Generasi Alpha atau lebih dikenal sebagai Gen Alpha merupakan generasi yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, mereka tumbuh di era digital yang sangat terhubung dengan teknologi. Kehadiran media sosial seperti TikTok, Instagram dan YouTube telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tidak hanya sebagai sarana hiburan, platform-platform ini juga membentuk cara mereka berkomunikasi, terutama dalam penggunaan bahasa. Salah satu fenomena yang paling mencolok adalah kemunculan bahasa gaul sebagai ciri khas komunikasi generasi ini.
Media sosial memainkan peran besar dalam perkembangan bahasa gaul yang unik dan khas di kalangan Gen Alpha. Bahasa ini tidak hanya mencerminkan kreativitas, tetapi juga dinamika sosial serta identitas budaya yang terus berkembang di dunia digital.
TikTok dengan format video pendeknya, memungkinkan istilah-istilah dan frasa baru menyebar dengan cepat. Contohnya adalah tren seperti “skibidi”, “sigma”, dan “rizzler/rizz” yang sangat populer di kalangan anak muda, menciptakan bahasa yang khas dan eksklusif.
Hal serupa juga terjadi di Instagram, di mana fitur seperti Reels dan Stories memberikan ruang bagi pengguna untuk berbagi dan mengadopsi bahasa gaul dalam bentuk teks maupun visual.
Berikut adalah beberapa contoh bahasa gaul ala Gen Alpha
Sigma
Mengacu pada seorang yang dominan, mandiri, keren dan populer. Istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan seorang pemimpin yang kuat dan tidak bergantung pada orang lain.
Gyatt
Berasal dari kata “Goddam”, kata ini biasanya digunakan saat melihat seseorang yang menarik secara fisik. Selain itu, Gyatt juga digunakan untuk mengekspresikan berbagai macam emosi seperti kegembiraan, persetujuan, atau ketidakpercayaan
Rizz
Istilah ini menggambarkan seseorang yang memiliki daya tarik untuk menarik orang lain. Kata ini juga bisa digunakan untuk seseorang yang merayu atau menggoda.
Skibidi
Umumnya digunakan untuk memulai percakapan, khususnya percakapan yang berisi hal-hal yang kurang sopan atau buruk.
Baca Juga: Bahasa Slang: Pro dan Kontra Pendidikan Bahasa Indonesia
Meskipun bahasa gaul memberikan cara baru bagi Gen Alpha untuk berkomunikasi, penting untuk memastikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia tetap kuat. Ada kekhawatiran bahwa penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu, jika tidak dikendalikan, hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas penguasaan bahasa Indonesia termasuk dalam konteks formal.
Bahasa gaul yang berkembang di media sosial mencerminkan kreativitas dan keberagaman, namun penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan agar bahasa Indonesia tetap relevan dan kuat.
Oleh karena itu, upaya kolaboratif dari sektor pendidikan dan media diperlukan untuk memastikan generasi muda memiliki keterampilan yang memadai dalam berbahasa Indonesia secara formal, tanpa mengurangi ruang untuk kreativitas bahasa gaul. Dalam menghadapi tantangan ini, pelestarian bahasa Indonesia harus menjadi prioritas.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan mendorong penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai forum, seminar, dan kegiatan budaya termasuk di platform digital.
Upaya menjaga keberlanjutan bahasa Indonesia di tengah pesatnya perkembangan bahasa gaul menjadi tugas bersama. Dengan pendekatan yang seimbang, bahasa Indonesia dapat terus berkembang dan tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya nasional, bahkan di era digital yang penuh tantangan.
Penulis: Lia Amalia
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News