Film animasi dengan penonton terbanyak sepanjang masa ini ternyata memiliki makna dan juga pesan tentang mimpi, dan kepercayaan pada diri sendiri lohh…
Petualangan yang Tidak Sesederhana Kelihatannya
Film JUMBO (2025) karya Ryan Adriandhy mungkin terlihat seperti film animasi anak pada umunya yang penuh warna, dan imajinatif. Tetapi kalau kita perhatikan lebih lanjut, ada banyak cerita dibalik perjalanan Don dan teman-temannya. Yuk kita pahami makna yang terkandung dalam film ini melalui analisa semiotika.
Buku Dongeng yang Menyimpan Cerita
Tokoh utama Don, punya satu misi sederhana tapi penuh makna, yaitu menidupkan kembali pertunjukan buku dongeng peninggalan ayah dan ibunya. Jika dilhat dari sudut pandang semiotika, buku dongeng itu bukan cuma barang.
Ia adalah simbol dari masa lalu, cinta keluarga, sekaligus impian Don sendiri. Ketika buku itu dicuri oleh Atta, temannya yang mengejek mimpi Don, yang direbut bukan cuma buku, tapi juga rasa percaya diri Don terhadap warisan orang tuanya.
Perjalanan yang Penuh Tanda
Didampingi dua sahabatnya, Nurman dan Mae, Don memulai perjalanan untuk mengambil kembali bukunya. Perjalanan ini adalah simbol dari proses pendewasaan. Mereka bertemu tantangan, masuk ke dunia lain, dan perlahan mengenal siapa diri mereka sebenarnya.
Kehadiran Meri, gadis misterius dari dunia lain yang juga mencari orang tuanya, menambah dimensi emosional cerita. Meri adalah cerminan Don: sama-sama kehilangan, sama-sama sedang mencari. Mereka sedang mencari cinta dari keluarga dan juga orang tua masing- masing. Dunia yang mereka jelajahi bersama adalah simbol dari batin yang rapuh tapi penuh kemungkinan.
Baca juga: Review Film: My Annoying Brother
Warna dan Visual sebagai Penggambaran Situasi
Dalam JUMBO, visual punya peran penting. Warna cerah muncul saat karakter sedang bersemangat atau dekat dengan harapan. Warna gelap hadir saat konflik batin muncul. Dunia fantasi di film ini bukan sekadar latar tempat, tapi menjadi metafora untuk isi hati para tokoh.
Makna Film JUMBO
Pesan utama JUMBO adalah mimpi yang diwariskan orang tua, jika dijaga, bisa jadi pedoman dan harapan untuk masa depa. Dan dongeng yang dibuat sebagai bentuk simbolik dari pengalaman hidup tidak pernah benar-benar “untuk anak-anak saja.” Ia adalah bahasa untuk bicara tentang kehilangan, rindu, dan keberanian.
JUMBO bukan hanya hiburan. Film ini adalah ajakan halus untuk kembali percaya pada imajinasi, memperjuangkan mimpi yang dianggap remeh. Hal yang remeh menurut orang lain, adalah harapan bagi seseorang.
Penulis: Eurucakra Tanaya Dinanti
Mahasiswa Desain Grafis, Universitas Brawijaya
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News