Objek Wisata Istana Maimun: Pasar atau Istana?

Pariwisata
Dokumentasi Interviewer dan Narasumber Tour Guide Istana Maimun.

Istana Maimun adalah Istana Kesultanan Deli yang merupakan ikon Kota Medan, Sumatera Utara. Istana ini terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Aur, Medan Maimun. Istana Maimun didesain oleh arsitek Capt. Theodoor van Erp, seorang tentara Kerajaan Belanda yang dibangun atas perintah Sultan Deli, Sultan Ma’moen Al Rasyid.

Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m2 dan 30 ruangan Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri, dan bangunan sayap kanan.

Bangunan istana ini menghadap ke Timur dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Perlunya Penerapan Kembali Nilai-Nilai Ideologi Pancasila demi Keamanan Berwisata di Yogyakarta

Namun sangat disayangkan sekarang ini kondisi dari cagar budaya itu dikeluhkan oleh banyak wisatawan yang mampir datang kesana, karena dibanding dengan istana, sekarang ini Istana Maimun lebih terlihat seperti pasar.

Project Based Learning (PBL) adalah kepanjangan dari Project Based Learning, Project Based Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai media. Metode ini menuntut mahasiswa untuk dapat melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centered) untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. 

Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan bisnis USU yakni kelompok 5 yang beranggotakan, Indah Wati, Karlina Simamora, Yemima Sipayung, Zainisyah Rahmadani, Sita Sarah telah melakukan observasi ke Istana Maimun tersebut.

Dan di dalam observasi ini, kami melakukan wawancara dan pengamatan terhadap orang-orang dan lingkungan di sekitar Istana Maimun tersebut.

Observasi ini kami lakukan untuk memenihi tugas pengganti Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Pekerjaan Sosial Internasional dengan dosen pengampu Bapak Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kesos..

Masalah yang terjadi di Istana Maimun ini memang sudah ramai dan banyak diperbincangkan di kalangan umum. Menurut Rav Sanjaani salah satu karyawan yang bertugas menjadi tourguide di Istana Maimun tersebut mengatakan bahwa memang benar adanya isu-isu yang kurang mengenakan tentang Istana Maimun.

“Iya betul akhir-akhir ini banyak komentar komentar yang kurang enak tentang Istana Maimun ini, ada yang bilang kayak pajak, sampe-sampe ada yang buat video di sosial media (TikTok) yang isi komenannya semua jelek dan buruk,” kata Rav Sanjaani pada saat ditemui oleh kami di Istana Maimun (27/5/2023).

Baca Juga: Perlunya Penerapan Kembali Nilai-Nilai Ideologi Pancasila demi Keamanan Berwisata di Yogyakarta

Rav menuturkan jika memang jualan suvenir yang berada di dalam istana ini yang membuat kesan dari Istana Maimun menjadi seperti pasar, dan seharusnya dilakukan di luar Istana Maimun atau di halamannya. Sehingga tidak menutupi beberapa sisi dan tempat-tempat di Istana Maimun itu sendiri.

“Kalau pun mau buka stan pun ya di luar, bukan di dalam, karena nggak nampak dia, itu ditutupin sama jualannya, ini pun kalau kita foto kan nampak belakangnya (jualan),” salah satu komentar dari sosial media.

Namun Rav mengatakan bahwa sebenarnya warga lokal lah yang lebih banyak mengkritik dan memberi masukan terhadap masalah yang sedang banyak diperbincangkan ini. Karena para wisatawan dari mancanegara tidak masalah akan hal tersebut.

Mereka tidak berpikir itu hal yang mengurangi estetika dan keindahan dari Istana Maimun tersebut. Mereka juga tidak mengerti dengan fasih apa itu makna-makna yang ada di dalam istana. Karena tidak bisa dipungkiri tujuan para turis mancanegara datang hanya untuk berswafoto ataupun menikmati ukir-ukiran yang belum tentu mereka paham akan artinya.

Jadi adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah faktor utama pudarnya unsur kebudayaan yang ada di Istana Maimun Medan yaitu akibat adanya peralihan fungsi istana yang menjadi objek wisata dan lebih mementingkan komersial sehingga di dalam istana itu sendiri banyak orang yang berjualan seperti berjualan ulos, tas, kotak pensil, hasil kerajinan tangan, dan lain-lain.

Bukan hanya di dalam istana saja bahkan di luar istana juga sangat banyak pedagang makanan dan minuman. Halaman Istana Maimun Medan juga sangat bebas seperti menjadi tempat bermain anak-anak bahkan banyak pengamen.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami peroleh bahwa pihak inti dari keluarga besar Istana Maimun Medan itu sendiri yang lebih mementingkan komersial dan juga tidak memperdulikan lagi unsur-unsur kebudayaan yang ada di dalam istana itu sendiri.

Wali Kota Medan Bobby Nasution menawarkan revitalisasi Istana Maimun Medan namun rencana tersebut tidak terealisasi hingga saat ini dikarenakan ada masalah internal keluarga kesultanan. Wali Kota Medan Bobby Nasution telah membicarakan terkait revitalisasi dengan Sultan Deli XIV namun hal ini tidak disetujui oleh Sultan.

Baca Juga: Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata

Namun adapun saran dan harapan yang dapat kami sampaikan guna perkembangan dan kemajuan parawisata di Istana Maimun yaitu semoga pedagang yang berada di dalam istana mendapatkan sosialisasi yang baik agar mau pindah dari istana dan berjualan di luar istana saja, serta kebersihan di istana terjaga dengan baik.

Karena dengan begitu nilai-nilai sejarah dari Istana Maimun tersebut tidak luntur dan hilang, serta para pengunjung merasa senang dan nyaman, besar harapan kami agar keluarga sultan berubah pikiran untuk mau dilakukannya revitalisasi kedepannya.

Penulis: 
1. Karlina Simamora
2. Indah Wati Permata Hutapea
3. Yemima Sriyanti Sipayung
4. Zainisyah Ramahdani Marpaung
5. Siti Sarah Zhafira
Mahasiswa Manajemen Universitas Sumatera Utara

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI