Menggali Dampak Positif dan Negatif Gawai terhadap Tumbuh Kembang Anak

Opini
Ilustrasi: istockphoto

Setiap anak melewati masa pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa selama masa kanak-kanaknya dan berkelanjutan sepanjang hidupnya. Bermain merupakan salah satu hal yang dapat dilaksanakan dalam upaya memaksimalkan tumbuh kembang anak. Melalui bermain, anak-anak mungkin mengekspresikan pikiran atau pengalamannya.

Namun di era digital yang semakin maju ini, peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari telah mengalami perkembangan pesat. Fenomena yang semakin umum yaitu terkait penggunaan gawai oleh anak-anak.  Saat ini, tidak sedikit anak yang lebih suka bermain dengan gawai.

Misalnya ketika berada di lingkungan bermain, mereka lebih asyik dengan gawainya sehingga anak cenderung lebih pasif. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Priadi (dalam (Mardliyah, 2023) menemukan bahwa sebanyak 47% orang tua mengatakan bahwa anaknya menghabiskan waktu seharian di depan layar gawai sedangkan 43% menyatakan anaknya memiliki ikatan emosional dengan gawai.

Bacaan Lainnya

Selain itu, berdasarkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2022 oleh BPS hampir separuh anak muda Indonesia mampu mengoperasikan telepon seluler atau gawai, serta mengakses internet. Secara total, 33,44% anak kecil Indonesia menggunakan telepon seluler atau gawai. Sementara itu, 24,96% anak prasekolah memiliki akses internet (Santika, 2023).

Saat ini juga gawai dijadikan alat ampuh oleh para orang tua untuk menenangkan anak saat orang tuanya bekerja. Selain itu, karena jam kerja yang panjang, orang tua seringkali lalai dalam mengawasi anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak bebas bermain dengan gawai sesuka mereka.

Jika anak tidak diawasi oleh orang tuanya, maka ada risiko mereka akan menjumpai konten-konten yang tidak menyenangkan. Seorang anak akan mengakses foto-foto aneh terutama jika didorong oleh keingintahuan alami seorang anak. Hal tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan anak berbuat hal-hal yang tidak diinginkan..

Harsela dan Qalbi (dalam (Mimin, 2022) menemukan bahwa berbagai orang tua yang memiliki anak kecil memberikan gawai kepada anak agar anak tidak mengganggu tugas yang sedang dilakukan orang tua. Orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya akan memanjakan anak dengan memperbolehkannya menggunakan gawai.

Berdasarkan hal tersebut perlu dipertimbangkan dengan serius dampak yang mungkin timbul dari penggunaannya terhadap tumbuh kembang anak. Maka, peran dan fungsi orang tua sangatlah penting mengingat penggunaan gawai di Indonesia terutama di kalangan anak-anak memerlukan tanggung jawab orang tua dalam mendampinginya.

Dalam essay ini, akan mengetahui dampak positif dan negatif gawai terhadap anak, termasuk pengaruhnya pada perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Selain itu, mencari solusi untuk meminimalisir penggunaan gawai yang berlebihan pada anak di dunia yang semakin canggih ini.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gawai mempunyai dampak positif dan negatif. Sisi positif gawai dapat dirasakan oleh anak-anak yang memanfaatkan gawai sebagai sarana yang melengkapi proses pembelajaran dengan tetap dalam pengawasan orang tua sehingga dapat merangsang audiovisual pada penglihatan dan pendengaran anak (Miranti & Putri, 2021).

Pengaruh positif gawai terhadap perkembangan anak yaitu memudahkan anak dalam mengasah kreativitas dan kecerdasannya, seperti aplikasi mewarnai, menggambar, dan menulis, anak tidak memerlukan buku tulis atau buku gambar untuk belajar karena dalam gawai sudah tersedia. Selain itu, membantu anak memperluas kosa kata, termasuk bahasa asing. Semakin banyak kosakata yang dimiliki anak, semakin baik pula kemampuan komunikasi anak.

Pada dasarnya penggunaan gawai lebih didominasi oleh dampak negatif karena keseharian anak kecil lebih sering interaksi pasif dengan gawai. Adapun sisi negatif gawai terhadap perkembangan fisik dan motorik anak yaitu menyebabkan anak menjadi kurang bergerak dan berpartisipasi dalam kegiatan fisik.

Hal tersebut dikarenakan mereka menghabiskan sebagian besar waktu bermain dengan gawai dan menikmati berbagai fitur permainan serta aplikasi lainnya. Jika hal tersebut dilakukan secara rutin maka perkembangan fisik motoriknya terganggu.

Seperti dilansir Republika.co.id, seorang pakar psikologi bernama Askhya Aulia Prima, mengatakan bahwa anak masih dalam tahap perkembangan motorik sehingga menuntutnya untuk banyak bergerak (Rezkisari, 2015). Penggunaan gawai yang berlebihan akan membuatnya sibuk terlalu lama, sehingga mengganggu perkembangan motoriknya dan perkembangan yang lain.

Gawai juga berpengaruh terhadap perkembangan kognitif, sosial emosional dan bahasa. Pengaruh negatif gawai terhadap kognitif anak yaitu menyebabkan menurunnya konsentrasi anak saat belajar, anak menjadi tidak fokus dan hanya mengingat gawai.

Menurut Damayanti dkk., (2020) hal tersebut juga menjadi terhambatnya proses berpikir yang berkaitan dengan bagaimana individu belajar, memperhatikan, mengamati, membayangkan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.

Pengaruh terhadap perkembangan sosial emosional diantaranya yaitu anak menjadi cepat bosan dan putus asa, kurang pengendalian diri dan menjadi egois, ia lebih suka bermain gawai dibandingkan bermain bersama dengan temannya.

Hal tersebut menyebabkan anak kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan anak akan cenderung menyendiri dengan gawai. Selain itu, menurut Ramadhani, (2022) penggunaan gawai secara terus-menerus dapat menurunkan jumlah interaksi anak dengan keluarga dan teman, sehingga berdampak pada penurunan perkembangan komunikasi dan bahasa anak.

Mencegah anak-anak menggunakan perangkat elektronik seperti gawai adalah tugas yang cukup sulit dan memakan waktu. Anak-anak adalah peniru yang ulung. Mereka akan meniru kehidupan pribadi sehari-hari yang dilakukan oleh orang tuanya.

Misalnya menggunakan gawai saat orang tua bekerja di rumah dan berkomunikasi dengan sanak saudara melalui gawai dan hal lainnya. Selain itu, karena anak selalu berada di sekitar orang tua, maka untuk menjauhkan anak dari gawai memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Penggunaan gawai pada anak terus terjadi dengan dampak buruk terhadap tumbuh kembang anak dibandingkan dampak baiknya. Akan tetapi, bergantung pada cara penggunaannya. Jika anak-anak menggunakannya secara bijaksana, hal tersebut akan memberikan manfaat bagi perkembangan mereka.

Namun jika digunakan secara asal-asalan akan berdampak negatif terhadap perkembangannya. Di sinilah tugas orang tua sangat diperlukan untuk mengawasi penggunaan gawai oleh anak dalam kesehariannya. Pangastuti dalam (Mimin, 2022) juga menegaskan hal yang sama, bahwa diperlukan pengawasan orang tua yang baik terhadap tindakan anaknya saat menggunakan gawai.

Maka dari itu, orang tua harus berupaya untuk meminimalisir penggunaan gawai oleh anak. Cara untuk meminimalisir dampak penggunaan gawai pada anak dapat dilakukan dengan cara memberikan jadwal atau waktu yang tepat saat anak bermain gawai, memberikan contoh yang baik ketika bermain gawai serta memberi tahu anak tentang bahaya menggunakan gawai terlalu lama.

Selain itu, postingan hallodoc dalam (Miranti & Putri, 2021) menyarankan solusi untuk orang tua dalam mengatasi anak yang kecanduan dengan gawai. Solusi tersebut diantaranya yaitu orang tua harus menciptakan zona bebas gawai di rumah. Di mana tidak boleh ada seorang pun yang bermain gawai di rumah seperti di ruang makan, ruang keluarga, atau ruang tamu dan arena rumah lainnya.

Selain itu, orang tua memberikan informasi kepada anak mengenai bahaya penggunaan gawai jika digunakan dalam jangka waktu lama. Orang tua dapat memberitahu anaknya bahwa bermain gawai dalam waktu lama dapat menyebabkan sakit mata, sakit leher dan dapat meningkatkan risiko obesitas karena duduk terlalu lama, dan sebagainya.

Gawai ibarat dua sisi pisau, bisa memberikan dampak negatif dan dampak positif. Apabila digunakan dengan benar, gawai dapat menjadi sumber stimulasi yang dapat meningkatkan tumbuh kembang anak pada tingkat yang sesuai dengan usianya. Sebaliknya, apabila penggunaan yang berlebihan dan tidak diawasi akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak di masa depan.

Anak yang terbiasa menggunakan gawai akan berdampak negatif pada kemampuan berpikir kritis dan kreatifnya, serta nilai moral dan pandangan agamanya. Selain itu, dapat menghambat hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitar, menyebabkan mereka enggan bergerak dan jarang melakukan aktivitas fisik motorik, serta dapat berdampak pada kemampuan berbicaranya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gawai pada anak. Hal yang dapat orang tua lakukan yaitu dengan melakukan permainan tanpa gawai dan mengalihkan perhatian anak pada permainan yang menarik bagi anak karena fitrahnya dunia anak yaitu dunia bermain, bukan dunia gawai.

Selain itu, kita sebagai orang tua perlu menyisihkan waktu yang cukup untuk mendampinginya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh cinta dan rasa aman. Aspek terpenting dari inovasi teknologi adalah bagaimana manusia dapat memperoleh manfaat terbesar dan meminimalkan dampak buruknya.

Dalam memanfaatkan gawai  untuk anak, penting untuk mempertimbangkan bagaimana gawai tersebut dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Penulis: Anisa Tahira
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Damayanti, E., Ahmad, A., & Bara, A. (2020). Dampak Negatif Penggunaan Gadget Berdasarkan Aspek Perkembangan Anak Di Sorowako. Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak, 4(1), 1–22. https://doi.org/10.21274/martabat.2020.4.1.1-22

Mardliyah, S. (2023). Dilema Keluarga di Era Digitalisasi: Antara Kecanduan Gadget, Gangguan Emosional, Perilaku Sosial pada Anak Usia Dini dan Tawaran Sekolah Alternatif. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 661–673. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i1.3530

Mimin, E. (2022). Analisis Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 6(2), 558–568. http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/6462

Miranti, P., & Putri, L. D. (2021). Waspadai Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jurnal Cendikiawan Ilmiah, 6(1), 58–66. https://doi.org/10.56872/elathfal.v1i01.273

Ramadhani, R. (2022). Pengaruh Penggunaan Gawai terhadap Pemenuhan Hak Tumbuh Kembang dan Bermain Anak. JULIA Jurnal Litigasi Amsir, 10(November), 1–14.

Rezkisari, I. (2015). Manfaat dan Kerugian Gadget untuk Anak Usia Dini. Republika. https://ameera.republika.co.id/berita/noa015/manfaat-dan-kerugian-gadget-untuk-anak-usia-dini#:~:text=Psikolog Saskhya Aulia Prima mengatakan%2C anak usia dini,akan membuatnya diam terlalu lama sehingga perkembangannya terganggu.

Santika, E. F. (2023). Hampir Separuh Anak Usia Dini Sudah Gunakan HP dan Mengakses Internet pada 2022. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/16/hampir-separuh-anak-usia-dini-sudah-gunakan-hp-dan-mengakses-internet-pada-2022

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI