Pertandingan final UEFA Nations League 2025 menghadirkan duel klasik bertabur bintang antara dua kekuatan Eropa, Spanyol dan Portugal.
Laga yang digelar di Stadion San Siro, Milan, Senin (7/7/2025) dini hari WIB ini berakhir dramatis dengan kemenangan Spanyol 2-1 atas Portugal berkat gol penentu dari Mikel Oyarzabal pada menit ke-87.
Hasil ini sekaligus membawa Spanyol merebut gelar UEFA Nations League kedua mereka secara beruntun setelah sebelumnya juara pada edisi 2023.
Baca juga:Â Peranan Faktor-Faktor Sosial dalam Rivalitas Dunia Sepakbola
Selain adu strategi dua pelatih, sorotan juga tertuju pada pertarungan antar generasi dalam laga ini.
Nama Cristiano Ronaldo yang kini berusia 40 tahun masih menjadi andalan Portugal, sementara Spanyol menurunkan bintang muda berusia 17 tahun, Lamine Yamal.
Ronaldo, sang legenda yang tidak pernah absen mencetak sejarah bersama Portugal, kini diuji oleh kecepatan, teknik, dan kreativitas generasi baru seperti Yamal yang tampil penuh percaya diri di panggung final.
Pertarungan panas ini bukan sekadar perebutan trofi antar negara, melainkan simbol perubahan zaman di sepak bola Eropa.
Cristiano Ronaldo yang telah menorehkan ratusan gol dan berbagai gelar individu maupun tim, kini menatap kenyataan bahwa sepak bola terus bergerak maju.
Ia tetap menampilkan determinasi dan dedikasi khasnya sepanjang laga meskipun terlihat kalah cepat dari beberapa pemain muda Spanyol.
Bahkan beberapa kali, ekspresi frustasi terlihat ketika Portugal gagal menembus pertahanan Spanyol yang digalang Laporte dan Pau Cu Barsi.
Di sisi lain, Lamine Yamal tampil bak anak muda tanpa beban.
Dengan dribble cepat dan visi bermain tajam, ia menjadi motor serangan Spanyol bersama Pedri dan Nico Williams.
Yamal beberapa kali menantang Ruben Dias dalam duel satu lawan satu dan menciptakan peluang berbahaya di babak pertama.
Meski tidak mencetak gol di laga final ini, kehadirannya memberi warna baru bagi La Roja, seakan menegaskan bahwa generasi emas baru Spanyol sudah lahir dan siap mengguncang Eropa.
Baca juga:Â Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Bermain Sepak Bola
Bagi Portugal, kekalahan ini tentu menjadi tamparan keras sekaligus momentum refleksi.
Sampai kapan mereka akan terus bertumpu pada Cristiano Ronaldo? Di usianya yang menginjak kepala empat, fisik Ronaldo sudah tidak secepat dulu meski finishing dan determinasi tetap berada di level elite.
Fernando Santos, atau siapapun pelatih Portugal berikutnya, dituntut untuk segera menyiapkan generasi penerus agar transisi tidak menimbulkan kekosongan prestasi di masa depan.
Sebaliknya, bagi Spanyol, kemenangan ini adalah penegasan dominasi mereka di Eropa dalam dua tahun terakhir.
Selepas kegagalan di Piala Dunia 2022, Spanyol terus berbenah dengan regenerasi agresif, mengorbitkan banyak talenta muda seperti Yamal, Cubarsi, dan Gavi.
Hasilnya pun terlihat nyata: sepak bola menyerang ala tiki-taka dikombinasikan dengan kecepatan dan skill individu generasi muda mereka sukses menaklukkan siapa pun yang menghadang.
Final Nations League 2025 membuktikan satu hal: sepak bola bukan hanya tentang strategi dan gol, tetapi tentang waktu dan perubahan.
Ada legenda yang bertahan menantang usia, dan ada bintang muda yang lahir menantang sejarah.
Baca juga:Â Framing Media Massa Terhadap Kasus Cristiano Ronaldo
Namun pada akhirnya, lapangan hijau akan selalu menjadi arena pembuktian siapa yang pantas disebut legenda, dan siapa yang siap menjadi legenda berikutnya.
Penulis:Â Raditya Aorta Bimasena
Mahasiswa Farmasi, Universitas Islam Indonesia
Editor: Anita Said
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News