duniawi. Bikin lelah hati.

So, intinya gantungkan hati kita pada sang pemilik hati <3

Penulis: Fazhar Nuryasari
Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan

Editor: Ika Ayuni Lestari

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI