Desa Puyung, yang memiliki potensi besar di bidang pariwisata, kini menghadapi tantangan dengan tidak beroperasinya beberapa objek wisata akibat kurangnya pengelolaan dan partisipasi aktif dari pemuda setempat.
Sebagai solusi, diusulkan paket wisata wayang untuk melestarikan budaya tradisional sekaligus mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di desa tersebut. Program ini dirancang dengan kontribusi signifikan dari mahasiswa Poltekpar Lombok yang terlibat aktif dalam pengembangannya.
Melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan yang melibatkan mahasiswa Poltekpar Lombok, masyarakat diharapkan dapat mengelola potensi lokal dengan lebih baik. Inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan promosi desa, menarik wisatawan, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk Desa Puyung.
Potensi Wisata Desa Puyung yang Hampir Punah
Desa Puyung, yang memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata, menghadapi kendala dalam pengembangan objek wisata akibat kurangnya pengelolaan dan minimnya partisipasi dari pemuda setempat. Beberapa objek wisata seperti Agrowisata BunBao, Babilonia dan Budaya Tradisional Wayang Sasak yang saat ini tidak lagi aktif karena tidak adanya pengelola serta masalah perizinan.
Masyarakat dan tokoh desa mengungkapkan bahwa kurangnya inisiatif serta pemahaman dasar pemuda mengenai usaha wisata menjadi tantangan utama. Sebagai solusi, diusulkan paket wisata wayang untuk melestarikan seni budaya tradisional sekaligus memperkuat promosi desa.
Program ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi wisata Desa Puyung dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan warga, dengan menyesuaikan seni wayang agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Program Pengabdian Mahasiswa/i Poltekpar Lombok untuk Mengangkat Potensi Wisata yang Ada Di Desa Puyung
Program pengabdian masyarakat di Desa Puyung, Lombok Tengah, dilakukan melalui beberapa tahap, termasuk metode observasi. Observasi dilaksanakan pada 5 Mei 2024 di Kawasan Desa Puyung dan Komplek Perumahan Dalang, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, untuk mengamati kondisi lapangan seperti infrastruktur dan fasilitas pendukung.
Tujuan dari observasi ini adalah untuk menilai kesiapan tim dalam menjalankan kegiatan. Kemudian, pada 7 Desember 2024, diadakan pelatihan mewarnai tokoh wayang Sasak. Dalam pelatihan ini, peserta belajar teknik pewarnaan menggunakan kertas karton dan cat kayu, dengan tujuan meningkatkan keterampilan motorik halus serta pemahaman estetika mereka terhadap seni wayang Sasak.
Â
Pembuatan Paket Wisata Wayang Sukses Mendatangkan Wisatawan
Workshop mewarnai tokoh wayang Sasak di Desa Puyung sukses memperkenalkan seni wayang kepada peserta melalui seni lukis. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan dasar dalam teknik pewarnaan, sekaligus menciptakan ruang bagi peserta untuk berkreasi.
Dalam workshop tersebut, peserta belajar mewarnai menggunakan cat kayu pada kertas karton, termasuk pemilihan warna yang selaras dan penambahan detail akhir.
Hasilnya, peserta mampu menghasilkan karya wayang mereka sendiri, menunjukkan peningkatan keterampilan dan kreativitas. Kegiatan ditutup dengan peragaan wayang oleh seorang dalang, yang disambut antusias oleh peserta.
Workshop ini tidak hanya membangkitkan minat peserta terhadap seni wayang Sasak, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari para dalang, yang berharap kegiatan semacam ini terus berlanjut untuk mendukung pengembangan seni tradisional di masyarakat.
Baca juga: Mengenal Kota Tradisional di Nusantara: Definisi, Karakteristik, dan Contohnya
Harapan Mahasiswa/i Poltekpar di Masa Depan Khusus untuk Pemuda dan Pemerintah Desa Puyung
Workshop melukis Wayang Sasak yang dilaksanakan di Desa Puyung, Lombok Tengah, berhasil memperkenalkan seni dan budaya Sasak kepada generasi muda dengan cara yang menarik dan relevan dengan minat mereka. Kegiatan ini memberi peluang bagi peserta untuk mengasah keterampilan seni dan kreativitas mereka, serta menawarkan pendekatan baru dalam melestarikan budaya.
Aktivitas ini menegaskan pentingnya memperkenalkan budaya dengan cara yang menarik agar generasi muda tertarik untuk mempelajari, menghargai, dan menjaga tradisi budaya Sasak.
Dengan metode yang sesuai, diharapkan budaya Sasak dapat terus berkembang dan diterima oleh generasi muda dan Mahasiswa/i Poltekpar Lombok sangat berharap pemerintah Desa Puyung lebih melirik lagi potensi-potensi seperti wayang ini biar lebih dikenal lagi dan tidak terlupakan.
Penulis:
- Dimas Hamdani
- M. Tanggap Sasmitha
Mahasiswa Usaha Perjalanan Wisata, Politeknik Pariwisata Lombok
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News