Masjid Agung Al-Imam adalah sebuah masjid kebanggaan warga Majalengka sejak berdirinya masjid ini yaitu sekitar 162 tahun yang lalu. Masjid yang berada di kawasan alun-alun Majalengka yang bersampingan dengan pendopo dan kantor DPR Majalengka.
Diperkirakan Masjid Agung Al-Imam ini dibangun sekira tahun 1860-an, lebih tepatnya pada masa kepemimpinan Bupati Majalengka yang kedua, yaitu Raden Aria Adipati Kertadiningrat. Dibangunnya masjid ini bersamaan dengan pembangunan pendopo dan alun-alun Majalengka.
Pada zaman kolonial Belanda, masjid ini merupakan tanah wakaf Imam Hakim Majalengka Kiai Imam Syafari. Bentuk pertama masjid ini awalnya berbentuk sedeharna seperti panggung dan di bawahnya terdapat kolam kecil.
Baca Juga: Penyaluran Program Beasiswa Takmir Masjid Baiturrahman Petet Potorono bersama Mahasiswa KKN UAD
Masjid Agung Al-Imam merupakan tempat yang sangat digemari oleh masyarakat Majalengka mulai dari berbagai daerah Majalengka. Mengapa demikian? karena masjid Agung Al-Imam ini berada di tengah-tengah pusat kota Majalengka bersampingan dengan alun-alun kota Majalengka.
Tempat yang luas, indah, bersih, dan dikelilingi pusat kota yang nampak jelas sekali view-nya ketika berada di lantai atas masjid Agung Al-Imam ini. Masjid Agung Al-Imam yang secara simbolis merupakan tempat manusia yang selalu aman dan damai untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Tepat depan masjid Agung Al-Imam ini terdapat alun-alun Majalengka yang menjadi pusat perhatian warga Majalengka untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, dan teman. Alun-alun Majalengka memiliki banyak tempat untuk kita bermain seperti nongkrong yang nyaman.
Karena tepat di dekat masjid Agung Al-Imam ini ada rumput sintetis yang nyaman sekali untuk dipakai duduk sambil menikmati keindahan Masjid Agung Al-Imam, tak heran jika anda semua membawa anak-anak di sini akan betah berekreasi dan bermain di alun-alun Majalengka.
Baca Juga: Menumbuhkan Jiwa-Jiwa Toleransi dan Kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia
Untuk tempat jajannya sendiri sangat banyak di alun alun Majalengka seperti pedagang kaki lima, lalu ada tempat jajan yang sangat banyak sekali, pilihan makanan maupun minuman sangat beragam sekali yang ditawarkan oleh pedagang kaki lima.
Mulai dari makanan berat hingga snack, jus, es cendol, es serut, es jeruk, kopi, dan masih banyak lagi. Harga pun relative murah dari harga Rp2.000-Rp10.000 tergantung pedagang kaki lima tersebut. Perubahan bangunan masjid dari bentuk panggung baru dilakukan pada tahun 1900-an ketika Kabupaten Majalengka dipimpin oleh Bupati Raden Mas Salam Salmon.
Perbaikan dan penambahan fasilitas terus selalu dilakukan pada masjid Agung Al-Imam, seperti pada tahun 1967 pada masa Bupati Kolonel Raden Anwar Sutisna.
Selain dilakukan perbaikan pada bagian gedung, pada bangunan masjid pun diperluas agar bisa menampung jamaah yang jauh lebih banyak, pembenahan terus dilakukan hingga tahun 1990, yaitu dengan mengubah bentuk atapnya menjadi bentuk kubah.
Renovasi yang menelan anggaran miliaran rupiah tersebut membuat wujud dari masjid Agung Al-Imam ini menjadi sebuah kebanggaan warga Majalengka itu sendiri karena terlihat lebih mewah dan megah seperti yang terlihat sekarang ini.
Penulis: Arrafasya Putra Kurniadi
Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Editor: Ika Ayuni Lestari