Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change dalam Pelestarian Keanekaragaman Budaya Indonesia Melalui metode pembelajaran PBL dan SCL

Sumber: istockphoto.com

Mahasiswa STIKOM Prosia kelas 22AB1L saat ini mengikuti program inovatif pada mata kuliah Media, Culture, and Society, menggunakan Project-Based Learning (PBL) dan Student-Centered Learning (SCL). Program ini meningkatkan kreativitas melalui pembuatan film pendek berjudul “Berpegang Tangan,” yang menyoroti pertemanan antar budaya dengan kepedulian dan gotong royong, sesuai dengan program Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek.

Pemanfaatkan metode SCL dan PBL dalam proses belajar yang diajarkan oleh Eka Megawati, S.Sos., M.I.Kom, menggunakan metode inovatif untuk mengembangkan berpikir kritis dan penerapan praktis, dengan fokus pada nilai, norma, pemikiran, dan sikap dalam komunikasi media, budaya, dan masyarakat.

Di Indonesia, keanekaragaman budaya menimbulkan tantangan dalam memahami perbedaan. Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa unsur 7 kebudayaan seperti Bahasa, Kesenian, Ekonomi, Teknologi, Religi, Kemasyarakatan, dan Pengetahuan—ada di seluruh dunia, mencerminkan kesamaan di balik perbedaan budaya.

Bacaan Lainnya

Film pendek “Berpegang Tangan” mengangkat tema gotong royong sebagai inti dari warisan budaya Indonesia, dengan menggambarkan hubungan pertemanan yang melintasi perbedaan budaya. Mengisahkan Ria, seorang mahasiswi Batak yang mengalami kesulitan keuangan akibat sakitnya ayah dan tagihan SPP yang menunggak, film ini menampilkan kepedulian mendalam dari teman-temannya Brenda (Sunda), Raka (Minang), Michelle (Betawi), dan Cindy (Jawa) yang mengumpulkan uang dan berbagi cerita budaya mereka untuk membantu Ria.

Dukungan tersebut memperkuat persahabatan mereka dan menunjukkan bagaimana perbedaan budaya dapat mempererat hubungan sosial. Proyek ini tidak hanya menerapkan pembelajaran dari modul Media, Culture, and Society, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk mempromosikan dan melestarikan keanekaragaman budaya di Indonesia.

Baca Juga: Atasi Stunting: Mahasiswa KKNT IPB Meluncurkan Edukasi Bapenting (Banjarwangunan Peduli Stunting) di Desa Banjarwangunan

Dalam adegan menit 3.23 hingga 4.12, teman-teman Ria memastikan bahwa mereka tidak akan membiarkan Ria kesusahan dan akan selalu membantu. Hal ini mencerminkan persahabatan dan solidaritas yang kuat, di mana mereka memutuskan untuk membantu Ria secara kolektif dalam situasi sulit.

Diskusi mereka tentang budaya masing-masing suku di Indonesia menyoroti keberagaman dan keindahan budaya yang ada di negara ini, menambah dimensi penting terhadap nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian.

Sikap teman-teman Ria yang siap membantu menunjukkan betapa pentingnya memiliki rasa empati dan dukungan dalam sebuah komunitas, mencerminkan bahwa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama adalah fondasi dari hubungan yang sehat dan kuat.

 

Dengan tayangnya film pendek “Berpegang Tangan” di Channel YouTube, mahasiswa tidak hanya berkontribusi pada pelestarian budaya tetapi juga menegaskan peran mereka sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Melalui pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman budaya, mereka memperkuat komitmen untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Pengembangan Potensi Desa: Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Lakukan Inovasi Pangan Fungsional dari Pemanfaatan Daun Kersen

Film ini adalah manifestasi dari upaya mahasiswa untuk mempromosikan nilai-nilai gotong royong dan keanekaragaman budaya Indonesia ke audiens yang lebih luas, menyebarluaskan pesan penting tentang persahabatan dan dukungan lintas budaya di era digital.

Peran signifikan dari sistem pembelajaran di kampus turut mendukung pencapaian ini. Implementasi PBL dan SCL dalam Kurikulum Merdeka di STIKOM Prosia telah menyebabkan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan, memungkinkan mahasiswa untuk menerapkan teori dalam konteks nyata dan merancang solusi inovatif untuk masalah dunia nyata.

Pendekatan ini memotivasi mahasiswa untuk berkembang dan mencapai potensi maksimal, menjadikan mereka pionir dalam memahami dan merespons dinamika yang terjadi.

Dengan dukungan dosen, mahasiswa tidak hanya sukses menyelesaikan pendidikan tetapi juga siap menjadi agen perubahan yang membentuk dunia di sekitar mereka. Selain itu, mereka diharapkan berperan sebagai kontrol sosial, penjaga nilai, dan pengontrol kehidupan sosial dengan memberikan saran, kritik, dan solusi untuk kemajuan bangsa dan negara.

Baca Juga: Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Laksanakan Bimbingan Teknis Pengembangan Komoditas dan Ekosistem Bisnis Pepaya Calina di Kecamatan Cidolog, Ciamis

Film yang dihasilkan mencerminkan komitmen mahasiswa dalam memahami dan mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia, membangun kohesi sosial dan persatuan bangsa.

Sebagai agen perubahan, mahasiswa juga diharapkan mampu mencerminkan komitmen mereka untuk memahami dan mempromosikan keberagaman budaya Indonesia serta berperan aktif dalam membangun kohesi sosial dan persatuan bangsa. Mahasiswa bukan hanya menjalani pendidikan, tetapi juga berperan sebagai kekuatan positif dalam masyarakat, siap untuk memberikan saran dan solusi demi kemajuan bangsa.

Melalui karya seperti “Berpegang Tangan,” mereka menunjukkan bahwa melalui gotong royong dan empati, masyarakat dapat menghadapi tantangan bersama dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.

Penulis: Mahasiswa Stikom Prosia Kelas 22AB1L
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Profesi Indonesia

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI