Covid-19 adalah penyakit akibat infeksi virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Banyak penderita Covid-19 yang selalu merasa kesulitan dalam bernafas. Hal itu disebabkan karena virus ini menyerang organ pernafasan dan biasanya penderita akan mulai mengalami gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
Meskipun demikian, ada pula kasus positif yang menunjukkan gejala berbeda, seperti demam, hidung meler, anosmia sakit badan dan kepala, susah tidur, sakit tenggorokan, berkeringat, kelelahan, atau panas dingin.
Baca juga: Maaf Bukan Penyakit yang dapat Dianggap Sepele, Berikut Penjelasan
Melansir Medical News Today, gangguan pernapasan ini kemudian bisa mempengaruhi organ yang masuk dalam sistem pernafasan dan bahkan dapat menyebabkan timbulnya penyakit penyakit pernafasan.
1. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Gagal napas akut alias acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah kondisi yang terjadi ketika kantung udara paru-paru (alveolus) dipenuhi cairan sehingga Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.
ARDS umumnya terjadi pada pasien yang sakit kritis dan merupakan kondisi darurat medis. Napas pendek atau napas cepat disertai sensasi seperti kehabisan udara adalah gejala utama ARDS. Kondisi ini berkembang dengan cepat dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah cedera atau infeksi terjadi.
2. Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit komplikasi yang bisa disebabkan oleh virus corona. Komplikasi ini terjadi saat virus telah menginfeksi satu atau kedua paru-paru manusia. Kantung udara kecil yang ada di dalam paru-paru bisa terisi cairan atau nanah yang menyebabkan penderita kesulitan bernafas.
Baca juga: Kesehatan Reproduksi Remaja di Masa Pandemi Covid-19
3. Penyakit Jantung
Ahli Jantung Wendy Post, M.D. mengatakan virus SARS-CoV-2 dapat merusak otot jantung dan mempengaruhi fungsi jantung. Pasalnya, sel-sel di jantung memiliki reseptor angiotensin converting enzyme-2 (ACE-2), tempat virus corona menempel sebelum memasuki sel.
Ia menjelaskan, kerusakan jantung juga bisa disebabkan oleh tingginya tingkat peradangan yang beredar di dalam tubuh. Saat sistem kekebalan tubuh melawan virus, proses peradangan dapat merusak beberapa jaringan sehat, termasuk jantung.
“Infeksi virus corona juga mempengaruhi permukaan bagian dalam vena dan arteri, yang dapat menyebabkan peradangan pembuluh darah, kerusakan pada pembuluh darah yang sangat kecil, dan pembekuan darah, yang semuanya dapat mengganggu aliran darah ke jantung atau bagian tubuh lainnya. Dan COVID-19 yang parah adalah penyakit yang mempengaruhi sel endotel, yang membentuk lapisan pembuluh darah,” jelas Post.
4. Gangguan Hati
Melansir dari Journal of Hepatology, laporan terbaru menunjukkan sekitar 2–11 persen pasien dengan COVID-19 sudah memiliki penyakit hati kronis sebelumnya. Dalam masa pandemi, disfungsi hati terlihat meningkat 14–53 persen pada pengidap COVID-19. Peningkatan gangguan hati berkaitan langsung dengan kasus kematian pengidap COVID-19.
Gangguan hati dalam COVID-19 bisa dikaitkan dengan efek sitopatik langsung dari virus, reaksi kekebalan yang tidak terkontrol, kondisi sepsis, hingga efek dari penggunaan obat-obatan untuk meredakan gejala COVID-19.
Baca juga: Sakit di Area Sekitar Perut? Mungkin Anda Mengalami Penyakit Ini. Simak Penjelasannya!
5. Gagal Ginjal Akut
Bukan hanya menyerang paru-paru, gejala COVID-19 yang cukup parah nyatanya mampu menyebabkan gangguan pada ginjal. Meskipun jarang terjadi, tetapi COVID-19 mampu meningkatkan risiko gagal ginjal akut pada pengidap COVID-19.
Kondisi ini tentunya cukup berbahaya dan membuat pengidap COVID-19 membutuhkan penanganan yang lebih serius. Melansir The Pediatric Infectious Disease Journal, sekitar 25 persen orang dewasa pengidap COVID-19 bisa berisiko mengalami komplikasi ini. Namun, saat ini belum ditemukan penyakit ini sebagai komplikasi pada pengidap COVID-19 yang masih berusia anak-anak.
6. Gangguan Neurologis
Pada pengidap COVID-19 yang mengalami gangguan neurologis, umumnya kondisi ini memang telah dimiliki sebelumnya. Paparan virus corona yang tidak segera diatasi dapat memperburuk kondisi ini. Namun, penyakit COVID-19 dengan gejala yang cukup parah dapat berisiko menyebabkan sepsis dan kegagalan organ yang memicu kondisi gangguan neurologis.
Gangguan neurologis juga dapat dialami oleh pengidap COVID-19 akibat efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Meskipun begitu, komplikasi gangguan neurologis pada pengidap COVID-19 masih harus terus dilakukan penelitian lebih mendalam.
Revanda Septiani Kuse
Mahasiswi Universitas Binawan Prodi Keperawatan
Daftar Pustaka
https://primayahospital.com/paru/penyakit-akibat-corona/
https://www.halodoc.com/artikel/inilah-komplikasi-yang-disebabkan-covid-19
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/01/202500365/virus-corona-efek-ke-sistem-pernapasan-gejala-dan-orang-paling-berisiko?page=all
https://www.alodokter.com/covid-19
https://hellosehat.com/pernapasan/pernapasan-lainnya/ards/
https://covid19.go.id/p/berita/waspada-masalah-jantung-setelah-pulih-covid-19