Membaca Fenomena Perceraian Para Artis melalui Teori Interpersonal

Perceraian
Ilustrasi: istockphoto

Pendahuluan

Beberapa bulan terakhir ini sangat banyak kasus perceraian yang terjadi pada kalangan para artis. Bahkan memasuki awal tahun 2023 sudah banyak berita terkait perceraian para artis yang berseliweran pada jagad maya. Tentunya perceraian mereka bukan semata-mata tanpa alasan.

Berbagai konflik berbeda yang timbul pada masing-masing pasangan menjadi penyebab sulitnya mempertahankan hubungan rumah tangga yang telah mereka bangun. Konflik dapat terjadi karena tidak adanya hubungan interpersonal dalam keluarga.

Dalam menciptakan hubungan interpersonal yang baik, dibutuhkan komunikasi dua arah secara rutin. Selain itu, menurunkan ego juga memiliki andil dalam membangun dan memperbaiki hubungan interpersonal dalam keluarga.

Bacaan Lainnya

Artikel ini akan menyuguhkan pembahasan perceraian para para artis dengan kacamata psikologi menggunakan teori interpersonal.

Pembahasan

Maraknya kasus perceraian para para artis akhir-akhir ini sangat mengejutkan. Pasalnya rumah tangga beberapa artis seperti Shandy Aulia-David Herbowo serta Desta dan Natasha Rizky selama ini terlihat adem-ayem.

Bahkan kedua pasangan tersebut dijadikan panutan oleh para netizen karena rumah tangga mereka yang jarang diterpa oleh gosip-gosip tak sedap yang umumnya dialami oleh para artis.

Kenyataannya tidak ada pernikahan yang tidak mengalami krisis di mana interaksi antara pasangan terganggu, hidup mereka bermasalah, hubungan mereka menjadi sulit, pernikahan mereka menjadi sulit, hingga membutuhkan usaha, kesabaran, dan keinginan mereka untuk menyelesaikan krisis tersebut (Jarwan,2020).

Termasuk dalam kehidupan para artis yang dalam kesehariannya selalu dipenuhi dengan tuntutan dan jadwal yang padat. Dalam pernikahan mereka tentunya juga mengalami krisis yang menyebabkan terganggunya pernikahan, bahkan dapat mengantarkan mereka pada meja hijau.

Jika dibaca menggunakan teori interpersonal dalam sudut pandang psikologi, kasus-kasus perceraian tersebut timbul karena hubungan interpersonal dalam keluarga yang tidak berjalan dengan baik. Hubungan interpersonal merupakan hubungan antara dua orang atau lebih, dengan pola interaksi yang konsisten dan saling menguntungkan satu sama lain (Dian, 2012).

Dalam artian tersebut, tidak berjalannya hubungan interpersonal pada pernikahan para para artis dapat terjadi terjadi karena munculnya beberapa faktor berikut:

  1. Adanya persaingan pamor;
  2. Minimnya komunikasi;
  3. Munculnya pengkhianatan (perselingkuhan);
  4. Sudah tidak adanya kecocokan;
  5. Adanya perbedaan prinsip yang menyebabkan sulitnya mempertahankan kebersamaan;
  6. Lingkungan yang tidak mendukung untuk membangun hubungan interpersonal.

Namun sayangnya, lingkungan para artis menuntut mereka untuk selalu sibuk dengan kegiatan entertain yang sangat padat sehingga mempersempit waktu mereka untuk membangun hubungan interpersonal yang baik.

Walaupun tidak seluruh para artis menomorduakan keluarga, namun nyatanya banyak dari mereka yang tidak dapat mempertahankan pernikahan mereka akibat berbagai konflik yang muncul seiring berjalannya profesi mereka sebagai para artis. Konflik merupakan dampak yang muncul dari ketiadaan hubungan interpersonal dalam pernikahan.

Kata konflik berasal dari bahasa latincon yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Konflik dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, dan pendapat yang melibatkan dua pihak atau lebih.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial atau dua orang atau lebih, atau kelompok di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya (DeVito, 2013).

Walaupun sebuah konflik yang muncul merupakan hal yang sering dianggap wajar dalam suatu hubungan pernikahan, konflik tidak bisa disepelekan. Saat konflik terjadi, pasangan harus menyelesaikannya dengan tuntas agar hubungan dapat kembali terjalin dengan baik.

Jika diselesaikan dengan cara yang baik, konflik dapat membuat individu bertambah matang dan bisa memperkuat hubungan mereka (Wood, 2013).

Menurut Walgito (2005), terdapat tiga periode dalam perkawinan yaitu:

  1. Early years (tahun awal): Masa ini mencakup kurang lebih 10 tahun pertama perkawinan.
  2. Midlle years (tahun tengah): Fase yang terjadi pada tahap ini yaitu “Child full phase” kemudian diikuti oleh fase “Us aging phase”. Masa ini terjadi pada tahun ke-10 hingga tahun ke-30 usia perkawinan.
  3. Mature years (tahun matang): Pada masa ini, pasangan mendapatkan peran baru seperti menjadi kakek dan nenek ataupun mengalami masa tua hingga memasuki fase kesendirian karena kehilangan pasangan. Masa ini dimulai dari usia ke-30 pernikahan.

Fase-fase tersebut dapat dilewati oleh para pasangan jika terdapat dukungan yang baik antar satu sama lain dan juga dari lingkungan sekitar yang mendukung. Selain itu, menurut Hurlock (2004) terdapat 4 faktor dalam penyesuaian pernikahan sebagai berikut:

  • Penyesuaian pasangan;
  • Penyesuaian seksual;
  • Penyesuaian keuangan;
  • Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan.

Dalam pernikahan, hubungan interpersonal yang tidak dibina dengan baik dapat menumbuhkan fase stres. Penyebab munculnya stres dalam pernikahan yang dialami oleh istri yang sudah menikah lama, erat kaitannya dengan karakteristik suami yang dominan dan enggan melibatkan diri.

Sedangkan pada suami, erat kaitannya dengan karakteristik mereka yang dominan dan egois sehingga engga mengerti situasi yang dialami oleh istri. Faktor tersebut mendukung ekspektasi teori interpersonal bahwa pasangan yang tertekan akan mencerminkan pola interaksi yang tidak saling melengkapi (Kilman, 2012).

Kesimpulan

Kesibukan yang dijalankan oleh para artis dalam keseharian mereka dengan jadwal yang sangat padat menyebabkan minimnya interaksi dengan keluarga. Hal tersebut menyebabkan hilangnya hubungan interpersonal yang ada dalam pernikahan.

Ketika sudah tidak ada hubungan interpersonal yang terjalin dalam pernikahan, maka akan muncul pola interaksi tidak saling melengkapi sehingga menyebabkan banyak perceraian terjadi di kalangan para artis saat ini.       

Penulis: 

Alina Nareswari (22200010273)
Mahasiswa Interdisciplinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga

Editor: Ika Ayuni Lestari     

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Daftar Pustaka

Jarwan AS, Al-frehat BM. Emotional Divorce and Its Relationship with Psychological Hardiness. International Journal of Education and Practice. 2020;8(1):72-85.

Hubungan interpersonal/Dian Wisnuwardhani, Sri Fatmawati Mashoedi | Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara. Accessed June 20, 2023. https://perpustakaan.setneg.go.id/index.php?p=show_detail&id=11180

Interpersonal messages : communication and relationship skills / Joseph A. DeVito | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Accessed June 20, 2023. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=614128

Komunikasi interpersonal : interaksi keseharian / Julia T. Wood ; penerjemah, Rio Dwi Setiawan | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Accessed June 20, 2023. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=892625

Bimbingan & konseling perkawinan / Prof.Dr. Bimo Walgito ; editor, Mutya | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Accessed June 20, 2023. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1062882

Psikologi perkembangan / penulis, Elizabeth B. Hurlock | OPAC Perpustakaan Nasional RI. Accessed June 20, 2023. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1034959

Kilmann PR. Personality and Interpersonal Characteristics Within Distressed Marriages. The Family Journal. 2012;20(2):131-139. doi:10.1177/1066480712439532

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI