Pepadi atau Persatuan Pedalangan Indonesia (Surakarta) baru saja mengadakan pertunjukan wayang dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional yang keempat pada tanggal (07/11/2022) lalu.
Pertunjukan tersebut menampilkan dua pedalang senior Surakarta yaitu Ki Dr. Bambang Suwarno, S.Kar., M.Hum. dan Ki Blacius Subono, S.Kar., M.Sn. yang berlokasikan di Pendhapi Gedhe Sala Balaikota Surakarta.
Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional asli dari Indonesia yang terpusat di Jawa dan Bali. Wayang telah ditetapkan oleh UNESCO Masterpiece dunia dan sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia, dan merupakan sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam Seni Bertutur.
Baca Juga: Pagelaran Wayang Kulit di Desa Jetis Dihadiri Wakil Bupati Karanganyar
Pada tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional dan 2022 adalah peringatan keempat tahun Hari Wayang Nasional.
Oleh karena itu Persatuan Pedalangan Indonesia atau Pepadi (Surakarta) mengadakan pertunjukan budaya “Banjaran Gathutkaca” dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional, yaitu pertunjukan wayang kulit yang menampilkan pedalang senior Surakarta Ki Dr. Bambang Suwarno, S.Kar., M.Hum. dan Ki Blacius Subono, S.Kar., M.Sn. dengan judul lakon Banjaran Gathutkaca.
Acara dimulai pukul 20.00 WIB yang dibuka secara terbuka untuk umum, acara tersebut dibuka oleh Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Acara tersebut diadakan di dalam Pendhapi Gedhe Sala Balaikota Surakarta.
“Ya karena kita sebagai warga pedalangan dan ini merupakan kebijakan dari pemerintah bahwa setiap tanggal 07 November itu sebagai Hari Wayang Nasional dan ini adalah peringatakan keempat,” ucap ketua Pepadi Surakarta, Ki Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar., M.S. ketika diwawancarai latar belakang diselenggarakannya pertunjukan ini.
Ketua Pepadi Surakarta juga sempat mengatakan mengenai harapan penyelenggara terhadap anak muda di Indonesia.
Baca Juga: Pagelaran Wayang Kulit sebagai Peringatan Sumpah Pemuda dan Pengukuhan Pasar Sami Rukun
“Pertunjukan wayang pada malam hari ini salah satunya untuk memberikan apresiasi kepada remaja atau generasi muda, supaya mereka-mereka itu mengenal budaya (wayang), baik itu ceritanya, tahu karakter penting di dalamnya, dan lakon wayang itu banyak tuntunan panutan yang menjadi contoh-contoh yang baik bagi masyarakat karena ada pendidikan moral di situ,” ucap Ki Prof. DR. Sarwanto, S.Kar., M.S..
Penulis: Harry Muzaldi Assiddiqi
Mahasiswa Jurusan Film Televisi ISI Surakarta
Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi
