Kemasan Ramah Lingkungan Bioplastik “Biodegradable”

bioplastik biodegradable

Kemasan merupakan wadah atau tempat untuk menjaga mutu suatu produk. Pada saat ini banyak sekali jenis kemasan yang telah diaplikasikan untuk berbagai produk. Jenis kemasan juga bervariasi mulai kertas, plastik, gelas, logam dan lain-lain yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kemasan harus menerapkan fungsi-fungsi seperti sebagai wadah, perlindungan dan kenyamanan untuk memperpanjang umur simpan produk, komunikasi dan informasi terkait kondisi produk tersebut. Dalam menentukan pilihan yang tepat penggunaan kemasan dengan kriteria yaitu kenampakan, proteksi, fungsi, biaya dan kemudahan kemasan pasca pakai.

Berdasarkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan yang mengatur jenis kemasan pangan dan bahan tambahan termasuk pewarna, pelarut dan perekat yang sesuai dengan peraturan yang diizinkan sehingga membuktikan bahwa pentingnya kemasan yang digunakan.

Bacaan Lainnya

Perkembangan kemasan yang cukup pesat hingga saat ini adanya kemasan aktif dan juga cerdas yang menerapkan fungsi-fungsi kemasan.

Baca juga: Apa Arti Tanda Segitiga Berkode Unik 1-7 pada Kemasan Plastik?

Salah satu kemasan yang sangat banyak digunakan yaitu plastik, karena harga yang murah, dapat didaur ulang, biaya rendah dan lain-lain. Tetapi, saat ini plastik menjadi sumber cemaran baik air, udara dan juga tanah karena plastik memiliki sifat sulit terurai.

Bioplastik atau Biodegradable

Adanya perkembangan baru kemasan plastik yaitu bioplastik atau biodegradable yang merupakan plastik ramah lingkungan yang mampu terurai oleh adanya mikroorganisme. Selain itu, bioplastik juga berasal dari bahan alami yang dapat diperbaharui seperti pati, nabati dan mikrobiota.

Jenis plastik yang diklasifikasikan berdasarkan bahan baku dan kemampuan degradasi terbagi dua yaitu pertama, renewable (dapat diperbaharui) yang terdiri dari biodegradable dengan bahan berbasis pati, bahan berbasis selulosa, poli asam laktat (PLA) dan poli hidroksi alkanoat (PHA), sedangkan non-biodegradable terdiri dari polietilena (PE) dan polivinil klorida (PVC) dari bioetanol poliamida. Kedua yaitu non-renewable yang terdiri dari biodegradable  seperti polikaprolakton (PCL), poli bitilena suksinat (PBS) dan pilivinil alkohol (PVOH), sedangkan non-biodegradable yaitu polietilene (PE), polipropilene (PP) dan polivinil krodia (PVC).

Adapun beberapa contoh bioplastik atau biodegradble sebagai berikut :

1. Thermoplastic Strach

Pada umumnya suatu plastik disintesis dari berbagai pati, tetapi sangat rentan terhadap kerapuhan sehingga pati diplastikkan dengan plastik hidrofilik seperti gliserol untuk dilelehkan membuat thermoplastic starch. Jenis plastik ini memiliki densitas yang tinggi, peka terhadap kelembaban, permeabilitas tinggi, resistensi terhadap minyak dan pelarut. Tetapi memiliki kekurangan yaitu rentan terjadinya degradasi.

2. Polylactide (PLA)

Salah satu bioplastik yang mudah terurai secara hayati dengan penggunaan pati  dan asam laktat terpolimerasi sehingga terbentuk PLA produk. PLA produk seperti retail bag, containers, agricultural dan lain-lain.

Baca juga: Pandemi Membawa Berkah! Diet Plastik di Indonesia Berhasil

3. Polyhydroxyalkanoates (PHA)

Merupakan salah satu jenis biopolimer yang diproduksi oleh prokariota dari sumber daya terbarukan. PHA adalah poliester yang secara alami terakumulasi sebagai cadangan interselular pada kondisi pertumbuhan bakteri yang kurang seimbang. Menurut Ferdiansyah (2017) PHA sangat dipengaruhi oleh faktor ketersediaan oksigen, nitrogen, fosfat, sulfur, magnesium ataupun potassium. Bioplastik ini memiliki karakteristik bersifat semi kristal dan thermoplastic polyester.

4. NatureFlex Film

Film selulosa yang didasarkan pada sumber daya terbarukan yang dibuat untuk meningkatkan permintaan konsumen dengan sifat yang ramah lingkungan.

Film ini memiliki sifat penghalang gas yang baik dan pelapis dapat disesuaikan untuk memberikan berbagai tingkat penghalang kelembaban sesuai dengan kebutuhan produk masing-masing.

5. Mater BI

Bioplastik dengan kombinasi dari starch dan PHB yang dibuat dari pati jagung dan bioplastik yang di sintesis dari turunan minyak bumi sehingga bisa dikomposkan sesuai dengan standar Eropa UNI EN 13432.

6. Plastic Trays

Film pati yang memiliki lapisan tunggal atau dilaminasi dengan menggunakan kertas asam polilaktat (PLA), film selulosa, bio PET dan bioplastik lainnya.

7. Ecoflex

Bioplastik yang berbasis polyester berasal dari minyak bumi dengan pembentukan struktur molekul. Bioplastik ini memiliki sifat seperti tahan air, tidak peka terhadap perubahan kelembaban, tidak mudah rusak, elastis dan mudah dicetak.

Bioplastik ini memiliki proses degradasi dengan bantuan enzim yang akan memotong rantai molekul sehingga menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme.

Penulis: First Leisa Kurnia
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Pangan, IPB University

Kirim Artikel

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui WhatsApp (WA): 0811-2564-888
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.