Industri pariwisata di Bangka Belitung telah menunjukkan perkembangan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Keindahan alam yang terdapat di Bangka Belitung, mulai dari pantai-pantai hingga kekayaan budaya lokal, menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun asing.
Sebagai salah satu sektor strategis yang mengandalkan pengembangan ekonomi daerah, industri pariwisata memerlukan tata kelola yang unggul, tidak hanya dari sisi pelayanan dan infrastruktur, tetapi juga dalam hal pengelolaan keuangan.
Akuntansi tidak hanya mendukung kelancaran suatu kegiatan atau proses bisnis di sektor pariwisata, tetapi juga berfungsi sebagai alat strategis untuk transparansi, efisiensi, dan pengambilan suatu keputusan yang tepat, baik oleh pelaku usaha maupun pemerintah daerah.
Baca juga:Â Kearifan Lokal: Pasar Terapung Muara Kuin sebagai Ikon Pariwisata Kota Banjarmasin
Akuntansi memberikan banyak peluang bagi pengembangan industri pariwisata di Bangka Belitung. Salah satu peluang utama adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan. Sistem akuntansi yang baik memungkinkan para pelaku usaha seperti hotel, restoran, dan agen perjalanan dapat mencatat dan mengelola arus kas lebih terstruktur, meminimalisir pemborosan, dan memaksimalkan keuntungan.
Laporan keuangan yang transparan dan akurat memungkinkan alokasi dana yang lebih tepat untuk pembangunan infrastruktur pariwisata, mempromosikan pariwisata, dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) lokal.
Selain itu, sistem akuntansi yang diterapkan dengan baik akan membantu mengoptimalkan pendapatan pajak dan retribusi daerah dari sektor pariwisata, sehingga menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah. Sama pentingnya, akuntansi ini juga sangat berperan dalam membangun kepercayaan investor.
Bagi para investor, sistem keuangan yang transparan akan menjadi suatu nilai tambah yang menarik untuk menanamkan modal di sektor pariwisata Bangka Belitung.
Terlepas dari peluang besar, penerapan akuntansi dalam sektor pariwisata di Bangka Belitung juga menghadapi berbagai tantangan. Tantangan pertama yaitu adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian khusus di bidang akuntansi, terutama di wilayah industri pariwisata yang baru dikembangkan.
Banyak pelaku usaha, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tidak memahami seberapa pentingnya akuntansi ataupun belum mampu menerapkan suatu kebijakan secara konsisten.
Perbedaan antara catatan dan laporan keuangan akan menyulitkan pemerintah atau pihak lain yang bersangkutan untuk melakukan penilaian dan analisis secara menyeluruh terhadap kondisi keuangan di sektor pariwisata. Tantangan lain muncul dari tingginya proporsi pelaku usaha informal di industri pariwisata.
Hingga saat ini masih terdapat banyak usaha kecil yang tidak memiliki laporan keuangan, sehingga proses pengawasan dan pengembangan usaha menjadi sulit. Terakhir, dengan adanya perubahan pendapatan yang diakibatkan oleh musim wisata yang tidak stabil juga menjadi tantangan bagi perencanaan dan pengelolaan keuangan yang membuat banyak usaha sulit untuk menjaga kestabilan operasional di luar musim liburan.
Dengan segala pesona dan keindahan alam yang di miliki Bangka Belitung memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi tujuan utama bagi wisatawan. Namun, untuk memperkuat sistem akuntansi di seluruh industri pariwisata merupakan suatu langkah yang sangat penting agar potensi tersebut dapat dioptimalkan secara berkelanjutan dan kemajuan industri pariwisata di Bangka Belitung.
Walaupun masih terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi dengan dukungan yang berasal dari pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan penerapan literasi dan akuntansi di Bangka Belitung, sehingga industri pariwisata dapat berkontribusi secara langsung untuk perkembangan daerah yang terdapat di Bangka Belitung.
Penulis: Zahra Nazhifa Salsabila
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News